MENGHINDARI RASA BANGGA, KENDATI TERSEMBUNYI"
Oleh: Prof. Dr. Yaswirman, MA
ANGGOTA MAJELIS TARJIH DAN TAJDID
PIMPINAN WILAYAH MUHAMMADIYAH SUMATERA BARAT
PERIODE 2015 – 2020
Ada banyak di antara kita yang sanggup berpuasa Senin dan Kamis, ada pula yang shalat dhuha di pagi hari, bahkan yang ada pula yang sanggup tahajjud malam hari, tapi ada di antara yang lain mungkin tidak bisa, meskipun sudah berusaha.
Tetapi ada hal lain yang sanggup dilakukan, seperti
Kemana pun mereka berjalan bersedekah dengan murah hati.
Ada juga di antara kita tidak kuat untuk melakukan ibadah tambahan, tetapi mampu menjaga hati agar tetap bersih dan wajah ceria dan senyum terhadap sesama.
Ada pula yang bisa membuat anak gembira dan tertawa ria jika bertemu dan bercengkrama dengannya.
Intisarinya adalah:
1. Sekali-kali jangan terbayang dalam pikiran kita bahwa orang-orang yang tidak melakukan seperti yang kita lakukan lebih rendah dari pada kita, atau tidak memiliki apa pun untuk membantu orang lain.
2. Sekali-kali jangan terpikir oleh kita bahwa ibadah kita lebih baik daripada ibadah orang lain. Ada banyak sahabat kita yg menyembunyikan atau tidak menampakkan serta menceritakan ibadahnya kepada orang lain.
3. Sekali-kali jangan biarkan kesalehan kita menumbuhkan kebanggaan tersembunyi dan terselubung dalam hati kita, karena kebanggaan dan kesombongan itu hanya kita dan Allah yang tahu.
4. Sekali-kali jangan biarkan kesalehan kita mengisolasi diri kita dari keluarga dan teman. Bahkan punya perasaan yang membuat kita merasa lebih suci dari orang lain.
Strata sosial, garis keturunan, harta melimpah, kemampuan ilmiah dalam satu atau beberapa bidang bukan kriteria untuk kesalehan kita.
Ada banyak sahabat kita di belahan dunia lain yang mungkin lebih dekat kepada Allah daripada kita karena fakta yang sederhana mereka dapat menanggung kesulitan dan mengatasi cobaan dari waktu ke waktu dibanding kita.
Penampilan dan pakaian kita bukanlah kriteria sebuah kesalehan. Ada banyak sahabat kita yang lebih dekat dengan Allah SWT meskipun penampilannya tampak biasa-biasa saja.
Bergabungnya kita dengan sebuah jamaah atau kelompok ilmiah mana pun, harus menjadi sarana untuk memusnahkan ego dan kebanggaan kita, tanpa memandang rendah orang lain. Karena banyak yang hatinya murni meskipun tidak bergabung dengan salah satu di atas.
Semua itu belum lah menjadi jaminan untuk tiket ke surga.
Ada orang yang berpotensi masuk surga hanya dengan memuaskan dahaga seekor binatang. Ada juga yg meluangkan waktu untuk memaafkan kesalahan semua orang setiap hari sebelum tidur.
Jadi ada banyak yang tidak ditampilkan dan disuguhkan ke depan publik, tetapi apa yang tidak disuguhkan itu sangat berharga bagi Allah.
Ada di antara kita yang mungkin berjalan melalui lorong-lorong kecil menuju surga dengan modal sangat sedikit tetapi tulus, kendati kehadirannya tidak dianggap penting menurut yang lain, sementara yang lain dengan perbuatan yang jauh lebih besar justru menghambatnya ke surga karena ada rasa kesombongan di dalam hati.
Oleh karena itu ada banyak sebenarnya sahabat kita yg menuntun kita menuju lorong-lorong ke surga, salah satunya dengan melihat sesuatu yang baik yang ada pada orang lain dan dengan menjaga silaturahim dengannya.
Ada banyak kisah dan contoh orang-orang biasa-biasa saja membantu mempermudah orang beraktifitas yang dinilai mulia oleh Allah , seperti menggali got yang tersumbat agar air bisa mengalir, bergabung dengan jamaah lain gotong royong dan membersihkan mesjid, menggelar tikar dan membuang sampah agar jamaah bisa nyaman beribadah, memanggil jamaah melalui adzan untuk menuju mesjid, menjaga keamanan rumah agar majikannya nyenyak tidur, menjual sayur dan kebutuhan harian agar orang kaya bisa meng-konsumsi yang bergizi, merancang dan membangun serta membersihkan fasilitas untuk orang banyak, menahan diri untuk tidak memakai fasilitas umum untuk kepentingan diri, membuang gangguan di jalan agar orang nyaman lewat, membiayai dan mengasuh orang2 gila dengan biaya sendiri, mendidik anak2 cerdas membaca dengan membawa buku sambil berjualan sayur keliling, dll......kisah The Heroes yang ditampilkan oleh tv swasta sangat inspiratis buat kita. Semua dilakukan dengan tulus dan berusaha menyembunyikan rasa sombong.
"Allah tidak melihat rupa seseorang, tetapi yg dinilai oleh Allah adalah siapa yang lebih dekat kepada-Nya" (HR. Muslim).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar