Pokok-Pokok Keyakinan dan Ideologi Syi’ah dalam
Pandangan Muhammadiyah
Pengertian Syi’ah
Para
ulama pakar perbandingan aliran Islam mencatat bahwa Syi’ah itu ada 3 jenis
golongan:
- Syi’ah ‘Ghaliyah’ atau ‘Ghulat’ yang berpandangan esktrim seputar Ali bin Abi Thalib sampai pada taraf menuhankan Ali atau menganggapnya nabi. Kelompok ini sangat jelas kesesatan dan kekafirannya.
- Syi’ah ‘Rafidhah’ yang mengklaim adanya nash/teks wasiat penunjukan Ali sebagai khalifah dan berlepas diri dari dan bahkan mencaci dan mengkafirkan para khalifah sebelum Ali dan mayoritas para sahabat nabi. Kelompok ini telah meneguhkan dirinya ke dalam sekte Imamiyah Itsna ‘Asyariah dan Isma’iliyah. Golongan ini disepakati kesesatannya oleh para ulama, tapi secara umum tidak mengkafirkan mereka.
- Syi’ah ‘Zaidiyah’ yaitu pengikut Zaid bin Ali Zainal Abidin yang mengutamakan Ali atas sahabat lain dan menghormati serta loyal kepada Abu Bakr dan Umar sebagai khalifah yang sah.
Pokok-Pokok Keyakinan dan Ideologi
Syi’ah dalam Pandangan Muhammadiyah Prof. Dr. Yunahar Ilyas, Ketua PP
Muhammadiyah Bidang Tarjih dan Tajdid menjelaskan pandangan Muhammadiyah
sebagai berikut :
1.
‘Ishmatul
A’immah
(Kesucian para Imam). Muhammadiyah meyakini bahwa Nabi
Muhammad yang ma’shum. Oleh sebab itu, Muhammadiyah menolak konsep
kesucian Imam-Imam (‘ishmat al-A’immah) dalam ajaran Syi’ah.
2.
Al-Washiyah (Washiat Pengganti Nabi). Muhammadiyah meyakini bahwa Nabi Muhammad s.a.w tidak
menunjuk siapa pun pengganti beliau sebagai Khalifah. Kekhalifahan setelah
beliau diserahkan kepada musyawarah umat, jadi kekhalifahan Abu Bakar
Ash-Shiddiq, Umar bin Khaththab, Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib
radhiyallahu ‘anhum adalah sah. Oleh sebab itu, Muhammadiyah menolak konsep
Rafidhahnya Syi’ah.
3.
Kultus
terhadap Khalifah Ali bin Abi Thalib.
Muhammadiyah menghormati Ali bin Abi Thalib r.a. sebagaimana sahabat-sahabat
yang lain, tetapi Muhammadiyah menolak kultus individu terhadap Ali bin Abi
Thalib dan keturunannya.
4.
Validitas
Hadits. Syi’ah hanya menerima hadis dari
jalur Ahlul Bait, ini berakibat ribuan hadis shahih –walaupun diriwayatkan
Bukhari Muslim- ditolak oleh Syi’ah. Implikasinya ialah terjadinya banyak
sekali perbedaan antara Syi’ah dan Ahlussunnah baik masalah Aqidah, Ibadah,
Munakahat, dan lain-lainnya yang tidak dapat dikompromikan.
Faturrahman Kamal, Lc, M.S.i
Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar