Minggu, 20 Januari 2019

FILOSOFI KARATE SHOTOKAN

FILOSOFI KARATE SHOTOKAN 

 

 


Seseorang yang menggeluti suatu seni bela diri dia tidak akan bisa melepaskan dirinya dari ilmu itu. Karena ilmu itu telah menjadi darah daging baginya. Begitu juga dengan diriku. Selama 5 tahun aku belajar karate shotokan aku tidak bisa melepaskan diriku. Kemanapun aku berlari dia selalu mengejarku. Berikut filosofi karate shotokan yang sangat bagus untuk diamalkan dalam kehisupan sehari2:

 

Rakka (Bunga yang berguguran)


Adalah konsep bela diri atau pertahanan di dalam karate. Konsep ini berarti bahwa setiap teknik pertahanan itu harus dilakukan dengan bertenaga (powerfull) dan pasti, dimana dengan hanya menggunakan satu teknik sudah cukup untuk membela diri. Dapat diumpamakan disini; jika teknik itu dilakukan ke atas suatu pokok bunga, maka semua bunga dari pokok tersebut akan berguguran. Dan juga seperti misalnya jika ada orang menyerang dengan sasarannya untuk memukul muka, maka seorang karateka yang diserang tadi hanya menggunakan teknik tangkisan atas (age uke). Apabila tangkisan tersebut kuat dan pasti, maka ia bisa mematahkan tangan si penyerang tadi. Sehingga ia (karateka) tidak perlu lagi membalas dengan serangan susulan karena tangkisan tadi sudah cukup untuk membela diri.

 


Mizu No Kokoro (Minda itu seperti air)


Adalah konsep yang bertujuan untuk bela diri, minda (pikiran) perlulah dijaga dan dilatih supaya selalu tenang. Apabila minda tenang, maka mudah untuk karateka untuk mengelak atau menangkis serangan yang datang. Minda itu seumpama air di danau. Apabila bulan bersinar dimalam hari, maka kita akan bisa melihat bayangan bulan yang terang di danau yang tenang. Seandainya dilemparkan batu kecil ke danau tersebut, maka bayangan bulan di danau itu akan kabur.


Niju Kun adalah 20 Kode Moral Wajib karatedo yang merupakan ajaran penting dari Master Gichin Funakoshi yang menjadi tuntunan dalam dojo juga dalam kehidupan sehari-hari. Berikut ini adalah Niju Kun secara lengkap:

  1. Karate-do wa rei ni hajimari, rei ni owaru koto wo wasurna (Karate-do begins with courtesy and ends with courtesy). Artinya Dalam karate mulai dengan sebuah sikap hormat (rei) dan berakhir dengan sebuah sikap hormat.

  2. Karate ni sente nashi (There is no first attack in karate). Artinya Tidak ada sikap menyerang lebih dulu dalam karate.

  3. Karate wa gi no tasuke (Karate is a great assistance to justice). Artinya Karate adalah sebuah pertolongan kepada keadilan.

  4. Mazu jiko wo shire, shikoshite tao wo shire (Know yourself first, and then others). Artinya Pertama kenali (kuasai) dirimu sendiri baru orang lain.

  5. Gijutsu yori shinjutsu (Spirit first; techniques second). Artinya Semangat/ pemahaman harus lebih utama, barulah kemudian teknik (teori).

  6. Kokoro wa hanatan koto wo yosu (Always be ready to release your mind). Artinya Selalu siap untuk membebaskan pikiranmu.

  7. Wazawai wa getai ni shozu (Misfortune [accidents] always comes out of idleness [negligence]). Artinya Kecelakaan muncul dari kekurang perhatian/ ketelodoran.

  8. Dojo nomino karate to omou na (Do not think that karate training is only in the dojo). Artinya Jangan berfikir bahwa latihan karatedo hanya di dalam dojo saja.

  9. Karate no shugyo wa issho de aru (It will take your entire life to learn karate). Artinya Tidak ada batas dalam mempelajari karatedo, belajar karatedo akan meliputi seluruh kehidupanmu.

  10. Arai-yuru mono wo karate-ka seyo, soko ni myo-mi ari (Put your everyday living into karate and you will find the ideal state of existence myo [secret of life]). Artinya Jalani kehidupan sehari-hari dalam konteks karatedo, maka kamu akan menemukan Myo (sebuah rahasia besar kehidupan).

  11. Karate wa yu no goto shi taezu natsudo wo ataezareba moto no mizu ni kaeru (Karate is like hot water. If you do not give it heat constantly, it will again become cold water). Artinya Karatedo seperti air dalam teko, bila tak dipanaskan maka ia pun akan tetap dingin.

  12. Katsu kangae wa motsu na makenu kangae wa hitsuyo (Do not think that you have to win. Think that you do not have to lose). Artinya Jangan berpikir masalah menang dalam pertarungan tapi pikirkan bagaimana agar kau tidak kalah dalam pertarungan.

  13. Tekki ni yotte tenka seyo (Victory depends on your ability to distinguish vulnerable points from invulnerable ones). Artinya Kemenangan tergantung dari kemampuanmu untuk membedakan antara titik yang mudah diserang dan yang tidak.

  14. Tattakai wa kyo-jutsu no soju ikan ni ari (Move according to your opponent). Artinya Pertarungan ditentukan dengan bagaimana kamu mampu mengontrol gerakanmu ataukah gerakanmu ditentukan oleh lawanmu.

  15. Hito no te ashi wo ken to omoe (Think of the hands and feet as swords). Artinya Pikirkan bahwa kedua tangan dan kakimu adalah pedang.

  16. Danshi mon wo izureba hyakuman no tekki ari (When you leave home, think that you have numerous opponents waiting for you. It is your behavior that invites trouble from them). Artinya Jika kamu keluar rumah, bayangkan selalu ada banyak musuh yang siap menanti. Semuanya tergantung pada tingkah lakumu apakah mencari ataukah menghindari masalah dari mereka.

  17. Kamae wa shoshinsha ni ato wa shizentai (Beginners must master low stance and posture; natural body position for advanced). Artinya Karateka pemula harus menguasai kuda-kuda dan bentuk tubuh. Karateka tingkat mahir lebih baik dengan Shinzetai (posisi tubuh alami) dalam sebuah pertarungan.

  18. Kata wa tadashiku jissen wa betsu mono (Practicing a kata is one thing, and engaging in a real fight is another). Artinya Memainkan sebuah Kata hanyalah satu hal. Penerapannya dalam sebuah pertarungan yang sesungguhnya adalah lebih berarti.

  19. Chikara no kyojaku, karada no shinshuku, waza no kankyu wo wasaruna (Do not forget [1] strength and weakness of power, [2] stretching and contraction of the body, and [3] slowness and speed of techniques. Apply these correctly). Artinya Jangan pernah melupakan koreksi terus-menerus akan tiga hal ini dalam sebuah latihan: [1] Pengaturan kelembutan dan kekerasan akan tenaga; [2] Peregangan dan pemanasan anggota tubuh; [3] Pengaturan kecepatan dan kelambatan sebuah teknik.

  20. Tsune ni shinen kufu seyo (Always think and devise it all times). Artinya Selalu memikirkan dan menemukan cara untuk melaksanakan semua ajaran ini sepanjang waktu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar