Sabtu, 28 Maret 2020
LIHATLAH UCAPANNYA JANGAN LIHAT ORANGNYA
Disandarkan kepada Sayyidina Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu anhu, bahwa beliau berkata :
Senada dengan ucapan di atas, Syaikh Muhammad Amin asy-Syinqithi rahimahullahu juga mengatakan :
ولكن هذا ليس على الإطلاق…
Namun hal ini tidaklah mutlak…
هذا خاص لمن يعرف الحق والخير
Ini hanya khusus berlaku bagi orang yang mengetahui kebenaran dan kebaikan
أما عوام الناس لا يعرفون الحق ولا يعرفون الخير، فلا…
Adapun kebanyakan orang awam yang belum tahu kebenaran dan kebaikan, maka tidak berlaku…
Karena itu yang jadi parameter dan standar adalah mengetahui dan mengenal al-Haq!!!
Koridor yang tepat dalam hal ini adalah sebagaimana yang diucapkan oleh Ubay bin Ka’ab :
اقْبَلِ الْحَقَّ مِمَّنْ جَاءَكَ بِهِ وَإِنْ كَانَ بَعِيدًا بَغِيضًا ، وَارْدُدِ الْبَاطِلَ عَلَى مِنْ جَاءَكَ بِهِ ، وَإِنْ كَانَ حَبِيبًا قَرِيبًا
Terimalah kebenaran yang datang padamu walaupun berasal dari orang jauh yang kau benci, dan tolaklah kebatilan yang sampai padamu walaupun berasal dari orang dekat yang kau cintai.
Maka dari itu, Kaidah Yang Tepat dalam hal ini adalah :
➖WAJIB MENERIMA KEBENARAN DARIMANAPUN DATANGNYA
➖NAMUN TETAP WAJIB SELEKTIF DALAM MENCARI KEBENARAN.
Inilah obyektivitas dan sikap wasathiyyah (pertengahan) ahlus sunnah. Tetap menerima kebenaran meskipun dari lisan setan, namun tetap berhati-hati dalam mencari kebenaran, karena tidak boleh belajar dan mencari kebenaran dari setan.
Alangkah benarnya yang dipaparkan oleh Syaikh Rabi’ al-Makdkholi
Karena itu :
➖Wajib bagi kita belajar dan menuntut ilmu untuk mengenal kebenaran, karena ilmu lah yang akan menjadi parameter dan standar.
➖Selektif dalam belajar dan menuntut ilmu. Karena ilmu itu agama, maka perhatikanlah darimana kamu mengambil agamamu.
➖Apabila sampai suatu perkataan yang haq dan baik (tentunya ditimbang dengan ilmu), maka wajib diterima meskipun berasal dari musuh yang sangat dibenci.
➖Sebaliknya, jika sampai suatu ucapan yang bathil walaupun berasal dari orang yang dicintai dan dihormati, maka wajib ditolak.
➖Jangan lihat orang yang mengatakan, namun lihatlah apa yang dikatakan. Ini berlaku bagi orang yang telah mengetahui kebenaran itu sendiri. Jika tidak tahu, lantas bagaimana dia bisa menilai ucapkan tersebut di atas kebenaran atau tidak.
➖Ucapan ini juga sebagai dorongan bagi kita untuk menjauhi bersikap fanatik terhadap person, individu atau figur tertentu. Karena tidak ada yang ma’shum kecuali hanya Nabi yang mulia ﷺ.
أنظر ما قال ولا تنظر من قال
Lihatlah apa yang dikatakan jangan melihat siapa yang mengatakan
أنظر إلى القول ولا تنظر إلى القائل
Perhatikanlah ucapannya jangan memperhatikan yang mengucapkan
Perhatikanlah ucapannya jangan memperhatikan yang mengucapkan
?? Apakah ucapan di atas mutlak benar?
Saya katakan :ولكن هذا ليس على الإطلاق…
Namun hal ini tidaklah mutlak…
هذا خاص لمن يعرف الحق والخير
Ini hanya khusus berlaku bagi orang yang mengetahui kebenaran dan kebaikan
أما عوام الناس لا يعرفون الحق ولا يعرفون الخير، فلا…
Adapun kebanyakan orang awam yang belum tahu kebenaran dan kebaikan, maka tidak berlaku…
Karena itu yang jadi parameter dan standar adalah mengetahui dan mengenal al-Haq!!!
Koridor yang tepat dalam hal ini adalah sebagaimana yang diucapkan oleh Ubay bin Ka’ab :
اقْبَلِ الْحَقَّ مِمَّنْ جَاءَكَ بِهِ وَإِنْ كَانَ بَعِيدًا بَغِيضًا ، وَارْدُدِ الْبَاطِلَ عَلَى مِنْ جَاءَكَ بِهِ ، وَإِنْ كَانَ حَبِيبًا قَرِيبًا
Terimalah kebenaran yang datang padamu walaupun berasal dari orang jauh yang kau benci, dan tolaklah kebatilan yang sampai padamu walaupun berasal dari orang dekat yang kau cintai.
Maka dari itu, Kaidah Yang Tepat dalam hal ini adalah :
➖WAJIB MENERIMA KEBENARAN DARIMANAPUN DATANGNYA
➖NAMUN TETAP WAJIB SELEKTIF DALAM MENCARI KEBENARAN.
Inilah obyektivitas dan sikap wasathiyyah (pertengahan) ahlus sunnah. Tetap menerima kebenaran meskipun dari lisan setan, namun tetap berhati-hati dalam mencari kebenaran, karena tidak boleh belajar dan mencari kebenaran dari setan.
Alangkah benarnya yang dipaparkan oleh Syaikh Rabi’ al-Makdkholi
استفد من الإنسان ولا تعتمد في كل شيء و خذ من الحق وخذ من الخير إذا كان أهلا لذلك ولا تقلده
Ambillah Faidah dari orang lain namun jangan bersandar padanya dalam segala hal. Ambillah yang benar dan baik saja, Apabila ia memang dikenal dalam hal ini, namun janganlah taqlid padanya.Ini sebagaimana perkataan Imam Malik :
كل قول يؤخذ ويترك إلا قول النبي
Setiap ucapan boleh diterima dan ditolak, kecuali ucapan Nabi
➖Wajib bagi kita belajar dan menuntut ilmu untuk mengenal kebenaran, karena ilmu lah yang akan menjadi parameter dan standar.
➖Selektif dalam belajar dan menuntut ilmu. Karena ilmu itu agama, maka perhatikanlah darimana kamu mengambil agamamu.
➖Apabila sampai suatu perkataan yang haq dan baik (tentunya ditimbang dengan ilmu), maka wajib diterima meskipun berasal dari musuh yang sangat dibenci.
➖Sebaliknya, jika sampai suatu ucapan yang bathil walaupun berasal dari orang yang dicintai dan dihormati, maka wajib ditolak.
➖Jangan lihat orang yang mengatakan, namun lihatlah apa yang dikatakan. Ini berlaku bagi orang yang telah mengetahui kebenaran itu sendiri. Jika tidak tahu, lantas bagaimana dia bisa menilai ucapkan tersebut di atas kebenaran atau tidak.
➖Ucapan ini juga sebagai dorongan bagi kita untuk menjauhi bersikap fanatik terhadap person, individu atau figur tertentu. Karena tidak ada yang ma’shum kecuali hanya Nabi yang mulia ﷺ.
والله أعلم
Depok, 29 Shofar 1438 H.
Akhukum Abu Salma
@abinyasalma
Akhukum Abu Salma
@abinyasalma
Sumber: https://abusalma.net/2016/12/09/lihatlah-ucapannya-jangan-lihat-orangnya/
Kamis, 26 Maret 2020
Tips Baca Buku Efisien untuk Pemula dari Syekh Saed Fodeh
Tips Baca Buku Efisien untuk Pemula dari
Syekh Saed Fode
Buat (adek2-pen) yang masih pemula (tahap belajar matan ilmu syar`i) memang sebaiknya fokus saja di matan, bahkan tidak usah melirik ke hasyiah kecuali kalau memang butuh. Terutama ketika membaca sebuah buku untuk kali pertama. Lirak-lirik matan-hasyiyah ini malah menjadikan yang bingung tambah bingung, maunya nyambung antara matan-hasyiyah malah jadi tidak nyambung. Nanti saja ketika memang benar-benar butuh penjelasan dari hasyiah atau setelah mengkhatamkan dan paham buku yang dibaca.
Membaca buku untuk kedua bahkan ketiga kalinya itu sangat bermanfaat sebagaimana nasehat para ulama. Mereka mengulang-ngulang khatam baca buku sebelum pindah ke buku lain. al-Sayyid al-Syarif Jurjani misalnya, beliau membaca Syarhu'l Mathali` fi `Ilmi'l Mantiq lebih dari 14 kali sebelum ngaji dengan penulisnya langsung al-`Allamah al-Quthb al-Razi. Cerita-cerita lain tentang baca bukunya para fuqaha lebih banyak dan lebih heboh lagi. Sebagian fuqaha malah sampai mendapat gelar al-Minhaji karena sedemikian fokus dan intensnya dengan al-Minhaj (Minhaj al-Thalibin-pen), kitab fikih karya al-Imam al-Nawawi. Ada juga yang membaca al-Risalah-nya al-Imam al-Syafii lebih dari 30 kali, hebatnya setiap bacaan selalu memunculkan inspirasi yang belum muncul pada bacaan sebelumnya.
So !!!, mengulang-ulang bacaan itu sangat dibutuhkan mereka yang masih berada di tahap ini. Banyak orang yang diparingi taufiq oleh Allah Swt. kemudian jadi punya gairah untuk belajar tapi belum tahu metode belajar. Sehingga sekedar pindah-pindah buku padahal belum benar-benar mencapai target pemahaman buku itu dan belum juga paham persoalan-persoalannya. Hasilnya adalah pemahaman buku yang tidak komplit dan tidak mantap. Belum lagi bicara soal efektifitas waktu dan usaha, konsentrasi malah buyar kemana-mana.
Makanya para ulama selalu menganjurkan untuk fokus dan intens dengan satu kitab terlebih dahulu ketika masih tahap pemula. Kemudian setelah mantap baru pindah ke kitab lainnya. Pindah ke kitab lain (sekali lagi setelah mantap-pen) dalam sebuah disiplin ilmu bahkan menjadi tuntutan kalau ingin benar-benar mantap keilmuannya.
Akhir kalam, taufiq hanya datang dari Allah
Matan lengkap:
Buat (adek2-pen) yang masih pemula (tahap belajar matan ilmu syar`i) memang sebaiknya fokus saja di matan, bahkan tidak usah melirik ke hasyiah kecuali kalau memang butuh. Terutama ketika membaca sebuah buku untuk kali pertama. Lirak-lirik matan-hasyiyah ini malah menjadikan yang bingung tambah bingung, maunya nyambung antara matan-hasyiyah malah jadi tidak nyambung. Nanti saja ketika memang benar-benar butuh penjelasan dari hasyiah atau setelah mengkhatamkan dan paham buku yang dibaca.
Membaca buku untuk kedua bahkan ketiga kalinya itu sangat bermanfaat sebagaimana nasehat para ulama. Mereka mengulang-ngulang khatam baca buku sebelum pindah ke buku lain. al-Sayyid al-Syarif Jurjani misalnya, beliau membaca Syarhu'l Mathali` fi `Ilmi'l Mantiq lebih dari 14 kali sebelum ngaji dengan penulisnya langsung al-`Allamah al-Quthb al-Razi. Cerita-cerita lain tentang baca bukunya para fuqaha lebih banyak dan lebih heboh lagi. Sebagian fuqaha malah sampai mendapat gelar al-Minhaji karena sedemikian fokus dan intensnya dengan al-Minhaj (Minhaj al-Thalibin-pen), kitab fikih karya al-Imam al-Nawawi. Ada juga yang membaca al-Risalah-nya al-Imam al-Syafii lebih dari 30 kali, hebatnya setiap bacaan selalu memunculkan inspirasi yang belum muncul pada bacaan sebelumnya.
So !!!, mengulang-ulang bacaan itu sangat dibutuhkan mereka yang masih berada di tahap ini. Banyak orang yang diparingi taufiq oleh Allah Swt. kemudian jadi punya gairah untuk belajar tapi belum tahu metode belajar. Sehingga sekedar pindah-pindah buku padahal belum benar-benar mencapai target pemahaman buku itu dan belum juga paham persoalan-persoalannya. Hasilnya adalah pemahaman buku yang tidak komplit dan tidak mantap. Belum lagi bicara soal efektifitas waktu dan usaha, konsentrasi malah buyar kemana-mana.
Makanya para ulama selalu menganjurkan untuk fokus dan intens dengan satu kitab terlebih dahulu ketika masih tahap pemula. Kemudian setelah mantap baru pindah ke kitab lainnya. Pindah ke kitab lain (sekali lagi setelah mantap-pen) dalam sebuah disiplin ilmu bahkan menjadi tuntutan kalau ingin benar-benar mantap keilmuannya.
Akhir kalam, taufiq hanya datang dari Allah
Matan lengkap:
NASEHAT ULAMA TENTANG KADERISASI (I)
NASEHAT ULAMA TENTANG KADERISASI (I)
Termasuk didalam hal kewajiban adalah melahirkan generasi baru yang berkaliber dalam mengembangkan amanah yang besar ini (memelihara islam dengan hujjah),dan mereka akan menjadi batu loncatan bagi anak anak kita dan generasi yang seterusnya pada perkara yang tidak mampu kami bangunkan , agar mereka kelak tidak perlu memulai dari hal yang kosong ..
Dr. Sa'idd Fuadah
Minggu, 22 Maret 2020
ULAMA TARJIH MENYIKAPI VIRUS CORONA
ULAMA TARJIH MENYIKAPI VIRUS CORONA
Oleh: Aya S. Miza
Jika
para ahli sudah menilai bahwa kondisi terkini Indonesia benar-benar
darurat virus Corona, maka keperluan untuk menghindari kemungkinan
terpapar virus itu harus lebih diutamakan daripada shalat berjama’ah di
masjid. Para ulama mengatakan keperluan untuk melakukan sesuatu dalam
situasi tidak normal dikualifikasikan sebagai kedaruratan. Al-hajah
tanzilu manzilat ad-darurah;
الحاجة تنزل منزلة الضرورة
(Wawan Gunawan Abdul Wahid, Anggota Divisi Fatwa dan Pengembangan Tuntunan Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah)
Dalam konteks kehidupan bermasyarakat dan bernegara, langkah antisipatif
(syadz al-dzari’ah) terhadap meluasnya epidemi Covid-19, tidak bisa
dilakukan secara parsial dan sektoral; menggaungkan rukhsah (keringanan)
meninggalkan shalat Jumat dan shalat berjamaah di masjid bagi umat
Islam dan berbagai ritual agama lain, namun pada sisi lain pemerintah
seolah abai bahkan terkesan membiarkan Tenaga Kerja Asing (TKA) dari
negara epidemi Covid-19 tetap masuk ke Indonesia bahkan dengan cara yang
ilegal. Ditambah membiarkan acara, tempat-tempat hiburan, dan lain
sebagainya yang memungkinkan berkumpulnya banyak orang tetap beroperasi.
Padahal dari sinilah potensi penyebaran itu dapat terjadi. Mari
tinggalkan cara berfikir parsial dan sektoral demi kemaslahatan bersama.
- Ruslan Fariadi
الحاجة تنزل منزلة الضرورة
(Wawan Gunawan Abdul Wahid, Anggota Divisi Fatwa dan Pengembangan Tuntunan Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah)
Seorang
pasien didiagnosa oleh dokter bahwa aliran darah ke otak nya telah
tertutup 80 %. Tinggal menunggu waktu terjadi stroke. Dokter telah
memperingati pasien agar menjaga diri tapi sayang pasien tidak peduli
dan tidak menjaga diri. Seperti itulah fenomena wabah Covid-19 yang kita
hadapi sekarang; para dokter sudah khawatir terjadinya ledakan pasien,
sementara masyarakat tidak peduli dan tidak mau menjaga diri.
- dr. Agus Taufiqurrahman (Ketua PP Muhammadiyah)
"Kita Bukanlah Serba Tahu"
Sudah saatnya kita memahami kemarahan Ibnu Mas'ud ra yang tersirat dalam peringatan beliau:
من علم فليقل ، ومن لم يعلم فليقل: الله أعلم فإن من العلم أن يقول لما لا يعلم لا أعلم
"siapa yang berilmu maka silahkan berbicara dan siapa yang tak punya ilmu, katakanlah : Allahu a'lam (Allah Yang Maha Tahu).
Sesungguhnya bagian dari ilmu adalah seseorang mengatakan tentang sesuatu yang tidak diketahuinya dengan ungkapan "saya tidak tahu".
- dr. Agus Taufiqurrahman (Ketua PP Muhammadiyah)
Apakah Covid-19 Azab Allah?
Allah Maha Rahman dan Maha Rahim menjadi Rabb Pemelihara Alam Semesta berdasarkan rahma. Ganjaran-Nya yang disebut azab (Arab: ‘adzb berarti segar) dimaksudkan untuk menyegarkan kehidupan.
Jadi Covid-19 ada sekarang untuk menyegarkan kehidupan manusia.
Penyegaran kehidupan dapat dilakukan dengan: kerja untuk memperbaiki karya, konsumsi makanan yang halal dan thayyib, perilaku hidup sehat dan bersih, dan bersyukur atas limpahan anugerah-Nya.
(Hamim Ilyas, Wakil Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah)
Allah Maha Rahman dan Maha Rahim menjadi Rabb Pemelihara Alam Semesta berdasarkan rahma. Ganjaran-Nya yang disebut azab (Arab: ‘adzb berarti segar) dimaksudkan untuk menyegarkan kehidupan.
Jadi Covid-19 ada sekarang untuk menyegarkan kehidupan manusia.
Penyegaran kehidupan dapat dilakukan dengan: kerja untuk memperbaiki karya, konsumsi makanan yang halal dan thayyib, perilaku hidup sehat dan bersih, dan bersyukur atas limpahan anugerah-Nya.
(Hamim Ilyas, Wakil Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah)
Jauhilah
teologi Neo-Jabariyah yang menyerukan “Takutlah kepada Allah, bukan
takut kepada virus corona”. Pernyataan yang sekilas benar, namun
ditujukan untuk suatu kebathilan (qawlu haqqin urida bihi al-bathil).
Sebab teologi ini sesat dalam meletakkan dalil dan keliru memahami
maknanya secara komprehensif, di samping fragmentatif, dan miskin
wawasan realitas serta buta maqashid al-syari’ah. Dalam suasana seperti
ini umat hanya punya dua pegangan: Allah dan Rasul-Nya melalui fatwa
ulama kredibel, kemudian otoritas negara/pemerintah melalui Gugus Tugas
Covid-19, para ahli kebencanaan, para dokter dan ahli kesehatan yang
profesional. Saatnya kita mengakui otoritas ilmu wahyu dan sains. -
Fathurrahman Kamal
"Kita Bukanlah Serba Tahu"
Sudah saatnya kita memahami kemarahan Ibnu Mas'ud ra yang tersirat dalam peringatan beliau:
من علم فليقل ، ومن لم يعلم فليقل: الله أعلم فإن من العلم أن يقول لما لا يعلم لا أعلم
"siapa yang berilmu maka silahkan berbicara dan siapa yang tak punya ilmu, katakanlah : Allahu a'lam (Allah Yang Maha Tahu).
Sesungguhnya bagian dari ilmu adalah seseorang mengatakan tentang sesuatu yang tidak diketahuinya dengan ungkapan "saya tidak tahu".
Belajarlah dari firman Allah swt kepada Nabinya Muhammad saw:
{قُلْ مَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ أَجْرٍ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُتَكَلِّفِينَ} [ص : 86]
"Katakanlah (hai Muhammad): "Aku tidak meminta upah sedikitpun padamu atas dakwahku dan bukanlah aku termasuk orang-orang yang mengada-adakan". (QS. Shaad 38:86)
(terambil dari riwayat Imam al-Bukhari dan Muslim dari Ibnu Mas'ud ra)
{قُلْ مَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ أَجْرٍ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُتَكَلِّفِينَ} [ص : 86]
"Katakanlah (hai Muhammad): "Aku tidak meminta upah sedikitpun padamu atas dakwahku dan bukanlah aku termasuk orang-orang yang mengada-adakan". (QS. Shaad 38:86)
(terambil dari riwayat Imam al-Bukhari dan Muslim dari Ibnu Mas'ud ra)
Di
tengah wabah Covid-19 ini, mari kita tetap renungi bersama perjalanan
Isra Mikraj Nabi. Perjalanan yang membuahkan perintah shalat 5 waktu
bagi umat Islam. Perintah shalat yg esensinya sesungguhnya tidak hanya
untuk beribadah kepada Allah, tapi juga menebar kedamaian/salam (shalat
diakhiri dengan salam yg dalam bahasa Arab berarti kedamaian). Persis
pada titik inilah kita harus merefleksikan ibadah shalat kita di tengah
wabah Covid-19 ini; sudahkan shalat kita menebar kedamaian bagi yang
lain?
Kamis, 12 Maret 2020
KYAI SUPRAPTO DAN PUTM: TUJUH FALSAFAH AJARAN KH SUPRAPTO IBNU JURAIMI
KYAI
SUPRAPTO DAN PUTM: TUJUH FALSAFAH AJARAN KH SUPRAPTO IBNU JURAIMI
K.H. Suprapto Ibnu Juraimi, biasa juga dipanggil Ustadz Prapto atau Ustadz Ibnu
Juraimi, adalah mudir ke-2 (1990-1993) dan ke-4 (2003-2009) Pendidikan Ulama
Tarjih Muhammadiyah (PUTM) Pimpinan Pusat Muhammadiyah Yogyakarta. Beliau juga
adalah alumni angkatan 1 (1968-1970) pada lembaga tersebut, dibawah asuhan KH.
Umar Afandi (selaku mudir) dan KHR. Hadjid. Kedua sosok tersebut begitu
berkesan dan berpengaruh dalam kehidupan beliau, termasuk dalam membimbing
murid-muridnya.
Berangkat dari keprihatinan KH. Umar
Afandi (salah satu anggota Majelis Tarjih PPM) atas kelangkaan ulama dikalangan
Muhammadiyah saat itu, yang kemudian didukung oleh tokoh-tokoh lainnya seperti
KHR. Hadjid, Kyai Baqir Shaleh, Kyai Wardan Diponingrat, Majelis Tarjih yang
diketuai oleh KH. RM. Wardan Diponingrat, mendirikan Pendidikan Ulama Tarjih
Muhammadiyah pada tahun 1968 dengan menunjuk KH. Umar Afandi sebagai mudirnya.
Dengan demikian, pada tahun 1968, Muhammadiyah secara resmi mendirikan lembaga
kaderisasi ulama yang diberi nama “Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah (PUTM)”
di bawah kepemimpinan KH. AR. Fakhruddin yang melanjutkan kepememimpinan KH.
Faqih Usman.
Sebagai alumni PUTM angkatan
pertama, sekaligus sebagai murid dari KHR. Hadjid (murid termuda KHA. Dahlan),
Ustadz Ibnu Juraimi memiliki celupan yang kuat terhadap murid-muridnya. Selain
mewariskan ilmu, beliau juga mewariskan petuah-petuah yang sangat berguna bagi
kami dan para mujahid lainnya. Semoga amal baiknya menjadi jariyah tak
terhingga. Amin.
Berikut ini kami tuliskan Tujuh
Falsafah Ajaran KH S. Ibnu Juraimi yang telah kami peroleh selama menimba ilmu
di hadapan beliau.
Pertama, paksakan dirimu walaupun
hatimu belum mau.
Kalimat ini termasuk petuah-petuah
awal yang kami terima pada masa percobaan di Pendidikan Ulama Tarjih
Muhammadiyah di bawah asuhan KH S. Ibnu Juraimi. Menurutnya, kebaikan
harus dipaksakan melalui riyādhah (pembiasaan) berupa pemaksaan terhadap
anggota badan.
Menurutnya, tidak mengapa bila
melaksanakan kebaikan dengan terpaksa di awal. Kami yang tidak terbiasa puasa
Senin-Kamis, tahajud, dzikir, dan duduk sila berjam-jam harus memaksa kan diri
untuk melakukan semua itu. Begitu pula, kami yang terbiasa bersantai ria harus
memaksakan diri hidup dengan rutinitas sesuai arahan beliau, dalam waktu yang
sangat lama (empat tahun).
KH S. Ibnu Juraimi memang
menggunakan metode pemaksaan terutama di awal-awal pendidikan. Sikap beliau
saat mengajar sangat jauh berbeda dengan sikap beliau di luar ruang kelas. Saat
mengajar, beliau begitu keras, bersuara tinggi, dan sesekali memarahi. Namun,
pada saat di luar kelas, Ustadz Ibnu Juraimi begitu lembut dan santun. Kami
para muridnya, terkadang sulit menyesuaikan diri dengan dua kepribadian beliau
yang tadhad tersebut.
Kedua, kekuatanmu ada pada
tahajudmu.
Kyai Suprapto adalah orang yang
sangat mencintai tahajud. Di masa sakitnya sekalipun, beliau tidak meninggalkan
ibadah tersebut. Setiap ada acara-acara persyarikatan yang melibatkan beliau,
pastilah pak Kyai tidak lupa menggerakkan peserta untuk melaksanakan tahajud.
Bacaan al-Quran beliau sangat khas, sekali saja menjadi makmumnya pasti membawa
kesan dalam masa yang panjang.
Mengenai pentingnya tahajud bagi
para mujahid dakwah (menurutnya, istilah itu diperkenalkan oleh Amin
Rais), tidak bisa lepas dari Qs. Al-Mudatsir.
Melalui kajian surat tersebut, pak
Kyai menanamkan kepada kami para santrinya bahwa Janji Allah itu pasti.
Menurut surat Al-Mudatsir, ibadah
tahajud mengantarkan pada kemuliaan (maqāman mahmūda), memberi pengaruh
pada perilaku (asyaddu wath'an), memberikan sibghah (bobot) pada ucapan
(aqwamu qīlan). Menurutnya, para mujahid dakwah sangat memerlukan ketiga
hal tersebut. Karena itu, berulang kali beliau mengingatkan agar membekali diri
dengan tahajud sebelum tampil ke gelanggang perjuangan.
Ketiga, pakai kopiahmu sembari
jagalah pandanganmu.
Kopiah adalah identitas kethalabahan
(thalabah; sebutan bagi peserta Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah)
sekaligus simbol muru'ah, dan pelengkap rasa malu. Sebagai murid, kami
tahu betul betapa Pak Kyai ingin menjaga kami dari pergaulan yang salah.
Perpaduan antara kopiah di kepala dan kebiasaan menundukkan pandangan adalah
benteng pertahanan kepribadian.
Menurutnya, cobaan terbesar bagi
para pemuda adalah syahwatnya. Karena itu, Pak Kyai selalu mewanti-wanti agar
menundukkan pandangan dimana saja kami berada. Jangan mudah tergoda dengan si
bainol (perempuan cantik), jangan jelalatan, kata beliau. Seolah Pak Kyai ingin
mengatakan bahwa kebersihan hati melahirkan ketajaman mata batin (firasat).
Setelah berpisah dengan beliau
sembilan tahun lamanya, barulah kami mulai menyadari betapa penting kekuatan
firasat dalam mengarungi medan dakwah yang penuh godaan dan tantangan.
Soal pengaruh syahwat bagi para
pemuda, Pak Kyai selalu membawa pikiran kami pada peristiwa yang dialami oleh
Nabiyullah Yususf as. Selevel Yusuf saja hampir takluk saat berhadapan dengan
Zulaikha. Untung saja, Allah berkenan mengirimkan burhan kepadanya
sehingga mampu berpaling dari kebinasaan.
Keempat, al-Qur'an tidak cukup
dilagukan, dihafalkan, dan diseminarkan.
Pak Kyai termasuk ulama yang tidak
meninggalkan karya tulis. Kami pun para santrinya tidak pernah menanyakan hal
tersebut. Walau demikian, Pak Kyai mempunyai tulisan ringan tentang bagaimana
memperlakukan al-Quran. Tulisan itu satu-satunya karya beliau yang kami
ketahui. Melalui karya kecil itu, tergambar bagaimana perasaan beliau kepada
al-Quran.
Menurutnya, kekuatan al-Quran
terletak pada namanya yang menandakan bahwa ia adalah kitab yang harus dibaca
dengan mentadabburinya. Al-Quran harus diamalkan dan diperjuangkan.
Pak Kyai sering mengutip ungkapan
Ibn Taimiyah, "Siapa yang tidak membaca al-Quran, sungguh ia telah
meninggalkan al-Quran. Siapa yang membaca al-Quran tetapi tidak memahami
kandungannya, sungguh ia telah meninggalkan al-Quran. Siapa yang membaca
al-Quran, memahami isinya, tetapi tidak mengamalkannya, sungguh ia telah
meninggalkan al-Quran”.
Namun, bagi KH S. Ibnu Juraimi,
mengamalkan saja tidak cukup, al-Quran harus diperjuangkan.
Karena itu, beliau melanjutkan
ungkapan Ibn Taimiyah tersebut, “Siapa yang membaca al-Quran, memahami
kandungannya, mengamalkan al-Quran tapi tidak memperjuangkannya, sungguh ia
telah meninggalkan al-Quran". Demikianlah, betapa tinggi rasa beliau
terhadap al-Quran.
Kelima, orang terdekatmu adalah
isterimu.
Pak Kyai selalu mengatakan kepada
kami, “Isteri adalah orang yang mengetahui persis tentang suaminya, dari
gaya hingga modelnya". Karenanya, kehormatan suami ada pada isterinya.
Seolah pak Kyai ingin mengatakan kepada murid-muridnya, bahwa perjuangan dalam
mengemban amanah ditopang oleh keberadaan sosok isteri.
Seingat kami, Pak Kyai tidak pernah
menceritakan liku-liku perjuangan yang beliau hadapi di tengah-tengah umat.
Akan tetapi, sekali waktu kami mendengar Bu Nyai bercerita tentang suka duka
yang mereka alami di gelanggang perjuangan. Dari cerita itu kami menyadari
betapa isteri punya peran penting bagi ketegaran para mujahid.
Pak Kyai amat sering mengungkit
kisah Umar ra. "Bersikaplah pada isterimu layaknya Umar ra bersikap
pada isterinya. Sosok Umar yang tampak perkasa di hadapan siapa pun,
ternyata hanya diam mendengarkan saat isterinya marah. Bahkan, andai kamu
mampu, siapkan makanan untuk isterimu dan pakaikan pakaian untuknya".
Keenam, jangan ghibah.
Terhadap ghibah, Pak Kyai
betul-betul mengingatkan agar kami menjauhinya. Hampir di setiap keadaan, entah
dengan mimik serius maupun sambil guyon (bercanda), kami diingatkan agar tidak
melakukan ghibah (Jawa; ngrasani).
Menurutnya, ghibah erat kaitannya
dengan kehormatan sesama muslim. Pak Kyai sangat menjunjung tinggi kehormatan
setiap muslim. Sering beliau mengutip sabda Nabi saw, “Siapa yang menutupi
aib saudaranya (muslim), Allah akan menutup aibnya pada hari kiamat”.
Nasehat-nasehat beliau begitu
membekas di hati kami saat itu, hingga kemudian memberi pengaruh yang begitu
kuat saat kami telah selesai dari pendidikan.
Ketujuh, buatlah pondok.
Pada akhir-akhir masa pendidikan,
Pak Kyai sering menyampaikan bahwa, “kamu (kalian) tidak cukup ada di
Majelis Tarjih, rapat sana rapat sini, sidang ini, sidang itu, kamu harus buat
pondok”.
Sebagai alumni pendidikan Tarjih,
hal itu cukup mengganggu pikiran kami saat itu, alumni Tarjih tetapi diberi
pesan untuk membuat pondok (pesantren). Nampaknya, pesan beliau tersebut bukan
tanpa alasan. KH S. Ibnu Juraimi adalah sosok tokoh Persyarikatan yang begitu
besar perhatiannya terhadap kaderisasi Muhammadiyah di satu sisi, dan
perhatiannya kepada kaum muslimin yang begitu kokoh.
Beliau, di banyak kesempatan, selalu
mengutarakan pertanyaan kepada para pimpinan Persyarikatan dan pimpinan AUM, “Dari
sekian banyak sarjana yang diluluskan Muhammadiyah setiap tahun, berapa yang
berkiprah untuk Persyarikatan?”
Karena keprihatinan itulah, hingga
akhir hayatnya, beliau ingin agar PUTM tetap menjadi lembaga kaderisasi Muhammadiyah
yang mandiri (tidak bercampur dengan kegiatan Universitas). Hal itu sering
beliau ungkapkan dengan istilah "PUTM is PUTM".
Sedangkan terhadap kaum muslimin, KH
S.Ibnu Juraimi betul-betul menginginkan tegaknya izzah kaum muslimin.
Pak Kyai sering mengutip potongan
riwayat (dhaif) dari Khuzaifah dalam kitab Al-Mustadrak karya Imam Hakim, “Barangsiapa
yang tidak memperhatikan (abai) urusan kaum muslimin, maka ia bukan bagian dari
mereka”. Bahkan sedemikian pesar perhatiannya terhadap persoalan itu,
sampai-sampai kalimat tersebut ia pasang di ruang tamunya. Setiap orang yang
datang ke rumah beliau, diduga keras akan membaca kalimat tersebut.
Sehingga harapan KH S. Ibnu Juraimi
sesungguhnya adalah bahwa Pondok Pesantren merupakan sarana yang paling baik
untuk meraih dua hal di atas: penguatan internal Persyarikatan dan perhatian
(simpati-empati) terhadap urusan kaum muslimin.
Pesan KH S. Ibnu Juraimi begitu
jelas bagi kami dan kita semua bahwa pesantren harus melahirkan mujahid-mujahid
yang siap menegakkan dan membela kalimah Allah sehingga terwujud izzatul
Islam wal muslimin.
Asrul Jamaluddin, M.Hum.
Alumni Pendidikan Ulama Tarjih
Muhammadiyah
Sumber: http://langsa-kota.muhammadiyah.or.id/artikel-kyai-suprapto-dan-putm-tujuh-falsafah-ajaran-kh-suprapto-ibnu-juraimi-detail-1035.html
Sabtu, 07 Maret 2020
MEMIMPIN DENGAN HATI
Berikut ini berbagai kutipan kata-kata motivasi pemimpin yang menuai sukses dan keberhasilan mereka melalui kepemimpinan dengan hati.
#1 People do not care how much you know until they know how much you care. — John C. Maxwell
Orang tidak peduli seberapa banyak Anda tahu sampai mereka tahu seberapa besar Anda peduli.
#2 True leaders understand that leadership is not about them but about those they serve. It is not about exalting themselves but about lifting others up. — Sheri L Dew
Para pemimpin sejati memahami bahwa kepemimpinan bukanlah tentang mereka tetapi tentang mereka yang dilayani. Ini bukan tentang meninggikan diri mereka sendiri tetapi tentang mengangkat orang lain.
#3 The seat of knowledge is in the head, of wisdom, in the heart. — William Hazlitt
Kursi pengetahuan ada di kepala sedangkan kebijaksanaan ada di dalam hati.
#4 Your heart is free, have the courage to follow it. — Braveheart
Hatimu bebas, memiliki keberanian untuk mengikutinya.
#5 When your heart speaks, take good notes. — Judith Campbell
Saat hati Anda berbicara, catat dengan baik.
#6 The less you open your heart to others, the more your heart suffers. — Deepak Chopra
Semakin sedikit Anda membuka hati Anda kepada orang lain, semakin banyak hati Anda menderita.
#7 Wherever you go, go with all your heart. — Confucius
Kemana pun Anda pergi, lakukanlah dengan segenap hati.
#8 The thing that lies at the foundation of positive change, the way I see it, is service to a fellow human being. — Lee Iacocca
Hal yang terletak pada dasar perubahan positif, seperti yang saya lihat, adalah pelayanan kepada sesama manusia.
#9 We see the world, not as it is, but as we are—or, as we are conditioned to see it. — Steven R. Covey
Kita melihat dunia, bukan sebagaimana adanya, tetapi karena kita — atau, sebagaimana kita dikondisikan untuk melihatnya.
#10 The mind forgets but the heart always remembers. — Anonymous
Pikiran lupa tetapi hati selalu ingat.
#11 Great leadership usually starts with a willing heart, a positive attitude, and a desire to make a difference. — Mac Anderson
Kepemimpinan yang hebat biasanya dimulai dengan kesediaan hati, sikap positif, dan keinginan untuk membuat perbedaan.
#12 We treat our people like royalty. If you honor and serve the people who work for you, they will honor and serve you. — Mary Kay Ash
Kami memperlakukan orang-orang kami seperti bangsawan. Jika Anda menghormati dan melayani orang-orang yang bekerja untuk Anda, mereka akan menghormati dan melayani Anda.
#13 Try to help others. Consult their weaknesses, relieve their maladies; strive to raise them up, and by so doing you will most effectually raise yourself up also. — Joseph Barber Lightfoot
Cobalah untuk membantu orang lain. Konsultasikan kelemahan mereka, ringankan penyakit mereka; berusahalah dengan keras untuk membangkitkan mereka, dan dengan melakukan semuanya itu Anda akan secara efektif meningkatkan diri Anda juga.
#14 When people go to work, they shouldn’t have to leave their hearts at home. — Betty Bender
Ketika orang pergi bekerja, mereka tidak harus meninggalkan hati mereka di rumah.
#15 Smile, it is the key that fits the lock of everybody’s heart. — Anthony J. D’Angelo
Tersenyumlah, itu adalah kunci yang cocok dengan kunci hati semua orang.
#16 You do not lead by hitting people over the head — that’s assault, not leadership.
Anda tidak memimpin dengan memukul kepala orang — itu dinamakan serangan, bukan kepemimpinan.
#17 As we look ahead into the next century, leaders will be those who empower others. — Bill Gates
Ketika kita melihat ke depan ke abad berikutnya, para pemimpin akan menjadi orang-orang yang memberdayakan orang lain.
#18 To help others develop, start with yourself. — Marshal Goldsmith
Untuk membantu orang lain berkembang, mulailah dengan diri Anda sendiri.
#19 When we really connect to that place of wisdom and strength and understanding, everything becomes easier. — Arianna Huffington
Ketika kita benar-benar terhubung dengan kebijaksanaan dan kekuatan serta pemahaman itu, semuanya akan menjadi lebih mudah.
#20 Your vision will become clear only when you look into your heart. Who looks outside, dreams; who looks inside, awakens. — Carl Jung
Visi Anda akan menjadi jelas hanya ketika Anda melihat ke dalam hati Anda. Yang melihat ke luar, mereka sedang memiliki mimpi; mereka yang melihat ke dalam, mereka terbangun.
#21 Never look down on anybody unless you’re helping them up. — Jesse Jackson
Jangan pernah memandang rendah siapa pun kecuali Anda membantu mereka.
#22 Don’t believe everything you think. — Byron Katie
Jangan percaya semua yang Anda pikirkan.
#23 If your goals aren’t synced with the substance of your heart, then achieving them won’t matter much. — Danielle LaPorte
Jika tujuan Anda tidak disinkronkan dengan isi hati Anda, maka mencapainya tidak akan berarti apa-apa.
#24 The heart is a muscle, and you strengthen muscles by using them. The more I lead with my heart, the stronger it gets. — Mark Miller
Jantung adalah otot, dan Anda memperkuat otot dengan menggunakannya. Semakin saya memimpin dengan hati saya, semakin kuat hasilnya.
#25 A person’s world is only as big as their heart. — Tanya A. Moore
Dunia seseorang hanya sebesar hati mereka.
#26 If my heart could do my thinking, and my head begin to feel, I would look upon the world anew, and know what’s truly real. — Van Morrison
Jika hatiku dapat berpikir, dan kepalaku mulai merasakan, aku akan memandang dunia lagi, dan tahu apa yang benar-benar nyata.
#27 Civility doesn’t weaken a message. It helps others hear it. — Kate Nasser
Kesopanan tidak melemahkan pesan. Ini membantu orang lain mendengarnya.
#28 Success isn’t about how much money you make. It’s about the difference you make in people’s lives. — Michelle Obama
Sukses bukan tentang berapa banyak uang yang Anda hasilkan. Ini tentang perbedaan yang Anda buat dalam kehidupan orang lain.
#29 The heart has eyes which the brain knows nothing of. — Charles H. Perkhurst
Jantung memiliki mata yang tidak diketahui oleh otak.
#30 If your actions create a legacy that inspires others to dream more, learn more, do more and become more, then, you are an excellent leader. — Dolly Parton
Jika tindakan Anda menciptakan warisan yang menginspirasi orang lain untuk bermimpi lebih banyak, belajar lebih banyak, melakukan lebih banyak dan menjadi lebih banyak, maka, Anda adalah pemimpin yang hebat.
#31 Only do what your heart tells you. — Princess Diana
Hanya lakukan apa yang hatimu katakan padamu.
#32 One key to successful leadership is continuous personal change. Personal change is a reflection of our inner growth and empowerment. — Robert E. Quinn
Salah satu kunci sukses kepemimpinan adalah perubahan pribadi yang berkelanjutan. Perubahan pribadi adalah cerminan dari pertumbuhan dan pemberdayaan batin kita.
#33 To handle yourself, use your head; to handle others, use your heart. — Eleanor Roosevelt
Untuk menangani diri sendiri, gunakan kepala Anda; untuk menangani orang lain, gunakan hati Anda.
#34 Since in order to speak, one must first listen, learn to speak by listening. — Rumi
Karena untuk berbicara, pertama-tama seseorang harus mendengarkan, belajar berbicara dengan mendengarkan.
#35 Leadership is about making others better as a result of your presence, making sure that impact lasts in your absence. — Sheryl Sandberg
Kepemimpinan adalah tentang menjadikan orang lain lebih baik sebagai hasil dari kehadiran Anda, memastikan bahwa dampaknya bertahan lama selama Anda tidak ada.
#36 Put your heart, mind, and soul into even your smallest acts. This is the secret of success. — Swami Sivananda
Letakkan hati, pikiran, dan jiwa Anda bahkan ke dalam tindakan terkecil Anda. Inilah rahasia kesuksesan.
#37 When pure sincerity forms within, it is outwardly realized in other people’s hearts. — Lao Tzu
Ketika ketulusan murni terbentuk dari dalam, ketulusan itu akan terwujud melalui hati orang lain.
#38 Follow your heart, but be quiet for a while first. Ask questions, then feel the answer. Learn to trust your heart. — Unknown
Ikuti hatimu, tapi diam dulu dulu. Ajukan pertanyaan, lalu rasakan jawabannya. Belajarlah untuk mempercayai hatimu.
#39 Please think about your legacy, because you’re writing it every day. — Gary Vaynerchuck
Tolong pikirkan warisan Anda, karena Anda menulisnya setiap hari.
#40 Leadership is doing what is right when no one is watching. — George Van Valkenburg
Kepemimpinan adalah melakukan apa yang benar ketika tidak ada yang melihat.
#41 To be successful, you have to have your heart in your business, and your business in your heart. — Sr. Thomas Watson
Untuk menjadi orang sukses, Anda harus memiliki hati di dalam bisnis Anda, dan bisnis Anda di dalam hati Anda.
#42 As we let our own light shine, we unconsciously give other people permission to do the same. — Marianne Williamson
Ketika kita membiarkan cahaya kita sendiri bersinar, kita secara tidak sadar memberi izin kepada orang lain untuk melakukan hal yang sama.
#43 If you don’t stand for something you’ll fall for anything. — Malcolm X
Jika Anda tidak membela sesuatu, Anda akan jatuh cinta pada apa pun.
#44 Among the things you can give and still keep are your word, a smile, and a grateful heart. — Zig Ziglar
Ada banyak hal yang dapat Anda berikan dan tetap pertahankan, antara lain perkataan, senyuman Anda, dan hati yang bersyukur.
#45 Vulnerability is not weakness. And that myth is profoundly dangerous. — Brené Brown
Kerentanan bukanlah kelemahan. Dan mitos itu sangat berbahaya.
#46 The best and most beautiful things in the world cannot be seen or even touched—they must be felt with the heart. — Helen Keller
Hal-hal terbaik dan terindah di dunia tidak dapat dilihat atau bahkan disentuh — semuanya harus dirasakan dengan hati.
#47 Sometimes the heart sees what is invisible to the eye. — H. Jackson Brown, Jr.
Terkadang hati melihat apa yang tidak terlihat oleh mata.
#48 Your time is limited, so don’t waste it living someone else’s life. Don’t be trapped by dogma—which is living with the results of other people’s thinking. Don’t let the noise of others’ opinions drown out your own inner voice. And most important, have the courage to follow your heart and intuition. — Steve Jobs
Waktu Anda terbatas, jadi jangan sia-siakan untuk menjalani kehidupan orang lain. Jangan terjebak oleh dogma — yang hidup dengan hasil pemikiran orang lain. Jangan biarkan kebisingan pendapat orang lain menenggelamkan suara hati Anda sendiri. Dan yang paling penting, miliki keberanian untuk mengikuti kata hati dan intuisi Anda.
#49 A good head and a good heart are always a formidable combination. — Nelson Mandela
Kepala yang baik dan hati yang baik selalu merupakan kombinasi yang tangguh.
#50 If you wish others to believe in you, you must first convince them that you believe in them. — Harvey Mackay
Jika Anda ingin orang lain percaya pada Anda, pertama-tama Anda harus meyakinkan mereka bahwa Anda percaya pada mereka.
Langganan:
Postingan (Atom)