Catatan Akhir Tahun (I)
MENYEMANGATI KEMBALI MUHAMMADIYAH SUMATERA BARAT
Oleh: Aya S Miza
(Anggota Majelis Tabligh PWM SUMBAR)
Patut kita sekali kita bersyukur,
bahwa nikmat Allah yang kita peroleh adalah bagian dari hasil perjuangan dapat
kita rasakan, dengan berbagai kelebihan dan kekuranganya. Semuanya kita peroleh
dengan melalui pengorbanan dan ketekunan
yang sambung bersambung, keterpaduan hati, tekad dan langkah, sangat banyak memberikan
kontribusi dari apa yang kita peroleh hari ini. Kita memiliki lebih banyak
kesempatan untuk bergerak lebih leluasa dan bertanggung jawab. Di daerah kita
Sumatera Barat kita merasakan keterbukaan dalam bentuk lain.
Persyarikatan Muhammadiyah di
Minangkabau harus bangkit, bersikap TAJDID dengan menampilkan
terobosan-terobosan baru kearah lebih berkembanganya Muhammadiyah di daerah
ini. Muhammadiyah harus terus berjuang untuk mencerdaskan bangsa dan
meningkatkan perkonomian umat. Untuk mencapai semuanya itu sangat diperlukan
pimpinan yang kompak, dengan memiliki wawasan luas dan roh agama yang dapat
dibanggakan. Cita-cita Muhammadiyah akan terujud melalui pimpinanya yang bisa bekerja
secara kolektif.
1.
Ukhuwah Modal Utamanya
Dimasa sekrang dan masa yang
akan datang, suatu kerja berat adalah mempertebal Ukhuwah Islamiyah, terutama
dikalangan keluarga Muhammadiyah, dan antara warga Muhammadiyah dengan kalangan
lain. Sekarang sangat terasa di kalangan warga persyarikatan, masalah Ukhuwah
Islamiyah agak menipis, sementara kerja yang diemban oleh persyarikatan semakin
besar.
Peran Muhammadiyah dengan
tokohnya yang terdiri dari berbagai unsur dapat bersama menggembangakan
Muhammadiyah dan menjawab persoalan yang ada di Masyarakat (Muhammadiyah).
Kekayaan Muhammadiyah dari
segi sumber daya manusia dan benda adalah kelebihan organisasi ini, termasuk
menggalang potensi di luar Muhammadiyah. Lebih penting adalah kekerabatan
mendalam yang menjadi kekuatan besar para tokoh besar tersebut. Muhammadiyah masa
mendatang amat memerlukan kekompakan sesame cendekiawan dan pemimpin umat.
Peranan Ulama Minangkabau
sejak dulu adalah membawa umat, melalui informasi dan aktifiti, kepada keadaan
yang lebih baik, kokoh dengan prinsip, qana’ah dan istiqamah.berkualitas dengan
Iman dan Hikmah. Berilmu dan matang dengan visi dan misi. Amar ma’ruf nahi mungkar dengan
teguh dan professional. Research oriented dengan berteraskan iman dan
bertelekan tongkat ilmu pengetahuan.
Masa depan umat amatlah ditentukan oleh umat yang memiliki kekuatan
budaya dominan. Sungguh suatu kecemasan ada didepan kita, bahwa sebagian
genereasi yang bangkit kurang menyadari tempat berpijak. Dalam hubungan ini
diperlukan penyatuan gerak langkah. Pembentukan generasi pembaharu (inovator),
tidak boleh diabaikan agar tidak terlahir generasi konsumtif (pengguna) yang
akan menjadi benalu bagi bangsa dan negara. Kelemahan mendasar ditemui pada
melemahnya jati diri karena kurangnya komitmen kepada nilai-nilai luhur agama yang menjadi anutan
bangsa. Kelemahan ini dipertajam oleh indakan isolasi diri dan kurang menguasai
politik, ekonomi, sosial budaya, lemahnya minat menuntut ilmu, yang menutup
peluang untuk berperan serta dalam
kesejagatan.
Pemantapan tamaddun, agama dan adat budaya di dalam tatanan kehidupan
menjadi landasan dasar pengkaderan regenerasi. Dengan memantapkan kearifan dan
keyakinan bahwa apa yang ada sekarang akan menjadi milik generasi mendatang. Konsekoensinya,
kita memikul beban kewajiban memelihara dan menjaga warisan kepada generasi
pengganti, secara lebih baik dan lebih sempurna agar supaya dapat berlangsung
proses timbang terima kepemimpinan secara estafet alamiah, antara pemimpin yang
yang akan pergi dan yang akan menyambung, dalam suatu proses patah tumbuh
hilang berganti. Kesudahan yang dapat mencetuskan api adalah batu api juga.
Muhammadiyah pasti kuat, kalau seluruh keluarga besarnya benar-benar
bersatu dalam satu barisan. Sekaligus warga persyarikatan ini harus berani
menegakan kaidah yang sudah ada dalam organisasi ini.
Muhammadiyah adalah organisasi besar dengan anggota yang jumlahnya cukup
banyak. Amal usaha yang diperbuatnya meliputi berbagai bidang, bahkan asset
Muhammadiyah di Sumatera Barat terbilang sangat besar. Bila dirupiahkan bisa
memiliki angka triliunan. Sangat wajar, apabila yang akan memimpin Muhammadiyah
Sumatera Barat, semestinya diprioritaskan tenaga-tenaga berbobot yang mempunyai
waktu mengurus organisasi ini. Muhammadiyah masa mendatang memerlukan pemimpin
yang benar-benar ada waktu untuk mengelola organisasi agama, sosial, dan
pendidikan ini.
2. Manfaatkan Seluruh Potensi di lingkungan Muhammadiyah
Di abad-abad mendatang, Sumatera Barat harus menjadi tempat
berkembangnya industri menengah, kalau kita membaca gambaran berkembangnya
usaha-usaha perkebunan besar tadi. Dengan sendirinya, diperlukan tenaga kerja
yang terampil, dan ahli dalam “mangakok“ kerja-kerja itu. Untuk itu diperlukan sumber daya manusia yang mampu
mempertemukan antara otak dan otot. Konsekoensi dari keadaan ini, penyediaan
sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi Persyarikatan
Muhammadiyah ini, yang mmeiliki jumlah anggota dan simpatisan yang besar, hampir
dua pertiga dari penduduk Sumatera Barat.
Muhammadiyah sebagai
organisasi sosial sejak awal berdirinya telah mampu menampilkan pembaharuan
yang dilakukan organisasi terutama yang bertalian dengan aspek dagang. Masalahnya,
apakah Muhammadiyah tetap efesien menjawab tuntutan konsumenya yaitu umat
Islam? Dalam situasi bagaimanapun mekanisme ekonomi harus berjalan, karena
Muhammadiyah punya aset yang sangat banyak. Kuncinya adalah kecintaan,
pengorbanan dan pengabdian tulus tehadap organisasi yang mesti selalu hidup
dikalangan anggota. Kehilangan ruh jihadik ini akan berakibat organisasi akan
lumpuh sebagai ungkapan “hidup segan mati enggan”. Konsekoensinya produk yang
dihasilkan Muhammadiyah harus masuk dalam daftar konsumsi anggotanya.
Kita mengetahui bahwa di
Sumatera Barat sudah sangat banyak cendekiawan yang bernaung di bawah bendera
Muhammadiyah. Mereka mengabdi di berbagai instansi pemerintahan dan swasata. Umumnya
mereka adalah kalangan berpengaruh dan penentu kebijakan instansinya
masing-masing.
Kalaulah pengurus benar-benar
ingin mengibarkan bendera Muhammadiyah di Sumatera Barat. Tidak ada pilihan
lain, selain memanfaatkan seluruh potensi sumber daya mansusia yang sudah
dibina oleh muhammadiyah sejak dulunya.
Hanya dengan
memanfaatkan seluruh potensi yang ada,
maka kita percaya organisasi
Muhammadiyah di daerah ini akan lebih berkembang dengan baik. Sebaliknya. Kalau
pengurus membentuk suatu kelompok masing-masing yang hanya mementingkan
usahanya saja, ada harapan di masa-masa mendatang akan merosot perkembanganya. Sebab,
pengurus sudah membuang manusia-manusia cerdas dalam persyarikatan.
Sangat wajar, berbagai
ketinggalan Muhammadiyah dicarikan pemecahanya melalui musyawarah pimpinan yang
kompak, bersatu memajukan organisasi dan menjauhi tatacara tidak terpuji,
dengan istilah “memanjat batang pinang”. Siapa di atas diusahakan turun
sehingga gagal dalam mencapai tujuan organisasi. Muhammadiyah Sumatera Barat
mempunyai kader-kader tangguh dalam berbagai keahlian. Memimpin Muhammadiyah
jelas tidak begitu mudah memilih orangnya. Meski cukup banyak yang bersedia
memimpin Muhammadiyah Sumatera Barat.
Harapan masyarakat masih
tetap besar pada Muhammadiyah Sumatera Barat. Maka kepercayaan sudah diberikan
kepada pengurus hendaknya dipegang sebagai amanat umat. Dan amanah umat
tersebut jangan disalahgunakan untuk kepentingan pribadi atau perorangan. Siapa
saja yang memanfaatkan organisasi untuk kepentingan pribadi, pastilah akan
dihukum oleh pribadinya sendiri. (H. Mas’oed
Abidin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar