Rabu, 29 November 2017

MEMIMPIKAN MAJELIS TARJIH DAN TAJDID YANG BERKEMAJUAN

MEMIMPIKAN MAJELIS TARJIH DAN TAJDID YANG BERKEMAJUAN
Oleh: Aya S Miza
(Anggota Majelis Tarjih dan Tajdid PDM Kota Padang)



“Ada tiga majelis yang tidak boleh terpisah di Persyarikatan, yaitu; Majelis Tarjih dan Tajdid, Majelis Tabligh, dan Majelis Kader” (Muchlash Abrar)

Banyak harapan yang digantungkan kepada Majelis Tarjih dan Tajdid (MTT) sebagai motor utama penggerak persyarikatan. MTT merupakan salah majelis tertua yang usianya sudah hampir 100 tahun. MTT merupakan tempat berkumpulnya Ulama Muhammadiyah dalam suatu Majelis untuk melakukan Ijtihad Kontemporer. MTT dianggap sebagai “Roh”nya persyarikatan. Ia bagaikan sebuah “ processor “ pada sebuah komputer, yang bertugas mengolah data yang masuk sebelum dikeluarkan lagi pada monitor.

Karena itu maju atau mundurnya suatu persyarikatan sangat ditentukan oleh majelis ini. MTT merupakan rujukan bagi Pimpinan dan bagi warga persyarikatan. Akan tetapi saat ini keberadaan MTT ini sangat kurang dirasakan manfaatnya. Boleh dikatakan tugas MTT sekarang ini hanyalah menentukan masuk-keluarnya bulan Ramadhan dengan ilmu hisab dan falaq, pembuatan kalender dan imsakiyah ramadhan, mengikuti Rakerpim, Rakernas, dan Munas Tarjih.

Padahal sekarang ini warga Muhammadiyah sudah banyak terinfiltrasi oleh faham-faham lain, seperti:  Salafiy, NU, HTI, MMI, FPI, JIL, ISIS , dll. Bahkan sering kali warga Muhammadiyah lebih suka merujuk kepada fatwa Ulama di luar Muhammadiyah..

Pernah dikatakan bahwa Muhammadiyah sekarang ini sudah menjadi organisasi Paguyuban dan Kemanusiaan. Muhammadiyah sudah mulai meninggalkan ciri khasnya, yaitu sebagai Organisasi Gerakan Islam Dakwah Amar Ma’ruf Nahi Mungkar dan Tajdid.

Apabila keadaan ini tidak mendapat pemikiran dan penanganan serius maka pada saatnya akan menjadi ancaman bagi warga dan persyarikatan pada umumnya. Sampai saat ini Majelis Tarjih dan Tajdid PP telah banyak menerbitkan buku-buku pedoman dan juga jurnal-jurnal ilmiyah. Namun sangat disayangkan produk-produk tersebut banyak yang tidak sampai kepada kita di daerah-daerah apalagi masyarakat luas. (ASM)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar