Selasa, 09 Mei 2023

KRISIS ULAMA MUHAMMADIYAH

Secara khusus, kehadiran ulama Muhammadiyah di panggung sejarah dengan pengalamannya pada satu abad yang lalu, kini mengalami kemunduran, baik dari segi kualitas dan kuantitasnya. Bila diperhatikan dengan seksama, kehadiran reformasi beberapa tahun yang lalu tidak terlalu banyak memberikan pengaruh perbaikan pada Muhammadiyah  pada  aspek  penyiapan kader ulama. Reformasi  banyak  melahirkan anak muda dari organisasi lain  yang bisa mengenyam pendidikan S2 dan S3 di perguruan-perguruan  tinggi  bergengsi  di  dalam dan luar negeri. Kalau dahulu ada seorang profesor  atau  bergelar Ph.D yang beragama Islam, hampir  dapat dipastikan mempunyai  latar belakang Muhammadiyah.  Tetapi sekarang,  anak-anak muda lulusan S2 dan S3 yang baru pulang dari Eropa, Amerika atau  dunia Arab, kebanyakan bukan  berasal  dari kultur Muhammadiyah. Padahal, mereka inilah nanti  yang akan menghiasi teras kepemimpinan bangsa di masa yang akan datang.  

Muhammadiyah dan generasi mudanya harus segera berbenah, “jangan sampai merasa besar dan mengklaim sebagai bagian dari gerakan  pembaruan,  apalagi menganggap  yang  lainnya tradisional”, namun justru sesungguhnya sudah sangat jauh tertinggal. Oleh karena itu pembaruan perkaderan baik yang bersifat umum  maupun secara khusus perkaderan ulama, harus segera digiatkan. Genderang perkaderan yang sungguh-sungguh dan strategis harus segera ditabuh agar ulama dan tokoh Muhammadiyah dapat memimpin umat Islam dan memiliki peran strategis untuk membangun peradaban, khususnya di Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar