Minggu, 16 Februari 2020

AKIBAT TAK AKRAB DENGAN DOKUMEN LAMA MUHAMMADIYAH

AKIBAT TAK AKRAB DENGAN DOKUMEN LAMA MUHAMMADIYAH



Prof. Dr. Abdul Munir Mulkhan (2019) menjelaskan apabila kader tak akrab dengan dokumen lama Muhammadiyah:

Perlu diingat bahwa paham Muhammadiyah tidak hanya dalam bidang teologi, tapi juga dalam bidang sosiologi dan bidang budaya yang saling terkait. Itu bisa dilihat dan bisa dibaca dari dokumen-dokumen lama Muhammadiyah.

Sayangnya tidak banyak aktivis yang akrab dengan dokumen-dokumen lama tersebut. Seperti Azas PKOe, kesaksian dr. Soetomo, dan gerakan jama’ah.

Karena itu kegiatan Muhammadiyah belakangan cenderung kurang tersentuh ruh sosial-budaya sebagai spirit kemanusiaan gerakan ini di berbagai bidang garapanya. Sebab, tanpa memahami ruh sosial-budaya tersebut, akibatnya banyak kegiatan Muhammadiyah seperti pada bidang pendidikan, kesehatan, tabligh, dan tarjih, bisa tercerabut dari akar fundamentalnya. Dan nantinya bisa ditinggalkan generasi milineal karena tidak berpijak di bumi (tidak membumi).

Maka dari itu, perlu pengarus-utamaan kembali ruh sosial-budaya gerakan Persyarikatan dengan cara membaca ulang dokumen-dokumen lama tersebut, terutama diantaranya: pidato Kiai Dahlan tahun 1922, prasaran pada kongres Islam Cirebon tahun 1921, naskah akademik kelahiran tarjih, azaz PKOe, kesaksian dr. Soetomo, dan naskah GJDJ (Gerakan Jama’ah Dakwah Jama’ah).

Salah satunya dilakukan dengan mengadakan FGD (Forum Group Discussion) di level majelis dan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah, Perguruan Tinggi Muhammadiyah, tentang dokumen-dokumen tersebut, selain penertiban ulang dengan disertai komentar kritis di tiap dokumen-dokumen itu. (ASM)


Sumber: Suara Muhammadiyah 18/104/ 16-30 Muharam 1441 H

Tidak ada komentar:

Posting Komentar