Jumat, 17 November 2017

105 TAHUN MUHAMMADIYAH: KUALITAS KADER PERSYARIKATAN



105 TAHUN MUHAMMADIYAH: KUALITAS KADER PERSYARIKATAN
Oleh: Aya S Miza
Anggota Majelis Tabligh PWM SUMBAR 



Pada suatu hari penulis pernah mendengar pernyataan dari salah seorang tokoh Muhammadiyah bahwa kader-kader kita yang ada sekarang ini adalah kader-kader kelas dua (second class). Mendengar hal itu penulis agak kaget dan terkejut. Sebab pernyataan tersebut sangat melemahkan semangat Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM). Tapi setelah penulis renungi secara mendalam bahwa apa yang dikatakanya sangat masuk akal. Karena sebagai Angkatan Muda Muhammadiyah penulis belum mempunyai prestasi apa-apa yang dapat dibanggakan.

Menurut hemat penulis, kader yang baik, yang termasuk first class itu adalah kader yang memiliki kelebihan-kelebihan yang menonjol. Misalnya memiliki iman yang kuat. Yang dengan imanya itu, dia tidak mudah tergoda oleh pangkat, jabatan, wanita, dan berbagai macam godaan lainya. Ia juga memiliki kepribadian dan mentalitas yang kuat, yang tidak mudah emosional. Tidak mudah terpengaruh oleh berita-berita yang beredar.  Dia akan langsung mengadakan tabayun dan tatsabut apabila ada hal-hal yang tidak jelas.

Seorang kader yang termasuk firs class, adalah seorang yang taat beribadah. Ia juga seorang yang memperhatikan shalat, puasa, dan zakat (kalau ia seorang yang mampu). Ia seorang yang sangat tawadhu’. Ia bukan seorang yang pendendam, bukan seorang yang diliputi kekhawatiran untuk tersaingi. Pendek kata ia memiliki akhlak yang mulia. Ia juga dekat dengan Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW.  

Kader yang termasuk first class itu adalah orang yang hidupnya sederhana, rela berkorban dan selalu siap melaksanakan tugas dalam keadaan apapun, seperti yang dicontohkan oleh KHA Dahlan.

Kader yang termasuk first class adalah dia yang memiliki pemahaman Islam yang luas, berpandangan luas, memiliki sikap keterbukaan dan kritis dalam menanggapi isu-isu aktual. Ia dapat mengambil kebenaran meskipun itu berasal dari orang yang tidak disukainya. Dia juga mampu melihat kebatilan meskipun kebatilan itu berasal dari teman-teman terdekatnya  bahkan apabila dilakukan oleh dirinya sendiri.

Kader yang termasuk first class itu adalah dia yang juga memiliki intelektualitas yang tinggi seperti KHA Dahlan, KH Mas Mansur, Iqbal, Agus Salim, Natsir, dan lain-lain yang memiliki pemikiran yang progressive dan jauh ke depan.

Menurut penulis apabila iman masih lemah, akhlak masih rendah, ilmu masih belum seberapa, pidato tidak bagus, intelektualitas masih kurang, maka kalau diberi rangking maka penulislah rangking paling akhir.  Semoga kita lebih giat lagi belajar, bekerja, dan beramal shalih. Amin. (ASM)

Padang, 17 November 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar