Selasa, 28 November 2017

REKAYASA KEPEMIMPINAN



REKAYASA KEPEMIMPINAN
Oleh: Aya S Miza  



Rekayasa Pimpinan yang digelar oleh Pimpinan “Papan Atas” yaitu Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah telah terbukti berhasil menciptakan dinamisasi dalam perkaderanya. Akan tetapi, kepemimpinan “Papan Bawah” yaitu cabang dan ranting masih “setia” dengan banyak permasalahanya sendiri. Rupa-rupanya ide global yang dicetuskan oleh pimpinan “Papan Atas” belum begitu meresap kepada Pimpinan “Papan Bawah”, Tanya kenapa?

Kepemimpinan “Papan Bawah” yang mampu dijaring, sebagian besar belum pernah dikader secara intens (sungguh-sungguh). Sehingga, ada di antara mereka yang masih awam dengan pikiran-pikiran Muhammadiyah yang bercorak pembaruan. Mereka berMuhammadiyah karena tidak mengamalkan Qunut dan tidak membaca Ushali sebelum shalat.

Oleh karena itu kepemimpinan “Papan Bawah” perlu diperkuat dengan "darah segar" yang memiliki wawasan luas, muda, energik, dan kreatif. Karena realisasi program Muhammadiyah sampai ke tingkat akar rumput sangat ditentukan oleh kualitas kepemimpinan di ranting dan cabang. Kaderisasi kepemimpinan “Papan Bawah” ini nyaris dilupakan. Mereka yang duduk di ranting terkesan asal tunjuk saja karena sudah tidak punya pilihan yang lain.

Tetapi pada sisi lain, Muhammadiyah sebenarnya tidak kekurangan kader. Karena hampir setiap tahun Muhammadiyah banyak melakukan pengkaderan melalui ortomnya. Maj. Kader agaknya perlu mengkaji ulang fenomena ini. yang ironis. Kader-kader yang telah di kader di Pemuda, NA, IMM, IPM pada saat dibutuhkan malah melakukan “Pengangguran“. Oleh karena itu relevansi perkaderan perlu di tegaskan kembali, agar tidak terjadi gejala seperti ini. Wallahul Musta’an.

Padang, 29 November 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar