Senin, 23 April 2018

MANHAJ MUHAMMADIYAH

MANHAJ MUHAMMADIYAH



Muhammadiyah dalam memahami Islam berdasarkan pada AlQuran dan As Sunnah. Tidak terikat aliran teologis, madzhab fikih, dan tariqat sufiyah apapun. Walaupun secara de facto ahlussunnah

Muhammadiyah menganut fikih manhaji, mementingkan dalil dibanding pendapat

Paham agama dalam Muhammadiyah independen, komprehensif, dan integratif

Muhammadiyah mencirikan diri sebagai gerakan tajdid, terbagi menjadi purifikasi dan dinamisasi. Keduanya harus seimbang

Muhammadiyah memposisikan diri sebagai Islam moderat, tidak radikal dan tidak liberal

Muhammadiyah itu berkemajuan, dalam artian berorientasi kekinian dan masa depan. Bukan modernis bukan tradisionalis

Muhammadiyah sedikit bicara banyak bekerja. Walaupun sedikit warganya tapi luar biasa amal usahanya, sehingga mandiri dan tidak bergantung pada kekuasaan

Pengajian selalu perlu, karena ide dan wacana seringkali berasal dari pengajian

Qadariyah dan Jabariyah saat ini sekedar teori di buku. Pada prakteknya tidak ada yang benar-benar murni

Keraton butuh pusaka dan ritual untuk menegakkan wibawanya, urusan syirik-takhayul-khurafat adalah tugas kita meluruskan pada masyarakat

Dalam menghadapi kebencian ajaklah berdialog, jangan membalas dengan emosi

Bid'ah hanya dalam ibadah mahdhah, dalam budaya tidak ada bid'ah. Jangan sampai kita memperluas cakupan bid'ah

Peringatan itu kalau lupa saja, jangan sebentar-sebentar diperingati

Jika studi di luar negeri, bergaullah dengan bangsa lain, jika sekedar dengan bangsa kita bisa dibilang percuma

Bandel, nakal, itu normal asal dijaga agar tidak sampai melakukan kemaksiatan

Minimal menjadi kader + aktif di persyarikatan. Tingkatan selanjutnya adalah menjadi cendekiawan. Paling baik menjadi ulama

Buya Prof.Dr.Yunahar Ilyas, Lc, MA
(Ketua PP Muhammadiyah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar