Amar makruf nahi munkar, secara lisan nampaknya mudah, namun dalam
tataran praktis, perbuatan ini menjadi sangat berat. Apalagi kemunkaran
yang berada di depan mata kita sangat banyak dan menggunung. Kita hidup
dalam sebuah genberasi ahir zaman, di mana memegang kebenaran, serasa
memegang bara.
Kemungkaran sudah masuk ke dalam lini masyarakat dari semua sisi
kehidupan, dari manusia sebagai seorang pribadi, dalam keluarga, dalam
masyarakat, bahkan dalam bernegara yang banyak dipenuhi oleh
maling-maling kekusaan dan rakus menumpuk harta. Sistem ekonomi ribawi,
manipulasi dagang, seks bebas di kalangan remaja, pornografi, penjambret
dan rampok jalanan, hingga para koruptor kakap yang merampok uang
rakyat, serasa menjadi pemandangan yang biasa. Iblis benar-benar sangat
sistematis untuk mencari pengikut dari kalangan manusia. Iblis menepati
janjinya, saat ketika ia diusir Tuhan, “Iblis berkata: “Ya Tuhanku, beri tangguhlah aku sampai hari mereka dibangkitkan”. Allah berfirman: “Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh, sampai kepada hari yang telah ditentukan waktunya (hari kiamat)”. Iblis menjawab: “Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka. Allah berfirman: “Maka yang benar (adalah sumpah-Ku) dan hanya kebenaran itulah yang Ku-katakan”. Sesungguhnya
Aku pasti akan memenuhi neraka Jahannam dengan jenis kamu dan dengan
orang-orang yang mengikuti kamu di antara mereka kesemuanya”. (Shaad
38:71-85)
Dalam melaksanakan makarnya, iblis bahkan membentuk jaringan organisasi
yang sangat rapi, yang terdiri dari pasukan jin dan manusia. Setan-setan
mengerikan ini lantas bergerak untuk membujuk mansia dari semua arah,
agar terjerumus dan menjadi pengikutnya. Tidak heran, jika kita lihat
manusia-manusia pembuat kemungkaran itu, sikapnya layaknya sikap iblis.
Tidak ada rasa malu lagi. Hanya orang yang beriman yang memiliki rasa
malu, malu untu melakukan maksiat kepada Allah.
Maka menjadi tanggungjawab kita semua untuk turut aktif memberantas
kemungkaran dan mengajak kepada yang makruf. Tugas ini, serasa lebih
bertenaga manakala disokong oleh gerakakan Islam yang kuat. Gerakan yang
siap berperang melawan pasukan iblis dan menyelamatkan manusia yang
sudah tersandera dengan jerat rayuan mereka. Gerakan yang akan
memberangus kemungkaran dan mengajak manusia kepada kebenaran Islam.
Sebenarnya inilah tujuan Muhammadiyah didirikan. KH Ahmad Dahkan
mendirikan organisasi ini, agar kita saling bekerja sama untuk
menegakkan dinul Islam, menjadikan panji Islam tegak dimuka bumi. Jika
iblis saja dalam upayanya untuk mengganggu umat manusia dapat bergerak
secara sesistematis, maka manusia yang diberi keistimewaan dengan akal,
harus mampu menandingi gerakan mereka. Sesungguhnya Allah mencintai
sekelompok umat Islam yang ketika berjihad di jalan Allah, mereka
bersatu, kuat bagaikan bangunan kokoh.
Jika itu tujuan didirikannya gerakan Muhammadiyah, maka bekerja dan
bergerak dalam Muhammadiyah hanya untuk Allah semata dan diniatkan
beribadah kepada Allah. Sang dai akan bergerak tanpa ada rasa pamrih. Ia
tidak mencari popularitas dan tidak untuk kesenangan dunia. Ia akan
menjadi aktivis dakwah yang mengalir tanpa beban, karena hatinya kosong
dari sifat iri dan dengki. Ia hanya bergerak, semata-mata karena
panggilan batin dan kecintaannya kepada agama. Ia beramal sebisanya,
dengan segenap kemampuannya yang ia miliki. Ia bergerak dengan penuh
suka cita. Ia bekerjasama dengan siapapun yang rela berjuang demi
terwujudnya masyarakat utama, baldatun tayibatun wa rabbun ghafur. Ia
bekerja dalam diam. (sumber: almuflihun.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar