FAHAM TAJDID
DALAM MUHAMMADIYAH
Buya ZAS
Pada tahun 1981 pernah mengingatkan Angkatan Muda Muhammadiyah Sumatera Barat
tentang faham tajdid dalam Muhammadiyah. Beliau berkata:
Sebelum kita
membahas haluan Muhammadiyah, lebih dahulu patut kita perkajikan faham Agama
yang dianut Muhammadiyah sebagai gerakan Islam.
Pendiri muhammadiyah
KH. Ahmad Dahlan, tidak memberi nama (gerakan) ini dengan nama dirinya untuk
mengkultus individukan pribadinya sebagai yang lazim dalam masyarakat.
Beliau beri
nama gerakan ini dengan nama “Muhammadiyah”, sekaligus menggambarkan secara
idealis akan cita-cita yang dianut Muhammadiyah, yaitu hendak menggerak
(menegakan) Agama Islam dengan cara meniru meneladani atau mengikuti jejak
langkah Nabi Muhammad Rasulullah dalam keseluruhan gerak-gerik Muhammadiyah
sampai kepada soal yang sekecil-kecilnya. Justru waktu Muhammadiyah didirikan,
pemahaman dan pengamalan agama Islam sudah sangat karut marut, sangat campur
aduk sehingga warna asli agama Islam sudah kabur atau gelap dalam segala
bidangnya.
Dari itu ini
perjuangan Muhammadiyah adalah arruju’ ilal kitab wa sunnah atau kembali kepada
al-qur’an dan hadits shahih, mengembalikan agama Islam kepada wajahnya yang
asli dan warnanya yang murni, menurut yang dipusakan Rasulullah. Memahamkan dan
mengamalkan agama Islam menurut Kitab dab Sunnah, di populerkan dalam
Muhammadiyah dengan nama faham tajdid atau pembaharuan faham. Sendirinya
Muhammadiyah anti faham taqlid, faham lama, faham juhud, faham jumud atau faham
ABS (Asal Buya Senang).
Warna asli
agama Islam dalam ketiga bidangnya: bidang aqidah, bidang ibadah dan bidang
masyarakah, telah menjadi gelap, karena telah menjadi gelap, karena diliputi
oleh aqidah yang kotor, dikotori oleh khurafat, takhayul, sihir, mistik,
kebathinan dan lain sebagainya yang semuanya berbau syirik dan munafiq. Sedang bidang
ibadah tertutup oleh seribu satu bid’ah, agama tambahan, kadang-kadang lebih
banyak dari aslinya. Dan bidang masyarakat islamiyah berganti dengan masyarakat
jahiliyah, baik jahiliyah klasik maupun jahiliyah modern.
Disamping memberantas
faham-faham dan pengamalan agama yang keliru, faham syirik dan munafiq,faham bid’ah
dan jahiliyah, Muhammadiyah harus menegakan lawanya, yaitu memahamkan dan
mengamalkan agama, persis menurut sunnah, sehingga diatas kuburan yang batil
ditegakan yang betul dengan jayanya. Sebab fungsi Muhammadiyah adalah gerakan
da’wah amar ma’ruf nahi mungkar dalam segala bidang dan sector kehidupan.
Jihad memerdekakan
agama Islam dari penjajahan faham-faham yang batil ini cukup berat, sebab
faham-faham itu berurat berakar dalam jiwa manusia, sehingga sudah habis masa
tujuh puluh tahun untuk jihad Muhammadiyah melakukan pemberantasan ini namun
hasilnya secara maksimal belum juga tercapai oleh Muhammadiyah. malah
gejala-gejala akan berbalik penyakit lama sudah mulai Nampak dalam masyarakat,
laksana bunyi pantun: “Empat Angkat Perang dan Lintau perang dan anak-anak
raja. Obat lekat pantang terlampau. Berbalik penyakit lama”.
Namun secara
minimal, sudah cukup banyak juga yang telah dapat dicapai Muhammadiyah, baik
dalam memberantas yang bathil (nahyu ‘anil mungkar) maupun dalam menegakan yang
ma’ruf. Sehingga perjuangan Muhammadiyah yang cukup berat ini mendapat sokongan
dan dukungan luas dari masyarakat, baik berupa moral maupun berupa material. Bahkan
disamping menyokong dan yang ditiru diteladan oleh masyarakat di luar Muhammadiyah,
baik diakui terus terang maupun secara diam-diam, sehingga Muhammadiyah tidak
hanya menjadi milik anggota Muhammadiyah saja, tapi menjadi milik masyarakat
luas. Untuk lama kelamaan pada giliranya nanti datang masanya Muhammadiyah
menjadi milik nasional.
Adapun Muhammadiyah
menggerakan faham tajdid, kembali kepada kitab dan sunnah ini tidaklah menjadi
pelopornya, tapi menjadi penerusnya, yang telah lama digerakan dari dahulu kala,
dengan menyebut-nyebut nama Ibnu Taimiyah, Jamaludin Al-Afghani, Muhammad
Abduh, Rasyid Ridha sampai kepada gerakan wahabi di Mekkah dan gerakan paderi di
Minangkabau. Dan menggerakanya di Indonesia ini, Muhammadiyah tidak sendirian,
tapi bersama-sama dengan perkumpulan Islam yang lain, seperti Al-Irsyad, Persatuan
Islam dan lain-lain. Bahkan banyak juga pribadi ‘Ulama dan Muballigh yang aktif
di bidang ini.
Cara yang
dilakukan umat Islam untuk gerakan ini berbagai macam pula, ada yang cara
radikal revolusioner, cara ekstrim, cara alon-alon tapi klakon, biar lambat
asal selamat, atau cara santai saja. Namun gerakan amar ma’ruf nahi untuk
koreksi total di bidang aqidah, ibadah dan masyarakat Islamiyah ini, tidak
boleh berhenti sampai hari kiamat !
Arsip Masjid
Taqwa Muhammadiyah Sumatera Barat
KH. Ahmad
Dahlan: Aku Titipkan Muhammadiyah Kepadamu Oleh Buya ZAS. Hal. 12-14.
Ditulis ulang oleh: Aya S. Miza
Tidak ada komentar:
Posting Komentar