Rabu, 15 Agustus 2018

Sabar dan konsisten dalam belajar, khususnya 'ilmu nahwu Bahasa Arab

Sabar dan konsisten dalam belajar, khususnya  'ilmu nahwu Bahasa Arab

 

 


Sabar dan Konsisten Merupakan Faktor Terbesar untuk Menguasai Bahasa Arab, Seandainya bukan karena kesabaran, niscaya seorang petani tidak akan memetik hasil padi yang baik. Seandainya bukan karena kesabaran, niscaya seorang pedagang tidak akan meraih hasil kesuksesan yang baik.

Begitu pula semua orang yang bersabar, dia mampu menahan rasa pahit dan sakit, bahkan sekalipun berjalan diatas duri. Ketika terjatuh dari kegagalan, dia akan berusaha bangkit demi mewujudkan harapan dan cita-cita yang ingin diraihnya.

Sungguh benarlah perkataan seorang penyair bernama Abu Ya'la Al-Maushali:

        إنّي رَأيتُ و في الأيام تَجربَةًٌ

        للصبر عاقبةٌ مَحمُودَةُ الأثرِ..


        و كلّ من جَدّ في أمرٍ يُحاوله

        وَاستَصحَبَ الصّبرَ إلّا فازَ…


  "Sungguh, aku memandang di hari-hari pengalaman yang kudapat, bahwasannya kesabaran itu memiliki akibat yang terpuji…

  Tidaklah setiap orang yang semangat, berusaha dan bersabar dalam suatu perkara, melainkan ia akan mendapatkan yang dicari..."


Demikianlah urusan dunia. Lalu, bagaimanakah sikap seorang penuntut ilmu dalam meraih ilmu yang dipelajarinya?

Seringkali kita mendapatkan seseorang mundur dari menuntut ilmu lantaran tidak sabar dan mudah putus asa, bahkan tak jarang ada pula yang ketika ditanya,

"Kenapa sudah gak ikut belajar lagi?"

dia mengatakan,

"Pelajarannya sulit, ana sudah gak sanggup mengikuti pelajarannya."

Benarkah sikap seperti itu?

Kenapa dalam meraih cita-cita dunia kita mampu bersabar, sedangkan untuk meraih ilmu yang memudahkan jalan kita menuju Surga, justru kita mudah putus asa?

Sahabatku, janganlah pernah putus asa dalam meraih ilmu yang anda pelajari.!

Bersabar dan berusahalah untuk bisa menguasainya, karena sesungguhnya setiap ulama pasti pernah mengalami sulitnya rintangan dalam meraih ilmu.

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin –rahimahullāh–, dalam Kitābul 'Ilmi (hlm. 47), mengkisahkan sebuah kisah yang sangat berkesan dari sang guru, Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa'di –rahimahullāh–, akan kesabaran seorang ulama dalam meraih ilmu.

Begini kisahnya:

    أن الإمام الكسائي إمام أهل الكوفة في النحو أمه طلب علم النحو فلم يتمكن، و في يوم من الأيام وجد نملة تحمل طعاما لها، و تصعد به إلى الجدار، وكلما صعدت سقطت، ولكنها ثابرت حتى تخلصت من هذه العقبة، و صعدت الجدار، فقال الكسائي : هذه النملة ثابرت حتى وصلت الغاية، فثابر حتى صار إماما في النحو

    "Al-Kisāi adalah imam penduduk Kuffah dalam ilmu Nahwu. Dalam perjalanan mempelajari ilmu Nahwu, beliau pernah mendapatkan kesulitan mempelajarinya dan merasa tidak sanggup menguasainya. Pada suatu hari, Al-Kisāi mendapatkan seekor semut sedang menaiki tembok dengan membawa makanannya. setiap kali semut itu naik, selalu terjatuh; akan tetapi semut itu sabar dan terus berusaha sampai akhirnya dia mampu membawa makanan tersebut ke tempat yang dituju. Setelah kejadian itu, Al-Kisāi mulai barsabar dan berusaha dalam meraih ilmu yang dia pelajari, sehingga jadilah beliau seorang imam besar dalam ilmu Nahwu di zamannya."


Tahukah anda, siapa beliau?

 Nama lengkap beliau adalah: Abu Al-Hasan 'Ali bin Hamzah bin 'Abdullāh bin Bahman bin Fairūz Al-Kisāi; dikenal dengan nama Al-Kisāi; lahir di kota Kuffah tahun 119 H, dan wafat tahun 189 H.

Ketahuilah, beliau bukanlah orang Arab; akan tetapi setelah mempelajari ilmu Nahwu dengan penuh semangat, konsisten dan bersabar dari para ulama, diantaranya Khalil bin Ahmad –guru besar Sibawaih, ulama Nahwu di kota Basrah–, beliau menjadi seorang ahli Nahwu dan salah satu pembawa riwayat Qirāah Sab'ah.

Berkata Al-Imam Asy-Syafi'i –rahimahullāh–:

    من أراد أن يتبحر في علم النحو، فهو عيال على الكسائي

    "Siapa saja yang ingin menguasai ilmu Nahwu, hendaklah ia berguru kepada Al-Kisāi."


Sahabatku,

untukmu yang sedang mempelajari bahasa Arab, tetaplah semangat dan jangan pernah berputus asa ketika mendapatkan kesulitan.

Tahukah anda kunci memecahkan sulitnya pelajaran?

Kuncinya adalah:

    لسانٌ سَؤولٌ و قَلب عَقُول و بدن غير مئُول


    Lidah yang sering bertanya, hati yang selalu berpikir, dan badan yang tak pernah letih.



Sahabatku,

untukmu yang berputus asa lantaran sulitnya memahami pelajaran, hendaklah selalu berpikir positif dan jangan pernah putus asa dalam setiap hal.

Orang yang berpikir jernih tidak akan pernah melihat dan menoleh kebelakang sekalipun; karena, angin akan selalu berhembus ke depan, air akan terus mengalir ke depan, dan segala sesuatu akan berjalan ke depan.

Nasihat Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin untuk Orang yang Mempelajari Bahasa Arab

Beliau berkata:

    فهم النحو أمر مهم جدا، و لكن النحو في أوله صعب، و في آخره سهل، و قد مثل ببيت من قصب، و بابه من حديد، يعني : أنه صعب الدخول، لكن إذا دخلتَ سهل عليك كلّ شيء، و لهذا ينبغي للإنسان أن يحرص على تعلم مبادئه حتى يسهل عليه الباقي. و لا عبرة بقول من قال : إنّ النحوَ صعبٌ… حتى يتخيل الطالب أنه لا يتمكن منه، فإنّ هذا ليس بصحيح، ولكن ركز على أوله يسهل عليك آخره


 "Memahami ilmu Nahwu merupakan perkara yang sangat penting, akan tetapi ilmu Nahwu itu awalnya sulit dan akhirnya mudah.

Mempelajari Nahwu diumpamakan dengan sebuah rumah yang terbuat dari kayu, dan pintunya dari besi. Maksudnya adalah: ketika baru memasukinya, sedikit sulit; tapi kalau sudah masuk, mudah semuanya.

Untuk itulah, hendaklah bagi penuntut ilmu untuk semangat mempelajari pondasi awal ilmu Nahwu-nya, sehingga mudahlah baginya memahami yang lainnya.

Jangan pedulikan perkataan orang yang berkata, 'Sesungguhnya belajar Nahwu itu sulit,' sehingga seorang penuntut ilmu berpandangan bahwa dirinya tidak akan bisa menguasainya.

Sungguh, hal ini tidaklah benar. Akan tetapi, fokuslah di awalnya, sehingga mudah bagimu di akhirnya."


Pepatah Arab mengatakan:

    ليس العظمة في ألا تسقطَ بل في أن تسقط ثمّ تنهض من جديد


    "Sesuatu yang besar itu bukanlah pada saat engkau tak pernah terjatuh; akan tetapi disaat engkau terjatuh, engkau berusaha bangkit kembali."


اللهم لا علم لنا إلا ما علمتنا علمنا ما ينفعنا يا رب العالمين

"Yā Allāh, kami tidaklah memiliki ilmu melainkan apa-apa yang engkau ajarkan pada kami; dan ajarkanlah kami apa-apa yang bermanfaat untuk kami, wahai Rabb semesta alam." Āmīn.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar