Sabtu, 04 November 2017

MENYEMANGATI KEMBALI MUHAMMADIYAH SUMATERA BARAT



 Catatan Akhir Tahun (I)
MENYEMANGATI KEMBALI MUHAMMADIYAH SUMATERA BARAT
Oleh: Aya S Miza
(Anggota Majelis Tabligh PWM SUMBAR) 



Patut kita sekali kita bersyukur, bahwa nikmat Allah yang kita peroleh adalah bagian dari hasil perjuangan dapat kita rasakan, dengan berbagai kelebihan dan kekuranganya. Semuanya kita peroleh dengan melalui pengorbanan dan  ketekunan yang sambung bersambung, keterpaduan hati, tekad dan langkah, sangat banyak memberikan kontribusi dari apa yang kita peroleh hari ini. Kita memiliki lebih banyak kesempatan untuk bergerak lebih leluasa dan bertanggung jawab. Di daerah kita Sumatera Barat kita merasakan keterbukaan dalam bentuk lain.

Persyarikatan Muhammadiyah di Minangkabau harus bangkit, bersikap TAJDID dengan menampilkan terobosan-terobosan baru kearah lebih berkembanganya Muhammadiyah di daerah ini. Muhammadiyah harus terus berjuang untuk mencerdaskan bangsa dan meningkatkan perkonomian umat. Untuk mencapai semuanya itu sangat diperlukan pimpinan yang kompak, dengan memiliki wawasan luas dan roh agama yang dapat dibanggakan. Cita-cita Muhammadiyah akan terujud melalui pimpinanya yang bisa bekerja secara kolektif.

1.      Ukhuwah Modal Utamanya

Dimasa sekrang dan masa yang akan datang, suatu kerja berat adalah mempertebal Ukhuwah Islamiyah, terutama dikalangan keluarga Muhammadiyah, dan antara warga Muhammadiyah dengan kalangan lain. Sekarang sangat terasa di kalangan warga persyarikatan, masalah Ukhuwah Islamiyah agak menipis, sementara kerja yang diemban oleh persyarikatan semakin besar.

Peran Muhammadiyah dengan tokohnya yang terdiri dari berbagai unsur dapat bersama menggembangakan Muhammadiyah dan menjawab persoalan yang ada di Masyarakat (Muhammadiyah).

Kekayaan Muhammadiyah dari segi sumber daya manusia dan benda adalah kelebihan organisasi ini, termasuk menggalang potensi di luar Muhammadiyah. Lebih penting adalah kekerabatan mendalam yang menjadi kekuatan besar para tokoh besar tersebut. Muhammadiyah masa mendatang amat memerlukan kekompakan sesame cendekiawan dan pemimpin umat.

Peranan Ulama Minangkabau sejak dulu adalah membawa umat, melalui informasi dan aktifiti, kepada keadaan yang lebih baik, kokoh dengan prinsip, qana’ah dan istiqamah.berkualitas dengan Iman dan Hikmah. Berilmu dan matang dengan visi dan misi. Amar ma’ruf nahi mungkar dengan teguh dan professional. Research oriented dengan berteraskan iman dan bertelekan tongkat ilmu pengetahuan.

Masa depan umat amatlah ditentukan oleh umat yang memiliki kekuatan budaya dominan. Sungguh suatu kecemasan ada didepan kita, bahwa sebagian genereasi yang bangkit kurang menyadari tempat berpijak. Dalam hubungan ini diperlukan penyatuan gerak langkah. Pembentukan generasi pembaharu (inovator), tidak boleh diabaikan agar tidak terlahir generasi konsumtif (pengguna) yang akan menjadi benalu bagi bangsa dan negara. Kelemahan mendasar ditemui pada melemahnya jati diri karena kurangnya komitmen kepada  nilai-nilai luhur agama yang menjadi anutan bangsa. Kelemahan ini dipertajam oleh indakan isolasi diri dan kurang menguasai politik, ekonomi, sosial budaya, lemahnya minat menuntut ilmu, yang menutup peluang  untuk berperan serta dalam kesejagatan.

Pemantapan tamaddun, agama dan adat budaya di dalam tatanan kehidupan menjadi landasan dasar pengkaderan regenerasi. Dengan memantapkan kearifan dan keyakinan bahwa apa yang ada sekarang akan menjadi milik generasi mendatang. Konsekoensinya, kita memikul beban kewajiban memelihara dan menjaga warisan kepada generasi pengganti, secara lebih baik dan lebih sempurna agar supaya dapat berlangsung proses timbang terima kepemimpinan secara estafet alamiah, antara pemimpin yang yang akan pergi dan yang akan menyambung, dalam suatu proses patah tumbuh hilang berganti. Kesudahan yang dapat mencetuskan api adalah batu api juga.

Muhammadiyah pasti kuat, kalau seluruh keluarga besarnya benar-benar bersatu dalam satu barisan. Sekaligus warga persyarikatan ini harus berani menegakan kaidah yang sudah ada dalam organisasi ini.

Muhammadiyah adalah organisasi besar dengan anggota yang jumlahnya cukup banyak. Amal usaha yang diperbuatnya meliputi berbagai bidang, bahkan asset Muhammadiyah di Sumatera Barat terbilang sangat besar. Bila dirupiahkan bisa memiliki angka triliunan. Sangat wajar, apabila yang akan memimpin Muhammadiyah Sumatera Barat, semestinya diprioritaskan tenaga-tenaga berbobot yang mempunyai waktu mengurus organisasi ini. Muhammadiyah masa mendatang memerlukan pemimpin yang benar-benar ada waktu untuk mengelola organisasi agama, sosial, dan pendidikan ini.

2.      Manfaatkan Seluruh Potensi di lingkungan Muhammadiyah

Di abad-abad mendatang, Sumatera Barat harus menjadi tempat berkembangnya industri menengah, kalau kita membaca gambaran berkembangnya usaha-usaha perkebunan besar tadi. Dengan sendirinya, diperlukan tenaga kerja yang terampil, dan ahli dalam “mangakok“ kerja-kerja itu. Untuk itu diperlukan sumber daya manusia yang mampu mempertemukan antara otak dan otot. Konsekoensi dari keadaan ini, penyediaan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi Persyarikatan Muhammadiyah ini, yang mmeiliki jumlah anggota dan simpatisan yang besar, hampir dua pertiga dari penduduk Sumatera Barat.

Muhammadiyah sebagai organisasi sosial sejak awal berdirinya telah mampu menampilkan pembaharuan yang dilakukan organisasi terutama yang bertalian dengan aspek dagang. Masalahnya, apakah Muhammadiyah tetap efesien menjawab tuntutan konsumenya yaitu umat Islam? Dalam situasi bagaimanapun mekanisme ekonomi harus berjalan, karena Muhammadiyah punya aset yang sangat banyak. Kuncinya adalah kecintaan, pengorbanan dan pengabdian tulus tehadap organisasi yang mesti selalu hidup dikalangan anggota. Kehilangan ruh jihadik ini akan berakibat organisasi akan lumpuh sebagai ungkapan “hidup segan mati enggan”. Konsekoensinya produk yang dihasilkan Muhammadiyah harus masuk dalam daftar konsumsi anggotanya.

Kita mengetahui bahwa di Sumatera Barat sudah sangat banyak cendekiawan yang bernaung di bawah bendera Muhammadiyah. Mereka mengabdi di berbagai instansi pemerintahan dan swasata. Umumnya mereka adalah kalangan berpengaruh dan penentu kebijakan instansinya masing-masing.

Kalaulah pengurus benar-benar ingin mengibarkan bendera Muhammadiyah di Sumatera Barat. Tidak ada pilihan lain, selain memanfaatkan seluruh potensi sumber daya mansusia yang sudah dibina oleh muhammadiyah sejak dulunya.

Hanya dengan memanfaatkan  seluruh potensi yang ada, maka kita  percaya organisasi Muhammadiyah di daerah ini akan lebih berkembang dengan baik. Sebaliknya. Kalau pengurus membentuk suatu kelompok masing-masing yang hanya mementingkan usahanya saja, ada harapan di masa-masa mendatang akan merosot perkembanganya. Sebab, pengurus sudah membuang manusia-manusia cerdas dalam persyarikatan.

Sangat wajar, berbagai ketinggalan Muhammadiyah dicarikan pemecahanya melalui musyawarah pimpinan yang kompak, bersatu memajukan organisasi dan menjauhi tatacara tidak terpuji, dengan istilah “memanjat batang pinang”. Siapa di atas diusahakan turun sehingga gagal dalam mencapai tujuan organisasi. Muhammadiyah Sumatera Barat mempunyai kader-kader tangguh dalam berbagai keahlian. Memimpin Muhammadiyah jelas tidak begitu mudah memilih orangnya. Meski cukup banyak yang bersedia memimpin Muhammadiyah Sumatera Barat.

Harapan masyarakat masih tetap besar pada Muhammadiyah Sumatera Barat. Maka kepercayaan sudah diberikan kepada pengurus hendaknya dipegang sebagai amanat umat. Dan amanah umat tersebut jangan disalahgunakan untuk kepentingan pribadi atau perorangan. Siapa saja yang memanfaatkan organisasi untuk kepentingan pribadi, pastilah akan dihukum oleh pribadinya sendiri.  (H. Mas’oed Abidin)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar