Kadang kala seorang pelajar berkata : “ saya
akan menuntut ilmu agar bisa jadi orang yang alim “, mengisyaratkan bahwa
tujuanya menuntut ilmu bukan karna gelar atau mengharapkan sanjungan dari
manusia, melainkan murni karna belajar ilmu. Walaupun demekian motivasinya
menuntut ilmu jelas salah karna dia menuntut ilmu tidak dia niatkan untuk
mencari ridho Allah azza wa jalla.
Salah satu perangkap dalam mencari ilmu adalah mencari ilmu agar bisa jadi orang yang alim ( banyak pengetahuan). Ilmu itu bagai hawa nafsu. Ia dapat di cari murni karna kesenangan semata dan bukan demi Allah azza wa jalla.
Mereka adalah orang2 yang suka mencari hal2 baru. Dan ini merupakan tabiat manusia. Ketika dia telah berusaha keras untuk tahu, kemudian muncul jawabanya, jawabanya itu dapat sangat memotivasinya. Ini memberikanya semangat untuk belajar lebih keras lagi.
Allah azza wa jalla menjelaskan sifat2 orang yang berilmu dalam firmaNya :
Salah satu perangkap dalam mencari ilmu adalah mencari ilmu agar bisa jadi orang yang alim ( banyak pengetahuan). Ilmu itu bagai hawa nafsu. Ia dapat di cari murni karna kesenangan semata dan bukan demi Allah azza wa jalla.
Mereka adalah orang2 yang suka mencari hal2 baru. Dan ini merupakan tabiat manusia. Ketika dia telah berusaha keras untuk tahu, kemudian muncul jawabanya, jawabanya itu dapat sangat memotivasinya. Ini memberikanya semangat untuk belajar lebih keras lagi.
Allah azza wa jalla menjelaskan sifat2 orang yang berilmu dalam firmaNya :
قل آمنوا به أو لا تؤمنوا إنّ الّذين أوتوا العلم من قبله إذا يتلى عليهم يخرّون للأذقان
سجّدا ويقولون سبحان ربّنا إن كان وعد ربّنا لمفعولا
Katakanlah: "Berimanlah kamu kepadanya atau tidak usah beriman (sama saja bagi Allah). Sesungguhnya orang-orang yang diberi pengetahuan sebelumnya apabila Al Qur'an dibacakan kepada mereka, mereka menyungkur atas muka mereka sambil bersujud. dan mereka berkata: "Maha Suci Tuhan kami; sesungguhnya janji Tuhan kami pasti dipenuhi". ( QS. Al Isra : 109-109)
Dari sini dapat kita lihat bagaimana ilmu dapat memberi mereka kekhusyukan dan membuat mereka takut kepada Allah azza wa jalla.
Allah azza wa jalla juga berfirman :
إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ
Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha perkasa lagi Maha Pengampun. ( QS. Al Fathir : 28)
Melalui ayat ini dapat kita ketahui bahwasanya para ulama itu adalah mereka yang takut kepada Allah azza wa jalla. Dalam ayat lain Allah azza wa jalla berfirman :
إنّ الّذين آمنوا وعملوا الصالحات أولئك هم خير البريّة
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. ( QS. Al bayyinah : 7)
Dalam ayat ini Allah azza wa jalla mengatakan bahwasanya orang2 yang beriman itu adalah sebaik-baik makhluk dan mereka beriman dan mengerjakan amalan shaleh, oleh karna itu hanya orang2 yang benar2 takut kepada RabbNyalah yang pantas menjadi ulama, dan orang2 yang tidak takut kepada RabbNya maka dia tidak pantas menjadi ulama.
Kemudian di dalam As Sunnah di sebutkan bahwasanya para ulama itu adalah pewaris para Nabi. Ini berarti bahwa para ulama adalah orang2 terbaik setelah Rasulullah salallahu’alaihi wa salam, apabila mereka betul2 ulama. Orang2 saat ini kebingungan mengenai kata “ulama”. Sebab banyak di antara mereka yang punya ilmu tapi akhlaknya kasar, suka menggunjing, mudah memvonis tanpa tabayun dan tatsabut, oleh karna itu ilmu dalam pengertian abstrak/ teoritis saja tidaklah cukup. Ilmu juga harus mempengaruhi hati dan membuat pemiliknya takut kepada Allah. Dan dia adalah sebaik-baik manusia setelah para Nabi dan Rasul.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar