ANTARA
LDII & SYI’AH ‘IMAMIYAH
Oleh: Dr. Firanda Andirja, MA
1⃣ Pertama : Syi’ah
menghalalkan DUSTA untuk menipu kelompok diluar mereka yang mereka namakan
dengan “ Taqiyyah ”.
▪Adapun LDII
maka mereka menghalalkan dusta yaitu untuk MEMBOHONGI/NGAPUSI kaum muslimin
diluar kelompok mereka. Kedustaan tersebut mereka namakan dengan “ Budi Luhur ”
2⃣ Kedua : Syi’ah
mewajibkan kepada pengikutnya pajak yang lebih besar dari zakat. Pajak tersebut adalah 20 persen yang
mereka namakan dengan “ Khumus ”.
▪Adapun LDII
maka mereka mewajibkan pajak kepada pengikutnya 10 persen yang mereka namakan
dengan “PERSENAN” sebagai bukti nyambung kepada jama’ah. Padahal zakat harta
dalam Islam hanya 2,5 persen
3⃣ Ketiga : Syi’ah
meyakini bahwa Imamnya adalah makshum (tidak mungkin salah).
▪Adapun LDII
sekalipun tidak menyebutnya makshum akan tetapi meyakini bahwa Imam merekalah
pembawa panji mangkul (yaitu langsung bersambung hingga ke Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam).
▪Sehingga
sang imam tidak boleh dipertanyakan ijtihad dan keputusannya, karena
kedudukannya sebagai pembawa panji mangkul.
▪Dan yang
diperoleh dengan sistem mangkul tidak boleh salah apalagi disalahkan, karena
mangkul berarti dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Bahkan diyakini bahwa
ubun-ubunnya sang Imam diusap oleh Alloh.
4⃣ Keempat : Syi’ah
meyakini bahwa keimamahan merupakan rukun Islam yang paling utama, bahkan agama
tidak bisa tegak tanpa Imam.
▪Maka
demikian pula LDII menjadikan imam merupakan syarat “KEISLAMAN” seseorang.
Sehingga seseorang yang tidak berimam dan tidak berbai’at tidak halal hidupnya
dan kedudukannya sangat terhina.
▪Mereka
bahkan menghinakan kaum muslimin diluar mereka sebagai tahi bonjrot.
5⃣ Kelima : Syi’ah jika sholat menjadi
makmum di belakang sunni maka syi’ah sholat dengan niat munfarid (sholat
sendiri) sehingga membohongi orang-orang yang melihat mereka. Seakan-akan
mereka mau bermakmum dengan orang di luar mereka, akan tetapi ternyata hanya
membohongi saja.
▪Atau dengan
cara penipuan yang lain yaitu orang-orang syi’ah membuat saf lalu di saf yang
di depannya ada seorang syi’ah yang berdiri diantara kaum muslimin dan dialah
yang berfungsi sebagai imam, sehingga saf yang di belakang menunggu gerakan
orang tersebut.
▪Atau cara
yang lain, yaitu mekipun hanya satu saf, akan tetapi ada salah satu diantara
mereka yang agak maju sedikit di depan, dan dialah yang berfungsi sebagai IMAM.
▪Inilah
bentuk-bentuk penipuan yang dilakukan oleh kaum syi’ah agar terkesan bahwasanya
mereka membaur bersama kaum muslimin atau kaum sunni, padahal tidaklah
demikian.
▪Cara-cara
ini juga dilakukan oleh anggota-anggota LDII tatkala sholat bersama kaum muslimin
di luar kelompoknya.
Keenam :
Syi’ah berkeyakinan bahwa penafsiran Al-Qur’an harus dari dan melalui para imam
yang maksum , demikian pula LDII meyakini bahwa penafsiran Al-Qur’an dan Hadits
harus dari Imam yang mangkul .
Sumber: https://firanda.com/1258-kesamaan-syi-ah-imamiyah-dan-ldii.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar