REKAYASA KEPEMIMPINAN
Oleh: Aya S Miza
Rekayasa Pimpinan yang digelar oleh Pimpinan “Papan Atas”
yaitu Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah telah terbukti berhasil menciptakan
dinamisasi dalam perkaderanya. Akan tetapi, kepemimpinan “Papan Bawah” yaitu
cabang dan ranting masih “setia” dengan banyak permasalahanya sendiri. Rupa-rupanya
ide global yang dicetuskan oleh pimpinan “Papan Atas” belum begitu meresap
kepada Pimpinan “Papan Bawah”, Tanya kenapa?
Kepemimpinan “Papan Bawah” yang mampu dijaring, sebagian besar
belum pernah dikader secara intens (sungguh-sungguh). Sehingga, ada di antara
mereka yang masih awam dengan pikiran-pikiran Muhammadiyah yang bercorak
pembaruan. Mereka berMuhammadiyah karena tidak mengamalkan Qunut dan tidak membaca
Ushali sebelum shalat.
Oleh karena itu kepemimpinan “Papan Bawah” perlu diperkuat
dengan "darah segar" yang memiliki wawasan luas, muda, energik, dan kreatif. Karena realisasi
program Muhammadiyah sampai ke tingkat akar rumput sangat ditentukan oleh kualitas kepemimpinan
di ranting dan cabang. Kaderisasi kepemimpinan “Papan Bawah” ini nyaris
dilupakan. Mereka yang duduk di ranting terkesan asal tunjuk saja karena sudah tidak punya pilihan yang lain.
Tetapi pada sisi lain, Muhammadiyah sebenarnya tidak
kekurangan kader. Karena hampir setiap tahun Muhammadiyah banyak melakukan
pengkaderan melalui ortomnya. Maj.
Kader agaknya perlu mengkaji ulang fenomena ini. yang ironis. Kader-kader yang telah di kader
di Pemuda, NA, IMM, IPM pada saat dibutuhkan malah melakukan “Pengangguran“. Oleh karena
itu relevansi perkaderan perlu di tegaskan kembali, agar tidak terjadi gejala
seperti ini. Wallahul Musta’an.
Padang, 29
November 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar