Rabu, 21 Januari 2015

Aktifis Muhammadiyah, Bekerja Dalam Diam


Setiap kita adalah dai. Setiap muslim adalah manusia yang diberi amanah Allah untuk melakukan kegiatan amar makruf nahi munkar dan saling nasihat menasihati dalam kebenaran.
Amar makruf nahi munkar, secara lisan nampaknya mudah, namun dalam tataran praktis, perbuatan ini menjadi sangat berat. Apalagi kemunkaran yang berada di depan mata kita sangat banyak dan menggunung. Kita hidup dalam sebuah genberasi ahir zaman, di mana memegang kebenaran, serasa memegang bara.
Kemungkaran sudah masuk ke dalam lini masyarakat dari semua sisi kehidupan, dari manusia sebagai seorang pribadi, dalam keluarga, dalam masyarakat, bahkan dalam bernegara yang banyak dipenuhi oleh maling-maling kekusaan dan rakus menumpuk harta. Sistem ekonomi ribawi, manipulasi dagang, seks bebas di kalangan remaja, pornografi, penjambret dan rampok jalanan, hingga para koruptor kakap yang merampok uang rakyat, serasa menjadi pemandangan yang biasa. Iblis benar-benar sangat sistematis untuk mencari pengikut dari kalangan manusia. Iblis menepati janjinya, saat ketika ia diusir Tuhan, “Iblis berkata: “Ya Tuhanku, beri tangguhlah aku sampai hari mereka dibangkitkan”. Allah berfirman: “Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh, sampai kepada hari yang telah ditentukan waktunya (hari kiamat)”. Iblis menjawab: “Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka. Allah berfirman: “Maka yang benar (adalah sumpah-Ku) dan hanya kebenaran itulah yang Ku-katakan”. Sesungguhnya Aku pasti akan memenuhi neraka Jahannam dengan jenis kamu dan dengan orang-orang yang mengikuti kamu di antara mereka kesemuanya”. (Shaad 38:71-85)
Dalam melaksanakan makarnya, iblis bahkan membentuk jaringan organisasi yang sangat rapi, yang terdiri dari pasukan jin dan manusia. Setan-setan mengerikan ini lantas bergerak untuk membujuk mansia dari semua arah, agar terjerumus dan menjadi pengikutnya. Tidak heran, jika kita lihat manusia-manusia pembuat kemungkaran itu, sikapnya layaknya sikap iblis. Tidak ada rasa malu lagi. Hanya orang yang beriman yang memiliki rasa malu, malu untu melakukan maksiat kepada Allah.
Maka menjadi tanggungjawab kita semua untuk turut aktif memberantas kemungkaran dan mengajak kepada yang makruf. Tugas ini, serasa lebih bertenaga manakala disokong oleh gerakakan Islam yang kuat. Gerakan yang siap berperang melawan pasukan iblis dan menyelamatkan manusia yang sudah tersandera dengan jerat rayuan mereka. Gerakan yang akan memberangus kemungkaran dan mengajak manusia kepada kebenaran Islam.
Sebenarnya inilah tujuan Muhammadiyah didirikan. KH Ahmad Dahkan mendirikan organisasi ini, agar kita saling bekerja sama untuk menegakkan dinul Islam, menjadikan panji Islam tegak dimuka bumi. Jika iblis saja dalam upayanya untuk mengganggu umat manusia dapat bergerak secara sesistematis, maka manusia yang diberi keistimewaan dengan akal, harus mampu menandingi gerakan mereka. Sesungguhnya Allah mencintai sekelompok umat Islam yang ketika berjihad di jalan Allah, mereka bersatu, kuat bagaikan bangunan kokoh.
Jika itu tujuan didirikannya gerakan Muhammadiyah, maka bekerja dan bergerak dalam Muhammadiyah hanya untuk Allah semata dan diniatkan beribadah kepada Allah. Sang dai akan bergerak tanpa ada rasa pamrih. Ia tidak mencari popularitas dan tidak untuk kesenangan dunia. Ia akan menjadi aktivis dakwah yang mengalir tanpa beban, karena hatinya kosong dari sifat iri dan dengki. Ia hanya bergerak, semata-mata karena panggilan batin dan kecintaannya kepada agama. Ia beramal sebisanya, dengan segenap kemampuannya yang ia miliki. Ia bergerak dengan penuh suka cita. Ia bekerjasama dengan siapapun yang rela berjuang demi terwujudnya masyarakat utama, baldatun tayibatun wa rabbun ghafur. Ia bekerja dalam diam. (sumber: almuflihun.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar