TESTIMONI : GURUKU, Prof. Dr. H. Masnal Zajuli, MA (HAMZA).
Selamat, telah menyelesaikan tugas pengabdian ke negara-bangsa sebagai PNS/ASN. Tujuh puluh tahun usia berlalu, suatu rahmat Allah swt. yang luar biasa untuk zaman ini.
اللهم انا نسألك الرضى والتقى والعفو والعافية .
Beliau Prof.H. Masnal, pertama kali saya bertemu beliau di depan kelas Maret 1975. Beliau salah seorang tutor Bahasa Arab di Hikmat Study Club (HSC) Padang. Sebuah lembaga kursus yang didirikan oleh H.Suhairi Ilyas dan H.Dt. Rky. Endah.
Perasaan saya larut entah kenapa, beliau tampil dengan Bahasa Arab yang Fashahah di telinga saya. Masih segar dalam ingatan saya sepotong syair yang beliau ungkap ;
أكرم طبيبك ان أردت دواءه ×
وكذا المعلم ان أردت التعلّم ×
Hormati doktermu kalau kamu ingin obatnya, begitu juga hormati gurumu kalau kamu ingin belajar.
Hari-hari berikutnya saya tidak hanya belajar di kelas dengan beliau, di mana dan kapanpun. Bahkan saya sering nginap di kostnya Jln.Belakang Olo, sambil belajar mengetik teks Arab.
Sebenàrnya halaman ini terlalu sempit untuk menulis testimoni tentang beliau. Tetapi saya ungkapkan beberapa hal penting dan relefan untuk dikenang.
1. Pesan Buya Hamka dalam catatan harian H.Masnal ; Oh Haji !!. Kalau ada jalan menurun jangan lompati, biarlah tempuh jalan berliku asal ananda selamat".
Panggilan haji sangat akrab dengan Masnal. Hampir-hampir nama Masnal banyak orang kampus tidak tahu. Padahal civitas akademika banya juga yang sudah menunaikan haji. Kalau ada bertanya ; mana haji ?. Telunjuk akan mengarah kepada Masnal. Medkipun di kanan-kiri beliau juga ada haji. Kenapa ?. Saya tidak tahu jawabannya. Kami, mhs angkatan saya (BP 1975) tidak ada yang panggil bapak sama beliau. Semua panggil Uda Haji.
2. Peristiwa Galodo Gunung Marapi 30 April 1979. Berita media massa 01 Mei 1979, menjadi sebuah berita sangat menggemparkan di Sumbar bahkan Indonesia (mungkin juga dunia Internasional, karena media komunikasi waktu itu masih sangat terbatas). Buya Hamka datang dari Jakarta dituntun oleh H. Masnal Zajuli. Di bawah payung genggaman H.Masnal, Buya berkata ; "Haji !, Dulu kopi gunung Marapi ini harumnya sampai ke Jakarta. Tapi kini sudah berubah menjadi bau jagung dan kacang tempe".
Pesan ini sering diulang-ulang oleh Ust.H.Masnal. Kenapa diulang-ulang?. Tentu beliau punya kesan tersendiri.
3. Pesan Nenek dari Sawahtangah ;" Karambie kalau masih tagak, jan kan urang, baruak sajo payah mamajeknyo. Tapi kalau lah rabah, koncek bisa kejamban di pucuaknyo". (Kelapa selagi berdiri tegak, jangankan manusia kebanyakan, monyet saja susah memanjatnya. Tapi seandainya kelapa itu sudah tumbang, katakpun dengan gampang bisa mengencingi pucuknya). Apa artinya ?. Mungkin ini balaghahnya orang tua-tua kita, bertamsil kepada alam. Selagi di atas, berdiri kokoh karena status sosial, jabatan dsb jangan lupa. Seandainya kita sudah rebah seperti kelapa, koncek (katak) pun tak segan dengan kita. Terima kasih Nenek (Allah Yarhamha).
4. Surat ke Jogya.
September 1989, saya baru kuliah S2 di IAIN SUKA JOGYAKARTA. Suatu sore datang pak post ngantar surat. Begitu dibuka terlihat sebaris kaligrafi ;
وليتلطف ولا يشعرن بكم أحدا
Kenapa saya dikirimi ini ?. Saya kan bukan Ashabul Kahfi ?. Tidak saya tanggapi. Waktu libur semester, saya menemui beliau. Langsung beliau bertanya. Sampai nggak surat tempo hari ke Jogya ?.Saya senyum saja. Lalu beliau cerita tentang Ashabul Kahfi....Terima kasih, telah mengingatkan saya hidup di kota besar. Sekarang suratnya saya albumkan.
5. Musibah.
Beliau beberapa kali dapat musibah. Bapak H.Jamaan, salah seorang jamaah Masjid Nurul Ulya bilang ; Beliau ko lah acok kanai antak. Diantak bendi, diantak bemo, diantak pisau, jatuah di oto. Tapi lai alun maningga lai. Al-Hamdulillah, kok lai kapanjang umua beliau.
Rupanya ada prinsip dalam Tafsir al-Maraghi ;
تنوعت الأسباب والموت واحد
Bermacam sebab yang datang, namun ajal cuma satu kali.
Ini pula jawaban WA beliau dari Mekah ke keluarga di Padang 2007 terkait isu tsunami 30 meter akan terjadi di Padang.
Jawaban beliau ; Tsunami 30 meter, rumah kita 8 meter. Berarti rumah kita dilangkahi tsunami. Jawaban tidak rasional menurut saya dalam hati. Tapi beliau membalas WA dari keluarga di Padang tentu didasari keyakinant.
6. Album Pakaian.
Suatu kali isteri beliau, Hj.Musnaliza, merapi-rapikan lemari pakaian. Paling akhir, paling bawah ditemukan pakaian sobek, tapi bersih, rapi. Lalu ibuk Musnaliza bertanya ; ini pakaian siapa Uan ?. (Uan=panggilan kesayangan). Jawab H.Masnal ; tanya sama Usman. Kenapa ?. Ya, dia yang tahu jawabnya. Kejadiannya tahun l980an, jawabannya baru awal 2000.
Kenapa Uda Haji tidak menjelaskan sejak awal kejadian.?.. Tidak mau membebani pikiran isteri, toh masalahnya sudah selesai. Tinggal lagi kenangan.
7. Apakah perlu S2 ?.
Pertanyaan beliau yang agak aneh. Apakah perlu S2?. Saya sulit menjawabnya. Saya kompromikan dengan Sdr.Yunahar Ilyas. Bagaimana menurut antum, ini pertanyaan guru kita. Yunahar bilang ; Kalau sekedar Nurul Ulya-Lubuh Lintah tak perlu S2. Semakin rumit jawabannya. Masa berlalu, tau-tau Drs.H.Masnal Zajuli, berangkat ke Maroko. Pulang menyandang gelar MA. Tak berselang lama kuliah lagi di UIN SH Ciputat. Pulang dengan gelar Doktor, yang mengantarkan beliau berhak menyandang prediket Prof.Dr.H.Masnal Zajuli. MA.
8. Lughah Indonesia Lahjah Arab.
Buya Hamka bercanda ;
فاءذا هجّنت التواه فتفشرت الشرت
Haji ! ; Kalau engkau menghajan tuah, maka terpancarlah "al-cirtu".
Apo tu Uda Haji ?. Tuah jan diajan, dado jan dibusuangkan. Biaso-biaso se lah.
Canda dan nasehat beliau, Prof.Dr.H.Masnal Zajuli, MA., serius atau tidak, agak sulit dibedakan. Tinggal hati kami sebagai murid dan teman-teman dekat beliau, berusaha menyelami kedalaman balaghah beliau dalam keseharian. Beberapa penggalan ungkapan di atas saya ikuti, catat, pahami. In syaa Allah akan selalu menjadi jembatan kasih, sebelum saya menunaikan sebuah washiyat beliau kepada saya. Semoga Allah swt.berkenan membalas jasa-jasa beliau terhadap saya dan keluarga, serta teman teman senasib sepenanggungan di Group Kompak 11 Padang.
Batam, 09 Desember 2020
Usman Alnas