Selasa, 11 Februari 2020

KERESAHAN BUYA ZAS (1981)


 KERESAHAN BUYA ZAS (1981)



Buya ZAS Pada Tahun 1981 Sewaktu Memberikan Pengajian Pada Angkatan Muda Muhammadiyah Sumatera Barat berkata:

Sebagai seorang ‘Ulama, apalagi sebagai seorang pedagang batik. Almarhum KH. Ahmad Dahlan Yogyakarta selalu mengadakan perjalanan kesana kemari. Tidak sekitar di jawa tengah atau pulau jawa saja, akan tetapi sampai-sampai ke pulau sumatera, ke sumatera timur.

Jiwa ulama  dan jiwa pengusaha dijalin dengan jiwa iman yang dalam, dapatlah beliau memandang dengan tajam sikon masyarakat di kala itu, 70 tahun yang silam. Dengan hasil pandangan yang amat menyedihkan, baik hidup beragama, maupun hidup dan kehidupan sehari-hari. 

Bidang agama sangat jauh dari pokok ajaran agama (qur’an dan hadits), mereka terpaku kepada pendapat ulama tertentu atau fuqaha’ tertentu. Walaupun mereka masuk bilangan orang khawas, namun mereka merasa tidak berhak (tidak layak) untuk menafsirkan al-qur’an dan membahas hadits Rasul, apalagi untuk Ijtihad mengistinbathkan hukum. 

Dikalangan orang awam, agama mereka campur aduk, agama gado-gado dalam ketiga bidangnya: bidang aqidah, bidang ibadah, dan bidang masyarakah. Sehingga antara sunnah, bid’ah, khurafah, takhayul, tasawuf, kebathinan, sihir, dan sebagainya, menjadi satu. Semua dilakukan semata-semata dengan taqlid buta, tanpa ilmu sedikitpun, menjadi pak turut dalam segala perkara, taklid yang membeku dan membatu.

Bidang keduniaan sangat menyedihkan lagi, hidup fakir miskin dengan nilai hidup yang sangat rendah, nilai segobang atau sebenggol sehari. Sudahlah hidup sengsara, diperas pula oleh pemerintah colonial, menjadi kuli kontrak yang terkenal dengan nama funalesansi, kerja paksa di kebun-kebun masakapai asing dengan upah yang sangat minim. Maka hilanglah kegembiraan hidup, dan lenyaplah harga diri. 

Arsip Masjid Taqwa muhammadiyah Sumbar. KHA: Aku Titipkan Muhammadiyah Kepadamu Oleh: Buya ZAS. Hal. 8

Tidak ada komentar:

Posting Komentar