Bagi siapa yang pernah membaca novel rancak di labuh, mungkin itulah yang tepat disematkan pada kita pada hari ini. Di luar terlihat hebat tapi di dalam “centang parenang”. Untuk memperbai kondisi ini kita harus membuat startegi terbaik untuk dapat menghasilkan hasil yang optimal. diantara caranya adalah mengembalikan umat kepada ilmu dan Ulama .
Saya mohon maaf, saya termasuk yang tidak gembira dengan acara-acara tabligh akbar yang membuthkan dana yang sangat besar. Dalam keputusan mudzakarah MUI SUMBAR di Padang Panjang menghasilkan keputusan bahwa ulama harus balik basurau lagi.
Berhentilah jadi ulama raun-raun. Duduklah bersama umat. Perumpamaan memperbaiki kondisi umat Islam sekarang ini adalah seperti memasak dengan kayu bakar. Harus senantiasa ditunggui tidak sama dengan memasak dengan rice coker.. Inilah yang dicontohkan oleh dakwah Rasullah SAW. Beliau SAW tidaklah keluar dari kota Madinah kecuali hanya karena dua hal; jihad fisabillah dan beribadah haji dan umrah ke kota Makkah.
Oleh karena itulah marilah kita kembali kepada Ulama kita. Karena merekalah yang paling mengetahui masalah kita. Bagaimana kita bisa membereskan masalah umat apabila Ulama tidak lagi dihargai. Seriuskah pemerintah dengan masalah ini. Saya melihat ini hanya main2.
wahai kaum muslimin cukuplah kita bersandiwara. Masalah kita semkin lama semakin berat. Belum lagi sikap sebagian pejabat yang kerapkali meninggalkan ulama yang tidak disukainya. Ini bukanlah ciri orang minang. Orang minang dari dulu bersikap terbuka dan siap menerima kritikan dan masukan dari siapapun.
Istiqamah adalah pakain ulama semenjak dahulu. Pernah ditanyakan “kenapa orang minang akhir-akhir ini sulit muncul ke tingkat nasional?”. Saya jawab “sulit urang minang untuk muncul sekarang ini karna orang minang hanya akan muncul di tengah-tengah masyarakat yang menghargai kejujuran”.
Apabila keadaan seperti ini terus berlangsung maka akan sangat mengerikan kedepanya. Wahai kaum Muslimin keadaan kita sekarang ini tidak baik-baik saja. Baru-baru ini ada sekelompok kaum LGBT yang terang2an meminta izin untuk membuat acara pesta di tempat kita ini. Terlepas acara tersebut diizinkan atau tidak tapi itu sudah cukup untuk menampar wajah kita semua. Apakah hal ini tidak juga menyentak akal dan fikiran kita ? Fa’tabiru Ya Ulil Abshar (ASM)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar