Jumat, 03 Juli 2020

Ketua PDM Padang Maigus Nasir Tugaskan Alumni Kader Ulama PPUM Gerakan Dakwah di Cabang


Ketua PDM Padang Maigus Nasir Tugaskan Alumni Kader Ulama PPUM Gerakan Dakwah di Cabang



PADANG -- Ketua PD Muhammadiyah Padang menggelar silaturahim dan diskusi bersama pengurus alumni Pusat Pendidikan Ulama Muhammadiyah (PPUM) Sumbar di Masjid Taqwa Muhammadiyah Pasar Raya Padang, Rabu, (1/7/2020).

Ketua PD Muhammadiyah Padang, Maigus Nasir mengatakan PDM memberikan apresiasi tinggi karena munculnya kembali ghirah para alumni PPUM untuk menggerakan potensi keulamaan Muhammadiyah.

Maigus Nasir meminta agar alumni PPUM kembali menjadi ikon penggerak dakwah di cabang karena PPUM adalah berasal cabang Muhammadiyah, Setelah itu membentuk korp Mubaligh.

"Selain itu para kader Muhammadiyah sudah saatnya mengambil peran dalam penolakan terhadap RUU HIP dan penyimpangan lainnya yang mengdiskreditkan Islam," tutupnya. (RI)

Sumber: https://minangkabaunews.com/artikel-27414-ketua-pdm-padang-maigus-nasir-tugaskan-alumni-kader-ulama-ppum-gerakan-dakwah-di-cabang.html

Rabu, 01 Juli 2020

BADAN WAKAF UANG MUHAMMADIYAH SUMATERA BARAT INVESTASI SARANG BURUNG WALET

BADAN WAKAF UANG MUHAMMADIYAH SUMATERA BARAT INVESTASI SARANG BURUNG WALET 




Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Barat Dr. Bakhtiar, M.Ag bersama ketua Badan Wakaf Uang Muhammadiyah (BWUM)  Hendri Novigator, S.Psi.I dan rombongan Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting Muhammadiyah (LPCR)  PWM SUMBAR melakukan kunjungan ke Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Kinali Pasaman Barat dalam rangka Bersilaturrahmi dan Berinvestasi Sarang Burung Walet.

“ Pertemuan ini dalam rangka silaturrahim dan dalam rangka berinvestasi sarang burung walet. Karena tidak mungkin menggerakan Muhammadiyah tanpa ditopang oleh Ekonomi yang kuat” ujar Dr. Bakhtiar, M.Ag  ( 28/06/2020)

Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kinali Husnan menjelaskan bahwa produk Sarang Walet yang merupakan produk natural asli Indonesia memiliki potensi besar, menjanjikan, dan hasil untung berlipat. 

Ketua Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Hendri Novigator menyampaikan hal ini merupakan usaha Badan Wakaf Uang Muhammadiyah untuk mengembangkan wakaf produktif.  Karena sebelumnya masyarakat hanya tahu wakaf dalam bentuk tanah, rumah, dan benda tidak bergerak lainya. 

“Selain berinvestasi rumah sarang wallet Badan Wakaf Uang Muhammadiyah juga telah mengelola Kebun Tebu di Lawang dan sudah beberapa kali panen,” ujarnya. 

“Untuk itu, kami mengajak masyarakat untuk berwakaf uang. karena wakaf uang hasilnya lebih produktif dan lebih menjanjikan untuk melakukan pemberdayaan masyarakat,” imbuhnya. 

Pertemuan yang bertemat di Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Alamanda Kinali. Pasaman Barat tersebut dihadiri oleh Waka PWM SUMBAR Dr. Bakhtiar, M.Ag , BWUM SUMBAR Hendri Novigator & Aya S. Miza, LPCR PWM SUMBAR Martaon Pulungan, Ali Imran Yunus, dan Syahrial, PCM PABAR, PRM KINALI, & Kepala dan Guru MTS Muhammadiyah Alamanda Kinali. 

“Kerja sama dan investasi ini insya Allah akan saling menguntungkan. Mengingat tujuan kita berinvestasi adalah untuk memajukan Muhammadiyah sebagai Gerakan Dakwah Dan Islam” ujar Martaon ketua LPCR PWM SUMBAR.

 Ahad, 28 Juni 2020

Rabu, 17 Juni 2020

ARSIP Badan Wakaf Uang Muhammadiayah Sumbar Berikan Layanan Kesehatan Gratis untuk Semua

 Badan Wakaf Uang Muhammadiayah Sumbar Berikan Layanan Kesehatan Gratis untuk Semua




PADANG, Suara Muhammadiyah — Badan Waqaf Uang Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sumatera Barat (Sumbar) telah resmi melaunching program pelayanan kesehatan gratis bagi masyarakat di Klinik Pratama Ahmad Dahlan Masjid Taqwa Muhammadiyah Sumbar sejak tiga bulan lalu.

“Bagi masyarakat kalau sakit datang saja ke klinik Ahmad Dahlan Masjid Taqwa Muhammadiyah Sumbar tidak perlu bawa kartu BPJS apalagi lihatin kartu Muhammadiyah. Cukup datang saja ke sana tidak bayar alias gratis  setiap hari Senin-Sabtu pukul 10.00-15.00 WIB,” ungkap Wakil Ketua PW Muhammadiyah Sumbar, Bakhtiar usai Hari-Mu di Bukittinggi, Sabtu (17/9).
Menurutnya, saat ini Muhammadiyah sudah meluncurkan pelayanan kesehatan gratis, kedepan akan mengembangkan investasi rumah kos. Hasil investasi rumah kos ini akan dimanfaatkan untuk kepentingan kemanusiaan dan pengembangan amal usaha Muhammadiyah lainnya.
“Dana waqaf uang itu bagi hasilnya yang dimanfaatkan untuk kepentingan kemanusiaan dan perserikatan, sedangkan pokoknya jadi dana abadi, kita targetkan periode Rp5 milyar, sekarang baru terkumpul 600 juta,” ujarnya.

Wakil Ketua PW Muhammadiyah Sumbar Bakhtiar juga menyampaikan Gerakan Wakaf Uang perlu disosialisasikan kepada seluruh warga Muhammadiyah dari seluruh tingkatan, karena tidak saja untuk dompet pergerakan perserikatan tetapi bisa juga untuk kepentingan kemanusiaan.
Dijelaskannya, bahwasanya keadaan kontemporer saat ini mengharuskan umat Islam berfikir ke depan. Dalam bidang wakaf misalnya, ulama dahulu mengkategorikan wakaf dalam bentuk barang yang tidak habis pakai. Tapi dalam masa sekarang ini penjabaran makna wakaf bisa menjadi luas, akan tetapi tidak meninggalkan subtansinya yakni waqaf uang.

Dana yang terkumpul itu, kata Bachtiar, akan diinvestasikan melalui kegiatan ekonomi dengan prinsip-prinsip Islami. Keuntungan dari usaha itulah nantinya yang akan digunakan untuk membantu masyarakat miskin tadi. “Ini salah satu upaya kami membantu pemerintah dalam usaha mengurangi kemiskinan dan pengangguran,” ujarnya.

Menurutnya wakaf tidak harus dengan tanah atau barang tidak bergerak lainnya. Dengan uang pun wakaf bisa dilakukan. Wakaf ini pertama muncul pada abad kedua Hijriah. Mulai populer pada era modern di Bangladesh dengan hadirnya Social Investment Bank Limited (SIBL). Bank ini mengeluarkan Sertifikat wakaf Tunai. Di Indonesia, wakaf uang mulai dipopulerkan di tahun 2010.
Dia mentargetkan untuk satu periode ini, Gerakan Wakaf Uang mengumpulkan dana Rp5 milyar dan mengelola sebuah rumah kos dari hasil mudharabah (RI)

Sumber:  https://www.suaramuhammadiyah.id/2016/09/22/badan-wakaf-uang-muhammadiayah-sumbar-berikan-layanan-kesehatan-gratis-untuk-semua/

Rabu, 03 Juni 2020

600 PEPATAH MINANG

600 PEPATAH MINANG 



1. Anak nalayan mambaok cangkua, mananam ubi ditanah darek. Baban sakoyan dapek dipikua, budi saketek taraso barek.

Beban yang berat dapat dipikul, tetapi budi sedikit terasa berat.

2. Anak ikan dimakan ikan, gadang ditabek anak tenggiri. Ameh bukan perakpun bukan, budi saketek rang haragoi.

Hubungan yang erat sesama manusia bukan karena emas dan perak, tetapi lebih diikat budi yang baik.

3. Anjalai tumbuah dimunggu, sugi sugi dirumpun padi. Supayo pandai rajin baguru, supayo tinggi naikan budi.

Pengetahuan hanya didapat dengan berguru, kemulian hanya didapat dengan budi yang tinggi.

4. Alu tataruang patah tigo, samuik tapijak indak mati.

Sifat seseorang yang tegas bertindak atas kebenaran dengan penuh bijaksana

5. Tarandam randam indak basah, tarapuang apuang indak hanyuik.

Suatu persoalan yang tidak didudukan dan pelaksanaannya dilalaikan.

6. Anyuik labu dek manyauak, hilang kabau dek kubalo.

Karena mengutamakan suatu urusan yang kurang penting hingga yang lebih penting tertinggal karenanya.

7. Anguak anggak geleng amuah, unjuak nan tidak babarikan.

Sifat seseorang yang tidak suka berterus terang dan tidak suka ketegasan dalam sesuatu.

8. Alua samo dituruik, limbago samo dituang.

Seorang yang mentaati perbuatan bersama dan dipatuhi bersama.

9. Alat baaluah jo bapatuik makanan banang siku-siku, kato nan bana tak baturuik ingiran bathin nan baliku.

Seseorang yang tidak mau dibawa kejalan yang benar menandakan mentalnya telah rusak.

10 Alang tukang binaso kayu, alang cadiak binaso Adat, alang arih binaso tubuah.Alat baaluah jo bapatuik makanan banang siku-siku, kato nan bana tak baturuik ingiran bathin nan baliku.

Seseorang yang tidak mau dibawa kejalan yang benar menandakan mentalnya telah rusak.

11. Alah bauriah bak sipasin, kok bakiek alah bajajak, habih tahun baganti musim sandi Adat jangan dianjak.

Walaupun tahun silih berganti musim selalu beredar, tetapi pegangan hidup jangan dilepas.

12. Adat biaso kito pakai, limbago nan samo dituang, nan elok samo dipakai nan buruak samo dibuang.

Yang baik sama dipakai, yang buruk sama ditinggalkan.

13. Anak-anak kato manggaduah, sabab manuruik sakandak hati, kabuik tarang hujanlah taduah, nan hilang patuik dicari.

Sekarang suasana telah baik, keadaan telah pulih, sudah waktunya menyempurnakan kehidupan.

14. Anggang nan datang dari lauik, tabang sarato jo mangkuto, dek baik budi nan manyam buik, pumpun kuku patah pauahnyo.

Seseorang yang disambut dengan budi yang baik dan tingkah laku yang sopan, musuh sekalipun tidak akan menjadi ganas.

15. Anjalai pamaga koto, tumbuah sarumpun jo ligundi, kalau pandai bakato kato, umpamo santan jo tangguli.

Seseorang yang pandai menyampaikan sesuatu dengan perkataan yang baik, akan enak didengar dan menarik orang yang dihadapi.

16. Atah taserak dinan kalam, intan tasisiah dalam lunau, inyo tabang uleklah tingga, nak umpamo langgau hijau.

Seseorang yang menceraikan istrinya yang sedang hamil, adalah perbuatan tidak baik.

17. Aia diminum raso duri, nasi dimakan raso sakam.

Seseorang yang sedang menanggung penderitaan bathin.

18. Adaik rang mudo manangguang rindu, adaik tuo manahan ragam.

Sudah lumrah seorang pemuda mempunyai suatu idaman, dan lumrah seorang yang telah tua menahan banyak karena umurnya.

19. Alah limau dek mindalu, hilang pusako dek pancarian.

Kebudayaan asli suatu bangsa dikalahkan oleh kebudayaan lain.

20. Adat dipakai baru, jikok kain dipakai usang.

Adat Minang Kabau kalau selalu diamalkan dia merupakan ajaran yang bisa berguna sepanjang zaman.

21. Basuluah mato hari, bagalanggang mato rang banyak.

Suatu persoalan yang sudah diketahui oleh umum didalam suatu masyarakat.

22. Baribu nan tidak lipuah, jajak nan indak hilang.

Satu ajaran yang tetap berkesan, yang diterima turun temurun.

23. Bariak tando tak dalam, bakucak tando tak panuah.

Seseorang yang mengaku dirinya pandai, tetapi yang kejadiannya sebaliknya.

24. Bajalan paliharolah kaki, bakato paliharolah lidah.

Hati-hatilah dalam berjalan begitu juga dalam melihat, sehingga tidak menyakiti orang lain.

25. Barek samo dipikua, ringan samo dijinjiang.

Setiap pekerjaan yang dikerjakan secara bersama.

26. Baguru kapadang data, dapek ruso baling kaki, baguru kapalang aja, nan bak bungo kambang tak jadi.

Suatu pengetahuan yang tanggung dipelajari tidak lengkap dan cukup, kurang bisa dimanfaatkan.

27. Bakato bak balalai gajah, babicaro bak katiak ula.

Suatu pembicaraan yang tidak jelas ujung pangkalnya.

28. Bapikia kapalang aka, ba ulemu kapalang paham.

Seseorang yang mengerjakan sesuatu tanpa berpengetahuan tentang apa yang dikerjakannya.

29. Bak kayu lungga panggabek, bak batang dikabek ciek.

Suatu masyarakat yang berpecah belah, dan sulit untuk disusun dan diperbaiki.

30. Batolan mangko bajalan, mufakat mangko bakato.

Dalam masyarakat jangan mengasingkan diri, dan bertindak tanpa mufakat.

31. Bak kancah laweh arang, bapaham tabuang saruweh.

Seseorang yang besar bicaranya, dan tidak bisa merahasiakan yang patut dirahasiakan.

32. Bak balam talampau jinak, gilo ma-angguak-anguak tabuang aia, gilo mancotok kili-kili.

Seseorang yang sifatnya terlalu cepat mempercayai orang lain, tanpa mengetahui sifat orang lain tersebut.

33. Bakarih sikati muno, patah lai basimpai alun ratak sabuah jadi tuah, jikok dibukakpusako lamo, dibangkik tareh nan tarandam lah banyak ragi nan barubah.

Karena banyaknya yang mempengaruhi kebudayaan kita yang datang dari luar, kemurnian kebudayaan Adat istiadat mulai kabur dari masyarakat.

34. Batang aua paantak tungku, pangkanyo sarang sisan, ligundi disawah ladang sariak indak babungolai. Mauleh jokok mambuku, mambuhua kalau manggasan, kalau budi kelihatan dek urang, hiduik nan indak baguno lai.

Seseorang dalam masyarakat yang telah kehilangan kepercayaan, karena tindakannya yang kurang teliti dalam suatu hal. Sehingga kehilangan kepercayaan terhadap dirinya.

35. Basasok bajarami, bapandam pakuburan, soko pusako kalau tadalami, mambayang cahayo diinggiran.

Kalau ajaran adat dapat didalami dan difahami, serta diamalkan oleh masyarakat, maka masyarakat itu akan menjadi tinggi mutunya.

36. Basasok bajarami, bapandam pakuburan.

Adalah syarat mutlak bagi satu nagari di Minang Kabau

37. Bapuntuang suluah sia, baka upeh racun sayak batabuang, paluak pangku Adat nan kaka, kalanggik tuah malambuang.

Kalau ajaran Adat Minang Kabau benar-benar dapat diamalkan oleh anggota masyarakat, maka masyarakat itu akan menjadi masyarakat yang tinggi peradabannya dan kuat persatuannya.

38. Bajalan batolan, bakato baiyo, baiak runding jo mufakat. Turuik panggaja urang tuo, supayo badan nak salamaik.

Hormati dan turuti nasehat Ibu Bapak dan orang yang lebih tua umurnya dari kamu, Insya ALLAH hidupmu akan selamat.

39. Barakyat dulu mangko barajo, jikok panghulu bakamanakan. Kalau duduak jo nan tuo pandai nan usah dipanggakkan.

Sewaktu duduk bersama orang tua, baiak orang tua umurnya dari kita, janganlah membanggakan kepandaian kita sendiri.

40. Bakato bapikiri dulu, ingek-ingek sabalun kanai, samantang kito urang nan tahu, ulemu padi nan kadipakai.

Seseorang yang pandai dalam hidup bergaul, dia selalu umpama padi berisi, makin berisi makin tunduk, bukan membanggakan kepandaian.

41. Banyak diliek jauah bajalan, lamo hiduik banyak diraso. Kalau kito dalam parsidangan marah jo duko usah dipakai.

Didalam duduk rapat dalam suatu persidangan, tidak boleh berhati murung, dan tidak boleh bersifat marah.

42. Biopari kato ibarat, bijaksano taratik sopan, pacik pitaruah buhua arek, itu nan ijan dilupokan.

Nasehat yang baik jangan dilupakan, pegang erat-erat untuk diamalkan.

43. Barieh balabiah limo puluah, nan warieh bajawek juo, kaganti camin gujalo tubuah, paukua baying-bayang maso.

Ajaran Adat kalau didalami dia akan dapat menjadi ukuran kemajuan zaman dibidang moral manusia.

44. Baitu barieh balabiahnyo, dari luhak maso dahulu, kok tidak disigi dipanyato, lipuah lah jajak nan dahulu.

Tentang Adat Minangkabau sebagai kebudayaan daerah kalau tidak dibina dan dikembangkan, maka hilanglah kebudayaan yang asli di Minang Kabau, karena di pengaruhi kebudayaan asing.

45. Buruak muko camin dibalah.

Seseorang yang membuat kesalahan karena kebodohannya, tetapi yang disalahkannya orang lain atau peraturan.

46. Banggieh dimancik, rangkiang disaliangkan.

Marah kepada satu orang tetapi semua orang yang dimusuhi.

47. Barajo Buo Sumpu Kuduih tigo jo rajo Pagaruyuang, Ibu jo bapak pangkanyo manjadi anak rang bautang.

Kesalahan seorang anak, akan banyak tergantung kepada didikan kedua ibu bapaknya.

48. Bak cando caciang kapanehan, umpamo lipeh tapanggang.

Seseorang yang tidak mempunyai sifat ketenangan, tetapi selalu keluh kesah dan terburu buru.

49. Bak lonjak labu dibanam, umpamo kacang diabuih ciek.

Seseorang yang mempunyai sifat angkuh dan sombong, sedang dia sendiri tidak tahu ukurannya dirinya.

50. Bak ayam manampak alang, umpamo kuciang dibaokkan lidieh.

Seseorang yang sangat dalam ketakutan, sehingga kehidupannya kucar kacir.

51. Bak caro tontoang diladang, umpamo pahek ditokok juo barunyo makan, urang-urang ditanggah sawah digoyang dulu baru manggariek.

Seseorang yang tidak tahu kepada tugas dan kewajibannya sehingga selalu menunggu perintah dari atasan, tidak mempunyai inisiatif dalam kehidupan.

52. Bak sibisu barasian, takana lai takatokan indak.

Seseorang yang tidak sanggup menyebut dan mengemukakan kebenaran, karena mempunyai keragu-raguan dalam pengetahuan yang dimiliki.

53. Bak baruak dipataruahkan, bak cando kakuang dipapikekkan.

Seseorang hidup berputus asa, selalu menunggu uluran tangan orang lain, tidak mau berusaha dan banyak duduk bermenung.

54. Bak manjamua ateh jarami, jariah abieh jaso tak ado.

Pekerjaan yang dikerjakan tanpa perhitungan, sehingga menjadi rugi dan sia sia.

55. Bak balaki tukang ameh, mananti laki pai maling.

Menunggu suatu yang sulit untuk dicapai, karena kurang tepatnya perhitungan dan harapan yang tak kunjung tercapai.

56. Baulemu kapalang aja, bakapandaian sabatang rokok.

Seseorang yang tidak lengkap pengetahuan dalam mengerjakan sesuatu, atau kurang pengetahuannya.

57. Bunyi kecek marandang kacang, bunyi muluik mambaka buluah.

Seseorang yang besar bicara tetapi tidak ada memberi hasil.

58. Baguno lidah tak batulang, kato gadang timbangan kurang.

Pembicaraan yang dikeluarkan secra angkuh dan sombong, tidak memikirkan orang lain akan tersinggung.

59. Bak bunyi aguang tatunkuik, samangaik layua kalinduangan.

Seseorang yang tidak bisa bicara karena banyak takut dan ragu dalam pendirian.

60. Bak itiak tanggah galanggang, cando kabau takajuik diaguang.

Seseorang yang sangat tercegang dan takjub dengan sesuatu, sehingga tidak sadarkan diri sebagai seorang manusia.

61. Bungkuak saruweh tak takadang, sangik hiduang tagang kaluan.

Seseorang yang tidak mau menerima nasehat dan pendapat orang lain, walaupun dia dipihak yang tidak benar sekalipun.

62. Bumi sampik alam tak sunyi, dio manjadi upeh racun.

Biasanya orang yang disebut dalam no.61 diatas menyusah dan menjadi batu penarung.

63. Bak umpamo gatah caia, bak cando pimpiang dilereng, iko elok etan katuju.

Sifat seorang laki-laki atau perempuan yang tidak mempunyai pendirian dan ketetapan hati dalam segala hal.

64. Basikelah anggan kanai, basisuruak jikok kanai, tasindoroang nyato kanai.

Sifat yang harus dihindarkan, seorang yang tidak mau bertanggung jawab atas segala perbuatannya.

65. Budi nan tidak katinjauan, paham nan tidak kamaliangan.

Seseorang yang tidak mau kelihatan budi, dan selalu hati-hati dalam berbuat bertindak dalam pergaulan.

66. Bak basanggai diabu dingin, bak batanak ditungku duo.

Suatu pekerjaan yang sia-sia dan kurang mempunyai perhitungan.

67. Bak taratik rang sembahyang, masuak sarato tahu, kalua sarato takuik.

Seseorang yang mengerjakan sesuatu dengan penuh ketelitian dan menguasai segala persoalannya.

68. Bak galagak gulai kincuang, bak honjak galanggang tingga.

Seseorang yang berlagak pandai dalam sesuatu, tetapi yang sebenarnya kosong belaka.

69. Bak ayam lapeh malam, bak kambiang diparancahkan.

Seorang yang kehilangan pedoman hidup serta pegangan, berputus asa dalam sesuatu.

70. Bak balam talampau jinak, gilo maangguak tabuang aia, gilo mancotok kili kili.

Seseorang yang mudah dipuji sehingga kalau telah dipuji bisa terbuka segala rahasia.

71. Bagai kabau jalang kareh hiduang, parunnyuik pambulang tali, tak tantu dima kandangnyo.

Seseorang yang keras kepala tak mau menerima nasehat orang lain, sedangkan dia sendiri tak memahami tentang sesuatu.

72. Bak umpamo badak jantan, kuliek surieh jangek lah luko, namun lenggok baitu juo.

Seorang yang tidak tahu diri, sudah tua disangka muda, ingin kembali cara yang muda.

73. Bak ma eto kain saruang, bak etong kasiak dipantai.

Suatu persoalan yang tidak berujung berpangkal dan tidak ada keputusannya dalam masyarakat.

74. Barundiang siang caliak-caliak, mangecek malam agak-agak.

Berbicaralah dengan penuh hati-hati dan jangan menyinggung orang lain.

75. Bak manungkuih tulang didaun taleh, bak manyuruakan durian masak.

Suatu perbuatan jahat walaupun bagaimana dia pandai menyembunyikannya, lambat laun akan diketahui orang lain juga.

76. Bilalang indak manjadi alang, picak-picak indak jadi kuro-kuro. Walau disapuah ameh lancuan, Kilek loyang kan tampak juo.

Setiap penipuan yang dilakukan dan ditutup dengan kebaikan, dia akan kelihatan juga kemudian.

77. Bak mandapek durian runtuah, bak mandapek kijang patah.

Seseorang yang mendapat keuntungan dengan tiba-tiba, yang tidak dikira pada mulanya.

78. Bagai sipontong dapek cicin, bak mancik jatuah kabareh.

Nikmat yang diperdapat sedang orang yang bersangkutan lupa dari mana asal mulanya,dan menjadikan dia lupa diri.

79. Bak kabau dicucuak hiduang umpamo langgau di ikua gajah.

Seseorang yang selalu menurut kemauaan orang lain, tanpa mengeluarkan pendapat hatinya.

80. Bak mamaga karambia condong, bak ayam baranak itiak.

Pengetahuan seseorang yang tidak dapat dimamfaatkan dan berfaedah bagi dirinya, tetapi menguntungkan kepada orang lain.

81. Bak mangantang anak ayam, umpamo basukek baluik hiduik.

Suatu masyarakat karena kurang keahlian sulit untuk disusun dan dikoordinir.

82. Bak mahambek aia hilia, bak manahan gunuang runtuah.

Mengerjakan suatu pekerjaan berat yang harus dikerjakan bersama, dikerjakan sendirian, dan tidak mempunyai keahlian pula tentang itu.

83. Bak mancari jajak dalam aia, bak mancari pinjaik dalam lunau.

Mencari sesuatu yang mustahil didapat, walaupun sesuatu itu ada.

84. Bak manatiang minyak panuah, bak mahelo rambuik dalam tapuang.

Suatu pekerjaan yang dikerjakan dengan hati-hati dan teliti, karena memikirkan akibatnya.

85. Bak aia didaun kaladi, bak talua diujuang tanduak.

Sesuatu yang sulit menjaganya dalam pergaulan, kalau hilang atau jatuh hilang semua harapan, seperti kehilang budi dari seseorang.

86. Bak manggadangkan anak ula, umpamo mamaliharo anak harimau.

Seseorang yang didik dari kecil dengan ilmu pengetahuan, tetapi kelak setelah dia besar dibalas dengan perbuatan yang jahat.

87. Bak aia jatuah ka kasiak, bak batu jatuah ka lubuak.

Sesuatu persoalan yang diajukan, tetapi dilupakan buat selamnya, yang seharusnya perlu lu ditekel dengan segera.

88. Bak bagantuang di aka lapuak, bak bapijak didahan mati.

Seseorang yang mengantungkan nasib pada orang yang sangat lemah ekonomi dan pemikirannya.

89. Bak ayam indak ba induak, umpamo siriah indak ba junjuang.

Suatu masyarakat atau anak-anak yang tidak ada yang akan memimpin atau memeliharanya.

90. Bak malapehkan anjiang tasapik, bak mangadangkan anak harimau.

Seseorang yang ditolong dengan perbuatan baik diwaktu dia dalam kesempitan tetapi setelah dia terlepas dari kesulitan, dia balas dengan kejahatan.

91. Bak api didalam sakam, aia tanang mahannyuikkan.

Seseorang yang mempunyai dendam diluar tidak kelihatan, tetapi setelah terjadi kejahatan saja baru diketahui.

92. Bak tapijak dibaro angek, bak cando lipeh tapanggang.

Seseorang yang sifatnya tergesa-gesa, berbuat tanpa memikirkan akibat.

93. Bak maungkik batu dibancah, bak manjujuang kabau sikua.

Suatu pekerjaan yang sukar dikerjakan, dan kalau dikerjakan menjadi sia-sia, bahkan menimbulkan kesulitan.

94. Baban barek singguluang batu, kayu tapikua dipangkanyo.

Suatu pekerjaan yang dikerjakan tetapi tidak ada keuntungan materil yang diharapkan (sosial)

95. Bak kudo palajang bukik, umpamo gajah paangkuik lado.

Suatu pekerjaan bersama-samalah seorang dari orang yang berjasa dalam pekerjaan itu tidak diberi penghargaan sewajarnya.

96. Bak banang dilando ayam, bak bumi diguncang gampo.

Suatu kerusuhan dan kekacauan yang timbul dalam suatu masyarakat yang sulit untuk diatasi.

97. Bak baluik di gutiak ikua, bak kambiang tamakan ulek.

Seseorang yang mempunyai sifat dan tingkah laku yang kurang sopan dan tidak memperdulikan orang lain yang tersinggung karena perbuatannya.

98. Babana ka ampu kaki, ba utak ka pangka langan.

Seseorang yang mudah tersinggung dan mudah berkelahi karena hal kecil.

99. Baumpamo batuang tak bamiyang, bak bungo tak baduri.

Seseorang yang tidak mempunyai sifat malu dalam hidup, baik laki -laki dan perempuan.

100. Basilek dipangka padang, bagaluik diujuang karieh, kato salalu baumpamo, rundiang salalu bamisalan.

Pepatah, petitih, mamang, bidal, pantun dan gurindam Adat Minang Kabau, selalu mempunyai arti yang tersurat dan tersirat (berkias).
101. Bakato sapatah dipikiri, bajalan salangkah madok suruik.

Setiap yang akan dikatakan hendaklah dipikirkan lebih dahulu, sehingga perkataan itu tidak menyinggung orang lain.

102. Bajalan paliharolah kaki, maliek paliharolah mato.

Menurut adat berjalan dan melihat, bahkan setiap gerak dan perilaku hendaklah diawasi, jangan sampai merussak perasaan orang lain.

103. Bukik putuih rimbo kaluang, dirandang jaguang dihanggusi. Hukum putuih badan tabuang, dipandang gunuang ditangisi.

Seseorang yang berpantun diwaktu dia akan menjalani hukuman karena melawan penjajah Belanda.

104. Camin nan tidak namuah kabua, palito nan tidak kunjuang padam.

Ajaran Adat/Syarak di Minangkabau bagaimanapun tetap dicintai dan dihormati oleh masyarakatnya

105. Cadiak jan bambuang kawan, gapuak nan usah mambuang lamak, tukang nan tidak mambuang kayu.

Dalam pergaulan hendaklah bisa mempergunakan semua orang, jangan dengan jalan bertindak sendiri, walaupun cukup mempunyai kecerdasan.

106. Condong jan kamari rabah, luruih manantang barieh Adat.

Didalam pergaulan hendaklah mempunyai pendirian yang kokoh, dan selalu dijalan yang benar.

107. Cupak basitalago panuah, undang maisi kandak, bak kain pambaluik tubuah, paralu dipakai tak buliah tidak.

Adat dan Syarak di Minangkabau adalah dua ajaran yang mutlak dipakai dan diamalkan.

108. Capek kaki ringan tangan, capek kaki indak panaruang, ringan tangan bukan pamacah.

Sifat pemuda-pemudi yang terpuji dan dikehendaki oleh Adat dan agama di Minangkabau, yakni tangkas dan kesatria tetapi tidak melampaui kesopanan.

109. Cadiak malam biguang siang, gilo maukia kayu tagak.

Seseorang yang panjang angan-angan, tetapi satupun tak dapat dikerjakannya, rencana tinggal rencana, mempunyai sifat pemalas.

110. Cancang tadadek jadi ukia, kuah talenggang ateh nasi.

Suatu pekerjaan yang tidak terduga salah melaksanakannya, tetapi karena keahliannya dapat menjadi baik.

111. Cinto banyak parisau ragu, budi manunggu di ulemu, paham babisiak didalam bathin.

Sifat seseorang yang selalu mengelamun, tetapi tak berani melahirkan maksud hati.

112. Caliak anak pandang minantu, mato nan condoang ka nan elok.

Seorang ibu/bapak hendaklah mencari menantunya yang sesuai dengan anaknya.

113. Calak-calak ganti asah, pananti tukang manjalang datang, panunggu dukun manjalang tibo.

Seseorang yang dapat bertindak sementara tenaga yang diharapkan dan ditunggu datang, ( memberikan pertolongan pertama )

114. Cabua samo dibuang, usua samo dipamain.

Setiap kita harus menjauhi perbuatan cabul, dan selalulah mempergunakan informasi dengan sebaik-baiknya.

115. Dek ribuik rabahlah padi, dicupak datuak tumangguang, hiduik kalau tidak babudi, duduak tagak kamari tangguang.

Seseorang yang tidak berbudi pekerti yang baik maka hidupnya dalam masyarakat serba susah dan sukar mendapat teman.

116. Dicancang pua manggarik andilau.

Seorang membikin malu semua keluarga merasa malu.

117. Dimudiak tubo dilapeh, dihilia lukah mananti, ditanggah jalo takambang, dilua parangkok makan.

Suatu pekerjaan dalam masyarakat, atau suatu persoalan yang tidak dapat mengelakan diri dari padanya.

118. Dek ketek taanjo-anjo, lah gadang tabao-bao, lah tuo tarubah tido, sampai mati manjadi paranggai.

Setiap pekerjaan yang dibiasakan mengerjakannya semenjak kecil baik atau buruk, sukar untuk merobahnya, bahkan sampai mati tetap akan merupakan pakaian.

119. Dimano kain kabaju, diguntiang indaklah sadang, lah takanak mangko diungkai, dimano nagari namuah maju, Adat sajati nanlah hilang, dahan jo rantiang nan dipakai.

Kamajuan suatu negri di Minangkabau, tidak akan dapat dicapaidengan baik, kalaukiranya ajaran Adat diamalkan tidak sepenuh hati, atau tinggal sebutan.

120. Dalam aia buliah diajuak, dalam hati siapo tahu.

Manusia bisa mengetahui yang lahir, yang bathinnya dalam hati manusia hanya Tuhan yang mengetahuinya.

121. Dimano bumi dipijak, disinan langik dijunjuang, dimano sumua dikali disinan aia disauak, dimano nagari diunyi disinan Adat dipakai.

Ajaran Adat Minangkabau dapat diamalkan dimana saja, asal pandai menyesuaikan diri dengan masyarakat yang kita gauli.

122. Darah samo dikacau, dagiang samo dilapah, tanduak samo ditanam.

Meresmikan penggangkatan atau penobatan suatu jabatan didalam Adat seperti melantik penghulu.

123. Dihannyuik ka aia dareh, dibuang katah lakang.

Membuang segala sifat-sifat yang jelek dan meninggalkan segala perbuatan yang tercela, tidak ingin mengulang kembali.

124. Dibaok ribuik dibaok angin, dibaok pikek dibaok langgau, muluik jo hati kok balain pantangan Adat Minangkabau.

Lain dimulut lain dihati, tidak sesuai kata dengan perbuatan adalah larangan dalam Adat Minangkabau.

125. Dikaji Adat nan ampek, itu pusako tanah Minang. Nak tuah cari sapakaik, nak cilako bueklah silang.

Bersatu teguh dan kuat, bercerai dan berpecah belah adalah kelemahan dan kehancuran.

126. Ditiliak duduak hukum Adat, ateh bainah nan duo baleh. Sarintiak kudarat jo iradat, dikurasai soko mangko nyo jaleh.

Untuk memahami dan mendalami ajaran Adat dan filsafatnya perlu menghendaki ketekunnan dan mau memahami arti yang tersirat.

127. Diatua cupak nan duo, dikaji kato nan ampek, dalam tambolah tasuo, paham disinan mangko dapek.

Kalu untuk mendalami ajaran Adat dan filsafatnya jangan hanya sekedar menangapi arti lahir kata, tetapi perlu dipahami arti yang tersirat dibelakangnya.

128. Dibilang kato nan ampek, partamo kato pusako, sanang hati santoso tampek, disinan ado raso mardeka.

Kemerdekaan itu baru dapat dirasakan hasilnya apabila pembangunan dibidang kesejahteraan hidup dan tempat kediaman telah cukup dan selesai.

129. Dubalang kato mandareh, pagawai kato basipaik, antaro masin jo padeh, disinan raso mangkonyo dapek.

Setelah dibandingkan ajaran Adat Minangkabau dengan Adat Adat lain, maka disana baru jelas nilainya yang baik.

130. Dek rajin pandai nan datang, dek malu buruak tasuo, hari pagi mananti patang, insyaflah diri dengan tubuah.

Ingatlah didalam hidup, muda akan menjadi tua, tua akan kembali kepada asalnya yakni kembali kepada tanah.

131. Deta batiak basaluak timbo, pakaian bangsawan rang di Minang. Dek cadiak niniak nan baduo, dituka bantuak deta datang.

Kebijaksanaan yang baik yang dapat diamalkan dalam pergaulan hidup, menjamin hubungan baik sesama angota masyarakat yang datang dan yang menanti.

132. Dibukak buhua deta datuak, disamek kain saluak timbo. Kok gapuak lamak tak dibuang, dek pandai alam santoso.

Kebijaksanaan dalam pergaulan, pandai menyesuikan diri menimbulkan hubungan yang harmonis sesama anggota masyarakat.

133. Dibaliak pandakian ado panurunan, dibaliak panurunan ado pandakian.

Dibalik kesusahan ada kemudahan, dibalik penderitaan ada kesenangan.

134. Ditiliak barieh jo balabeh, jo papatah pakaian rang panghulu. Supayo budi samo marateh, nak tantu ruweh jo buku.

Kalau budi diamalkan dalam pergaulan, dapat menentukan seseorang baik dan buruk.

135. Didalam luhak nan tigo, untuak padoman dalam hiduik, kato kiasan didalamnyo, indaklah paham kok indak dirunuik.

Ajaran Adat Minangkabau banyak mengandung kiasan dan perumpamaan, tidaklah dapat dipahami kalau tidak benar didalami.

136. Dimaso tuo mangucambah, bukanlah tuo manyularo, sungguah kasumba alah merah tibo disago nan nyato bana.

Tentang sumber pepatah budi merah sago jadi pilihan, walaupun ada yang merah selain dari sago.

137. Dimano asa titiak palito, dibaliak telong nan batali, dari mano asa niniak moyang kito iyo dilereang gunuang marapi.

Orang Minang asal mula keturunannya ialah dilereng gunung merapi Pariangan Padang Panjang.

138. Diagak mangko diagiah, dibaliak mangko dibalah.

Setiap pekerjaan yang akan dikerjakan hendaklah dipikirkan semasak-masaknya, dan buatlah rencana kerja.

139. Elok baso tak katuju, baik baso tak manantu.

Seseorang yang kurang perhitungan dalam pergaulan terlalu royal dengan kawan.

140. Elok diambiak jo etongan, buruak dibuang jo mufakaik.

Didalam Adat setiap yang tidak baik, dibuang baik-baik dengan perhitungan dan musyawarah, begitupun yang baik perlu diambil dengan mufakat.

141. Elok sairiang jo juru mudi, elok saiyo jo sakato, kok pandai bamain budi, nan lia jinak malakok.

Kalau pergaulan dilengkapi dengan budi yang baik dan tinggi, segala kesukaran dapat diatasi.

142. Elok nan tidak mangalua, gadang nan indak mangatanggah.

Seseorang yang tidak berani mengeluarkan pendapatnya dalam pergaulan.

143. Elok bak karabang talua itiak, eloknyo tabuang juo, indak babaliak naik lai.

Orang pandai dan cerdik, tetapi tidak mempergunakan kepandaiannya dan kecerdasan untuk kepentingan orang banyak.

144. Elok tungkuih tak barisi, gadak agak tak manyampai.

Seseorang yang lagaknya seperti orang pandai terlalu jelimet tetapi tidak berhasil.

145. Elok nagari dek panghulu, elok tapian dek nan mudo, elok masajik dek tuanku, elok rumah dek bundo kanduang.

Baik suatu negari karena pimpinannya, begitupun Masjid, tepian karena pemuda pemudi yang tinggi budinya.

146. Faham insyaf faham nan haniang, faham sangko didoroang hati.

Keinsyafan yang sungguh datang dari hati akan menimbulkan kecintaan untuk berbuat kebaikan.

147. Faham sak barisi antah, faham waham bambao lalai.

Keragu-raguan karena kurang keinsyafan, ia akan membawa kepada kelalaian dalam suatu pekerjaan yang dilaksanakan.

148. Faham yakin ulemu tatap, ujuik satu pangang bunta.

Keyakinnan akan membawa ketetapan hati, dan tekun menghadapi sesuatu pekerjaan.

149. Faham arieh balawan banyak, faham cadiak maangan urang.

Mempunyai faham yang terlalu arief menimbulkan sak wasangka, dan cerdik yang tidak dengan pengetahuan akan selalu merugikan diri sendiri.

150. Faham waham mambao lalai, faham mati mangunyah bangkai.

Ragu membawa kelalaian, cemburu buta merugikan diri sendiri.

151. Gadang ombak caliak kapasianyo, gadang kayu caliak kapangkanyo.

Menilai seseorang jangan dari pakaiannya, tetapi nilailah dari pengetahuannya dan budi pekertinya.

152. Gadang buayo dimuaro, gadang garundang dikubangan.

Seseorang akan berkuasa dalam lingkungan dan bidangnya masing-masing.

153. Gadang sendok tak mambao, gadang suok tak manganyang, gadang antak indak lalu.

Orang yang besar bicara takabur dan sombong, biasanya tidak sebesar apa yang dibicarakannya yang dapat dibuatnya.

154. Gadang tungkuih tak barisi, gadang galogok tak bamalu.

Seseorang yang berlagak sombong dan angkuh biasanya dia kurang mempunyai rasa malu.

155. Galogok kuciang kanaiak, bak mancik palajang atah.

Seseorang yang senantiasa tergesa-gesa dalam setiap pekerjaan, tetapi hasilnya sangat mengecewakan.

156. Gadang tungkuih tak barisi, tungkuih elok pangabek kurang.

Seseorang yang bertampang pandai dan pintar, tetapi sebenarnya isi kosong dari segala-galanya

157. Gadanglah aia banda baru, nampak nan dari mandi angin. Elok nan usang dipabaru, pado mancari ka nan lain.

Dari pada mencari sesuatu yang baru, lebih baik memelihara dan memperbaiki yang telah ada.

158. Gadiang tak ado nan tak ratak, tak ado mingkudu nan tak bagatah.

Sifat tersalah dan lupa itu adalah sifat bagi manusia, kecuali yang qadim hanya sifat ALLAH.

159. Gadang jan malendo, panjang jan malindih.

Kalau menjadi orang yang memegang kekuasaan jangan berbuat sekehendak hati.

160. Gadang kayu gadang bahan, ketek kayu ketek bahannyo.

Berbuatlah dalam masyarakat, baik berkorban dan bekerja sesuai dengan kemampuan kita masing-masing.

161. Gadang agiah baonggok, ketek agiah bacacah.

Setiap pembahagian dalam bersama hendaklah disesuaikan dengan hasi yang diperoleh.

162. Gayuang basambuik, kato bioso bajawab, himbau basahuti.

Kebaikan orang lain hendaklah dibalas dengan kebaikan dengan ikhlas dan jujur.

163. Gabak dihulu tando kahujan, cewang dilangiek tando kapaneh.

Ada suatu alamat dan tanda-tanda menunjukkan mara bahaya akan datang, atau kerusuhan akan terjadi.

164. Garuih tak namuah hilang walau nan luko lah sambuah bana.

Suatu kejahatan yang dibuat seseorang yang sulit dilupakan oleh orang banyak.

165. Geleang kapalo bak sipatuang inggok, lonjak bak labu dibanam.

Seseorang yang talen dan gagah yang dibuat-buat karena sombong dan angkuhnya.

166. Gadang maimpok, panjang malindieh, laweh nak manyawok.

Sifat seseorang berkuasa yang ingin memperbudak orang lain dalam segala hal.

167. Guruah patuih panubo limbek, pandan tajamua disubarang, tujuah ratuih carikan ubek badan batamu mangkonyo sanang.

Seseorang yang sakit karena cinta dan rindu kepada sesuatu atau kepada seseorang, dia akan sembuh kapan dapat bertemu atau tercapai yang dicintainya.

168. Gadih panagak ateh janjang, gadih pancaliak bayang-bayang.

Larangan bagi seorang anak gadis di Minangkabau.

169. Galundi disawah ladang, sarik indak babungo lai, budi kalau nampak dek urang, hiduik indak baguno lai.

Baik laki-laki atau perempuan kalau budi telah kelihatan dalam pergaulan, sulit untuk dipercaya buat selama-lamanya.

170. Gilo dimabuak bayang-bayang, gilo maukia kayu tagak.

Seseorang yang selalu hidup dalam khayalan tetapi tak mau berusaha.

171. Galang dicinto galang buliah, niaik sampai cinto basuo.

Seseorang yang memperoleh nikmat yang selama ini menjadi idamannya.

172. Habih sandiang dek bagesoh, habih miyang dek bagisia.

Pergaulan bebas antara muda dan mudi, akan menghilangkan rasa malu antara dua insan yang berlainan jenis.

173. Habih bisa dek biaso, habih gali dek galitik.

Pekerjaan yang dilarang oleh adat dan syarak akan merupakan kebiasaan mengerjakannya, kalau rasa malu telah hilang dari diri seseorang.

174. Hati gajah samo dilapah, hati tunggau samo dicacah.

Rasa social dalam hidup bergaul, harus melaksanakan pembahagian keuntungan dengan adil melihat kepada keuntungan yang diperoleh sesuai dengan usaha masing

masing.

175. Hawa nan pantang karandahan, nafasu nan pantang kakurangan.

Nafsu itu seperti lautan tak penuh karena air dan sampah.

176. Hanyuik sarantau sagan badayuang, karano tidak mambao galah. Kanan jo kiri tak malenggong, mudharat mamfaat tak takana.

Seseorang dalam pekerjaannya tidak memikirkan kerugian dan kesakitan orang lain.

177. Hati ibo mambao jauah, sayang dikampuang ditinggakan, hati luko mangkonyo sambuah, tacapai niaik jo tujuan.

Seseorang yang rajin berusaha untuk mencapai cita-citanya, dia belum merasa puas kalau belum dapat dicapainya.

178. Hujan batu dikampuang kito, hujan ameh dikampuang urang, walau bak mano misikin misikin awak, bacinto juo badan nak pulang.

Kecintaan seseorang kepada kampung halaman tumpah darahnya, walau senang badan dirantau orang namun kampung teringat juga

179. Harok diburuang tabang, punai ditangan dilapehkan.

Seseorang yang mengharapkan sesuatu yang belum tentu didapatnya, tetapi dia telah membuang apa yang dimilikinya.

180. Hari sahari diparampek, hari samalam dipatigo.

Seseorang yang pandai mempergunakan waktu dalam hidupnya.

181. Hutang lansai dek babaia, ketek utang dek angsuran.

Hutang wajib dibayar, dan dia akan bertambah kecil kalau tetap diangsur membayar.

182. Hulu baiak pandai batenggang, hulu malang salah galogok.

Seseorang akan bahagia kalau pandai bertengang dalam hidup, tetapi bahaya mudah terjadi kalau tidak mempunyai perhitungan.

183. Haniang saribu aka, pikia palito hati.

Seseorang yang tenang dalam menghadapi kesulitan akan mudah mengatasi kesulitan karena pikiran itu pelita hati.

184. Hukum jatuah sangketo sudah, dandam habih kasumat putuih.

Terciptanya perdamaian dalam masyarakat.

185. Habih dayo badan talatak, habih paham aka baranti.

Berusahalah sejauh kemampuan yang ada pada kita dalam masyarakat.

186. Hilang raso jo pareso, habih malo jo sopan, hewan babantuak manusia.

Kalau raso pareso telah lenyap dari seseorang, walaupun hilang sendirinya, bukan disebut manusia lagi, tetapi hewan yang berbentuk manusia.

187. Hari baiak dibuang-buang, hari buruak dipagunokan.

Seseorang yang senang tiasa membuang waktu yang baik, dan memakai waktu yang banyak untuk hura hura.

188. Iduik batampek, mati bakubua, kuburan hiduik dirumah tanggo, kuburan mati ditangah padang.

Seseorang harus mempunyai tempat kediaman, dan kalu mati perlu dikuburkan.

189. Inggok mancakam batang, tabang manumpu dahan.

Perpindahan masyarakat dari suatu negeri kenegeri lain, diperlukan penyesuaian diri dengan masyarakat yang ditempati.

190. Ingek-ingek sabalun kanai, bakulimek sabalun habih.

Dalam bergaul perlu ada kehati-hatian jangan sampai berbuat kesalahan.

191. Iman nan tak buliah ratak, kamudi nan tidak buliah patah.

Ke-Imanan harus dijaga jangan sampai tergelincir, dan kemudian harus dijaga jangan sampai patah, karena kedua-duanya menjadikan karam seseorang dalam kehidupan dan kehilangan pedoman.

192. Isi kulik umpamo lahia, gangam arek pagangan taguah.

Sesuaikanlah kata dengan perbuatan, dan itulah yang harus diamalkan didalam hidup.

193. Indomo di Saruaso, Datuak Mangkudun di Sumaniak, sabab anak jatuah binaso, ibu bapak nan kurang cadiak.

Kemelaratan dan kesesatan seorang anak adalah disebabkan kelalaian kedua orang ibu bapaknya.

194. Ilang tak tantu rimbonyo, hanyuik tak tantu muaronyo.

Sesuatu persoalan yang tidak tentu penyelesaiannya dan hilang begitu saja.

195. Jalan dialiah dek rak lalu, cupak dipapek dek rang manggaleh.

Secara tidak disadari kebudayaan asli kita dipenggaruhi oleh kebudayaan dan adat istiadat asing.

196. Janji biaso mungkia, titian biaso lapuak.

Peringatan agar jangan mudah berjanji dengan seseorang, hendaklah dikuatkan kata-kata InsyaAllah.

197. Jan dicampuakan durian jo antimun, jan dipadakekkan api jo rabuak.

Selalulah hati-hati terhadap pergaulan muda mudi, karena pergaulan bebas akan mengakibatkan rusaknya moral antara keduanya.

198. Jan taruah bak katidiang, jan baserak bak anjalai.

Setiap yang akan dikatakan hendaklah dipikirkan terlebih dahulu, karena lidah tidak bertulang, membicarakan orang lain.

199. Jauah nan buliah ditunjuakkan, dakek nan buliah dikakokkan.

Sesuatu bukti dan keterangan yang dapat dikemukakan dan ditunjukkan dengan nyata.

200. Jalan pasa nan kadituruik, labuah goloang nan kaditampuah.

Selalulah kita berbuat dan bertindak atas kebenaran dan menurut undang-undang yang berlaku.

201. Jatuah mumbang jatuah kalapo, jatuah bairiang kaduonyo. Rusak adaik hancua pusako habih kabudayaan nan usali.

Kalau tidak hati-hati dan tidak dibina dan dikembangkan kebudayaan asli (Adat Minangkabau) hancurlah kebudayaan asli kita.

202. Jikok panghulu bakamanakan, maanjuang maninggikan. Pandai nan usah dilagakkan manjadi takabua kasudahannyo.

Pengetahuan dan kepintaran jangan dibanggakan karena mengakibat hati menjadi takbur jadinya.

203. Jauah cinto mancinto, dakek jalang manjalang.

Rasa kekeluargaan yang tak kunjung habis, walau jauh dimata tapi dekat dihati.

204. Jangek suriah kuliklah luko, namun lenggok baitu juo.

Seseorang yang tidak tahu diri walaupun dia telah jatuh hina karena perbuatannya, tetapi dia tetap membanggakan diri.

205. Jan disangko murah batimbakau, maracik maampai pulo, jan disangko murah pai marantau, basakik marasai pulo.

Hidup dirantau orang tidaklah semudah hidup dikampung halaman tempat kita dilahirkan, karena jauh handai tolan.

206. Jauah bajalan banyak diliek, lamo hiduik banyak diraso.

Jauh berjalan banyak dilihat, lama hidup banyak pengalaman.

207. Kuaik rumah karano sandi, rusak sandi rumah binaso, kuaik bangso karano budi, rusak budi hancualah bangso.

Ketinggi suatu bangsa akan ditentukan oleh kepribadian bangsa itu sendiri. Kalau budi bangsanya telah hancur, akibat kehancuran bangsa itu sendiri.

208. Kilek baliuang lah ka kaki, kilek camin lah ka muko.

Suatu perbuatan dan perkataan yang telah difahami maksud dan tujuannya.

209. Kalau hari lah paneh lah lupo kacang jo kuliknyo.

Melupakan jasa baik orang lain yang pernah menolong kita, tetapi kapan kita telah mendapat kesenangan atau yang dicitakan melupakannya.

210. Kalau karuah aia di hulu sampai ka muaro karuah juo.

Pada umumnya keturunan menentukan corak dan kelakuan yang pernah dimiliki oleh ibu bapaknya.

211. Kalau kuriak induaknyo rintiak anaknyo.

Ibu bapak yang baik akan melahirkan anak-anak yang baik pula dan sebaliknya.

212. Kasingka talalu ampang, kapitungguah talampau unjua.

Seseorang yang memiliki pengetahuan serba tanggung sehingga tidak dapat dimanfaatkannya.

213. Kato iduik banyawa iduik, kato mati bapambunuahan.

Suatu keterangan yang diberikan ternyata ada kebenarannya, dan suatu keterangan yang tidak terbukti kebenarannya.

214. Kuaik katam karano tumpu, kuaik sapik karano takan.

Suatu pekerjaan atau kewajiban yang dikerjakan karena terpaksa, bukan karena kesadaran.

215. Ka bukik samo mandaki kalurah samo manurun.

Suatu pekerjaan yang dikerjakan secara bersama dan didorong oleh kesadaran.

216. Kasuri tuladan kain, kacupak tuladan batuang.

Suatu pekerjaan begitupun tingkah laku dan peranggai yang dapat dicontoh oleh orang lain.

217. Kacak langan lah bak langan, kacak batih lah bak batih.

Seseorang yang baru saja mendapatkan suatu nikmat tetapi senantiasa dipergunakan dengan hati bangga dan sombong.

218. Kalau tasungkuik pado nan tinggi, jikok basanda pado nan gadang.

Sesuatu perbuatan hendaklah dilandaskan kepada Agama, Adat dan Undang-Undang Pemerintah.

219. Kato panghulu manyalasai, mandareh kato dubalang. Adaik kok kurang takurasai, dunia manjadi takupalang.

Ajaran Adat Minangkabau yang sejati kalau tidak diamalkan oleh masyarakatnya, hilanglah budi didalam diri.

220. Kalau dek pandang sapinteh lalu, banyak pahamnyo tagaliciak, pandai tak rago dek ba guru, salam tak sampai pado kasiah.

Ajaran Adat tidak dapat dipahami, apalagi untuk diamalkan kalau sekiranya hanya dengan mendengar pepatah petitih, tampa mendalaminya.

221. Katiko taimpik nak diateh, katiko takuruang nak dilua, bajalan baduo nak ditangah bajalan surang nak dahulu.

Pepatah ini mengandung arti: bagaimana sulitnya memimpin masyarakat yang jiwanya sangat kritis dan koreksi.

222. Kahilia jalan ka Padang, ka mudiak jalan ka Ulakan, kok musuah indak dihadang, tasuo nan indak ba ilakkan.

Tidak mau bermusuhan dalam hidup bermasyarakat tetapi kalua datang dengan tiba-tiba tidak pula dielakkan.

223. Kahilia jalan ka Sumani, sasimpang jalan ka Singkarak, saukua mangko manjadi, sasuai mangko takanak.

Sesuatu hendaklah dengan musyawarah untuk mufakat. Satu pendapat dan satu tujuan.

224. Kaduo kato mufakat, sakato urang kasadonyo, elok sapahan sahakikat, santoso kito salamonyo.

Satu pendapat dan satu gerak, satu tujuan akan melahirkan kesentosaan dan kebahagiaan dalam masyarakat.

225. Kaampek kato kamudian, patuik bana kato dicari, taruah naraco jo katian, paniliak langgam nan tadiri.

Didalam diri manusia yang berpengetahuan dan diamalkannya, ada neraca yang menentukan baik dan buruk.

226. Kato rajo kato basahajo, kato titah kato balimpahan, dari duo capailah tigo, jangan sakali disudahi.

Setiap manusia perlu mempunyai cita-cita yang tinggi dan mulia, tetapi harus dicapai dengan cara ber angsur-angsur.

227. Kato panghulu manyalasai, kato alim kato hakikat, talamun patuik kito kakeh, lahia jo bathin nak saikek.

Perlu penggalian adat dan agama Islam secara mendalam , sehingga lahir dan bathin dapat sesuai.

228. Kato bapak kato panggaja, kato kalipah dari mamak, mujua indak dapek kito kaja, malang tak dapek kito tulak.

Keuntungan tak dapat dikejar-kejar, begitupun mara bahaya dan musibah tidak kuasa manusia menolaknya.

229. Kato guru kato batuah, kato saudaro paringatan, kuncilah bathin jan taruah, budi nan jan sampai nampak.

Keteguhan bathin menyimpan rahasia seseorang, menjadikan orang yang teguh ini mulia budinya.

230. Kato parampuan kato manuruik, mangambiak hati suami, labiahkan rusuah jo takuik, jarek sarupo jo jarami.

Rusuh hati jangan kelihatan, takut paham tergadai, hati-hati dalam berbicara karena banyak musuh dalam selimut.

231. Kato adaik pahamnyo aman, malangkapi rukun dengan syarat, kalau elok pegang padoman, santoso dunia jo akhirat.

Ajaran adat dan agama Islam kalau benar-benar diamalkan, menjamin keselamatan dunia akhirat.

232. Koroang kampuang didalam jurai, baitu limbago sajak dahulu, dunialah lamo inyo pakai, raso pareso nyolah tahu.

Orang yang tua harus dihormati, karena ketuaannya dia telah banyak merasakan pahit manis dalam kehidupan.

233. Kalau adaik dalam nagari, bulek sagiliang picak satapiak, sabarek saringan kasadonyo Urang mulia dalam nagari, muluik manih basonyo baiak, sakati limo nilai haragonyo.

Kemuliaan dalam pandangan adat terletak pada budi baik dan indah bahasanya seseorang.

234. Karano indak mambao galah, mananti takadia kasamonyo, mudarat mufaat tak dikana, alamaik binaso kasudahannyo.

Senantiasalah kita dalam hidup bergaul memikirkan mudarat dan mamfaat, agar sentosa hidup bersama. Kalau tidak dipikirkan alamat hidup akan sengsara.

235. Kato manti kato bahubuang, kato dubalang kato mandareh. Jauhari pandai manyambuang, nan singkek buliah diuleh.

Orang jauhari bijaksana pandai mencari jalan keluar dalam suatu kesulitan yang datang secara tiba-tiba.

236. Kiniko coraklah barubah, alam mardeka lah tabantang, sadang manggali kasajarah usahokan galian dek basamo.

Kemerdekaan telah tercapai, kita harus menggali sejarah kebudayaan bangsa secara bersama.

237. Kok alah sampai di hulu, balunlah pulo sacukuiknyo. Dek kokoh niniak nan dahulu kunci nan limo pambukaknyo.

Nenek moyang di Minangkabau pemikirannya jauh memandang kedepan untuk masa anak cucu, dengan mempergunakan panca indra yang lima.

238. Kito di alam Minangkabau lah patuik tasintak pulo, katiko balun talampau elok dirunuik sitambo lamo.

Sudah masanya sekarang kita mengali dan mengembangkan adat Minangkabau sebagai rangkaian dari kebudayaan nasional.

239. Kauak indak sahabih gauang, awai indak sahabih raso, paham pahamnyo nan tak lansuang, batuka tujuan mukasuiknyo.

Adat Minangkabau selama ini tidak pernah mendapat pengalian dan pembinaan, akibatnya banyak orang salah pengertian tentang tujuan adat itu.

240. Kalau pai tampak pungguang, jikok babaliak tampak muko.

Kalau pergi hendaklah memberi tahu, jika kembali hendaklah memberi khabar.

241. Kalau indak pandai bakato-kato, bak alu pancukia duri, kalau pandai bakato-kato bak santan jo tangguli.

Seseorang yang tak pandai berbicara secara baik, sama dengan alu pencongkel duri tetapi kalau pandai umpama santai dengan tengguli.

242. Kato papatah caro Minang, patitiah luhak nan tigo. Nan turun dari Parpatiah nan sabatang, manjadi kato pusako.

Ajaran adat Minangkabau yang disusun oleh Dt. Parpatih nan Sabatang, merupakan ajaran yang dapat mengikuti perkembangan zaman.

243. Kito nan bukan cadiak pandai, ulemu di Tuhan tasimpannyo. Kok senteang batolong bilai tandonyo kito samo sabanso.

Kalau dijumpai kekilafan dan kesalahan tolong maaf dan betulkan, karena khilaf itu sifat manusia, tandanya kita orang satu bangsa.

244. Kito nan bukan cadiak pandai, hanyo manjawek pituah dari guru. Pituah guru nan dipakai, nak jadi paham jo ukuran.

Nasehat guru dan pelajaran yang diajarkannya kepada murid, adalah menjadi pedoman dalam kehidupan.

245. Kalau ketek dibari namo, urang gadang dibari gala, nak tapek adaik jo limbago, faham adaik nak nyato bana.

Kalau dapat mendalami ajaran adat kita akan mendapatkan mutiara yang berharga didalamnya yang berguna untuk hidup bergaul dalam masyarakat.

246. Kaluah kasah papek nan ampek, sarato anggota katujuahnyo, panca indra manangguangkan, batang tubuah marasokan.

Sesuatu perbuatan tanpa pemikiran dan pertimbangan akan menimbulkan penyiksaan terhadap bathin kita sendiri.

247. Kalau balaia banakodoh, jikok bajalan jo nan tuo.

Mengerjakan suatu pekerjaan hendaklah dengan yang ahlinya, memasuki suatu negeri hendaklah dengan orang yang mengetahuinya.

248. Kuaik dari paga basi, kokoh nan dari paga tembok.

Pagar yang paling kokoh ialah pagar sesuatu dengan budi yang baik.

249. Kato sapatah dipikiri, bajalan salangkah madok suruik.

Pikirkanlah semasak-masaknya apa yang akan kita sampaikan kepada orang lain sehingga tidak menyinggung perasaannya.

250. Karantau madang di hulu, babuah babungo balun, marantau bujang dahulu, dirumah baguno balun.

Pergilah merantau kenegeri orang, cari ilmu pengetahuan, serta cari mata penghidupan, untuk kemudian dibawa dan dikembangkan dikampung halaman.

251. Kasiah sayang dapek dicari, tampek hati jarang basuo.

Untuk mencari istri paling mudah, yang sulit mencari istri untuk menjadi teman sehidup semati.

252. Kalauik riak maampeh, kapulau riak mamutuih, kalau mangauik iyo bana kameh, kalau mancancang iyo bana putuih.

Setiap pekerjaan yang kita kerjakan, begitupun pengetahuan yang kita pelajari jangan patah ditengah.

253. Kalau tali kaia panjang sajangka, lauik dalam usah didugo.

Kalau pengetahuan baru seujung kuku jangan dicoba mengurus pekerjaan yang sulit.

254. Kulik maia ditimpo bathin, bathin ditimpo galo-galo, dalam lahia ado ba bathin, dalam bathin bahakikat pulo.

Ajaran adat Minangkabau bukan sekedar lahiriyah, tetapi banyak mengandung arti dan makna yang tersirat, yang menuju kepada mental manusia.

255. Kacimpuang pamenan mandi, rasian pamenan lalok.

Mimpi itu kebanyakan sesuatu yang terangan-angan diwaktu bangun.

256. Lain geleang panokok asiang kacundang sapik.

Gelagat seseorang atau suasana yang menunjukkan tanda-tanda akan terjadi sesuatu yang tak diingini.

257. Lah samak jalan kapintu, lah tarang jalan kadapua.

Seorang suami yang tidak kenal lagi pada tugasnya sebagai mamak dari kemenakan, tetapi semata tahu kepada si istri saja.

258. Limpato batang sitawa, digulai cubadak mudo, lah biaso kito tasalah, karano pangana indak sakali tibo.

Kekilafan dan kesalahan adalah sifat seorang manusia, karena pemikirannya tidak secara serentak.

259. Lauik gadang kalau dihadang, sadiokan sampan jo pandayuang.

Hiduik didunia mangupalang, sagalo karajo kamari cangguang.

260. Limpapeh rumah nan gadang, umbun puruik pegangan kunci.

Kaum wanita di Minangkabau adalah merupakan tiang kokoh diatas rumah tangga dan nageri, dan kunci tentang kebaikan dan keburukan suatu negeri.

261. Lauik banyak nan sati, rantau banyak nan batuah.

Kalau pergi berjalan kerantau orang hendaklah pandai menyesuaikan diri dalam pergaulan.

262. Lah bacampua lamak jo galeme, indak babedo sadah jo tapuang.

Dalam suatu masyarakat tidak ada lagi batas-batas dalam pergaulan menurut norma adat dan agama.

263. Lahia jo bathin saukuran, isi kulik umpamo lahia.

Seseorang yang baik dan jujur sesuai kata dan perbuatannya.

264. Labuah luruih jalannyo pasa jan manyipang suok jo kida.

Sudah aturan dan undang-undang dan sudah cukup norma adat dan agama, jangan menyimpang dari itu.

265. Mumbang jatuah kalapo jatuah, indak babedo kaduonyo.

Setiap yang bernyawa akan menemui ajalnya baik tua ataupun muda, kecil dan besar.

266. Malabihi ancak-ancak, mangurangi sio-sio.

Setiap pekerjaan hendaklah pertengahan, jangan berlebih-lebihan, begitupun dalam tingkah dan laku.

267. Mukasuik hati mamaluak gunuang, apo dayo tangan indak sampai.

Seseorang yang mempunyai cita-cita tinggi, tetapi tidak ada kemampuan untuk mencapainya.

268. Mancabiak baju didado, manapuak aia didulang.

Seseorang yang berbicara tetapi tidak disadarinya bahwa dia telah memberi malu diri dan keluarganya sendiri.

269. Malakak kuciang didapua, manahan jarek dipintu.

Perbuatan seseorang yang tidak baik yang dilakukan kepada keluarga sendiri.

270. Mancari dama ka bawah rumah, mamapeh dalam balanggo.

Mencari keuntungan kedalam lingkungan anak kemenakan sendiri.

271. Mairikkan galah jo kaki, manjulaikan aka bakeh bagayuik, malabiahkan lantai bakeh bapinjak.

Seseorang yang ingin menjadikan orang lain tersalah, dengan jalan anjuran dan petunjuknya.

272. Mandapek samo balabo, kahilangan samo barugi.

Rasa social dan kerja sama yang baik yang harus diamalkan dalam pergaulan.

273. Manyauak di ilia-ilia, bakato dibawah-bawah.

Bergaul dalam masyarakat, begitupun dirantau orang hendaklah merendahkan diri.

274. Mancaliak jo suduik mato, bajalan di rusuak labuah.

Seseorang yang telah merasa malu, karena perbuatan yang tidak benar telah diketahui orang.

275. Mancaliak tuah ka nan manang, maliek contoh ka nan sudah, manuladan ka nan baik.

Selalulah kita melihat hasil yang baik dan dapat pula kita laksanakan, yakni yang telah positif baik.

276. Mamakai hereang jo gendeang, mamakai raso jo pareso.

Seseorang yang memakai perasaan malu dan mempunyai kesopanan yang baik.

277. Muluik manih talempong kato, baso baiak gulo dibibia.

Seseorang yang berbicara dengan lemah lembut dan baik susunan bahasanya.

278. Maliang cilok taluang dinding, tikam bunuah padang badarah. Ibo di adat katagiliang turuikkan putaran roda.

Kebudayaan asli jangan sampai hilang, sesuaikan diri dan aturan adat beradat serta istiadat dengan kemajuan.

279. Malu batanyo sasek dijalan, sagan bagalah hanyuik sarantau.

Seseorang yang tidak mau bertanya tentang suatu pekerjaan yang tidak/belum dikerjakan. Karena ajaran adat itu pada umumnya berkiasan, tidak mudah dipahami tanpa mengetahuinya akan mengalami kesulitan.

280. Minangkabau dahulunyo, adaiknyo tuah disakato, kalau dipandang kato-kato, dipahamkan makonyo nyato, didalami sungguh-sungguh.

281. Maniah nan jan lakeh di raguak, pahik nan jan lakeh di luahkan.

Sesuatu pelajaran dan pengetahuan dari orang lain pikirkan dahulu semasak-masaknya, benar atau tidaknya.

282. Mati harimau tingga balang, mati gajah tingga gadiang.

Manusia mati hendaknya meninggalkan jasa yang baik untuk anak dan keluraga seta masyarakat.

283. Mati samuik karano manisan, jatuah kabau dek lalang mudo.

Biasanya manusia itu banyak terpedaya oleh mulut manis dan budi bahasa yang baik.

284. Marangkuah tungua ka dado, maraiah suatu ka diri.

Setiap suatu yang dirasakan oleh orang lain hendak dapat dirasakan oleh kita sendiri

285. Mampahujankan tabuang garam, mampaliakkan rumah indak basasak.

Seseorang yang membukakan aibnya sendiri kepada oaring lain.

286. Manjujuang balacan dikapalo, mangali-gali najih dilubang.

Seseorang yang senang membukankan aib orang lain.

287. Managakkan banang basah, manaiakkan banda sundai.

Seseorang yang menolong orang lain, sedang orang lain itu dipihak yang tidak benar.

288. Musang babulu ayam, musuah dalam salimuik.

Seseorang yang berpurak menolong dan berpihak kepada kita, tetapi dia sebenarnya ingin mengetahui pendirian kita dan musuh kita.

289. Manusia manahan kieh, binatang Manahan palu.

Manusia yang sempurna selalu mengetahui kata-kata kiasan di Minangkabau.

290. Murah kato takatokan, sulik kato jo timbangan.

Berbicara sangat mudah, tetapi sulit memelihara perkataan yang akan menyinggung perasaan orang lain.

291. Marabah sadundun jo balam, sikok barulang pai mandi, sambah sadundun jo salam, kato harok dibinisi.

Biasanya dalam pergaulan hidup, Tanya diberi kata berjawab, gayung bersambut.

292. Nan kuriak iyolah kundi, nan merah iyolah sago, nan baiak iyo budi, nan indah iyo lah baso.

Yang paling berharga dalam kehidupan bergaul adalah budi pekerti yang baik, serta sopan santun.

293. Nak urang koto hilalang, nak lalu kapakan baso, malu jo sopan kok nyo hilang, habih lah raso jo pareso.

Kalau sifat malu telah hilang dalam diri seseorang, hilang segala perasaan sopan santun.

294. Nan bungkuak dimakan saruang, nan bengkok dimakan tali.

Setiap sifat dan tindak tanduk yang tidak jujur dan benar, akan senantiasa ada ganjarannya (hukum karma)

295. Nan luruih katangkai sapu, nan bungkuak katangkai bajak, satampok kapapan tuai, nan ketek kapasak suntiang, panarahan kakayu api, abunyo kapupuak padi.

Didalam ajaran adat tidak ada bahan yang tidak berguna, tidak ada orang yang tidak dapat dimamfaatkan.

296. Nan buto pahambuih lasuang, nan pakak pamasang badia, nan lumpuah pahunyi rumah, nan patah pangajuik ayam, nan bingguang kadisuruah-suruah, nan cadiak bao baiyo, nan kayo bakeh batenggang.

Semua orang dapat dimamfaatkan, mulia hina, kaya dan miskin, sempurna, cacat, pandai dan bodoh. Sistim yang terdapat dalam adat Minangkabau.

297. Nan condoang makanan tungkek, nan lamah makanan tueh.

Dalam adat manusia lemah harus dibimbing dan dibantu, lebih-lebih kaum wanita, yang qudrat hayatinya lemah dari kaum lelaki.

298. Nan landai batitih, nan condong baraiah, nan lamah baindiak.

Dilarang didalam adat orang yang memperlakukan si lemah semau-maunya.

299. Nak mulia tapek-i janji, nak taguah paham dikunci.

Kalau ingin jadi orang yang dimuliakan selalu tepati janji, dan tidak suka membuka rahasia.

300. Nak tinggi naiak kan budi, nak haluih baso jo basi.

Kalau ditinggikan orang dalam masyarakat peliharalah budi, dan pakailah basa basi.

301. Nan salajang kudo balari, nan sahentak kuciang malompek.

Panjang rumah adat yang menjadi kebanggaan masyarakatnya.

302. Nan basasok bajarami, nan bapandan bapakuburan, soko pusako kalau tadalami, mambayang cahayo diinggiran.

Mendalami ajaran adat Minang dan filsafatnya serta dapat diamalkan dalam pergaulan akan menggangkat martabat kemanusianya.

303. Nan tuo dihormati, nan ketek di sayangi, samo gadang baok bakawan.

Selalulah menghormati orang tua, lebih-lebih ibu dan bapak dan orang tua umurnya dari kita, sayangi anak-anak, hormat menghormat sama sebaya.

304. Nan suku babuah paruik, korong kampuang didalam jurai, dek urang tuo lah lamo hiduik, dunialah lamo inyo pakai.

Menghormati orang tua dari kita umurnya, bukan tergantung kepada ilmu dan kepandaiannya saja, tetapi karena ketuaannya.

305. Nagari bapaga undang, kampuang bapaga buek, tiokmlasuang ba ayam gadang, salah tampuah buliah diambok.

Patuhilah norma-norma yang berlaku didalam masyarakat, karena setiap masyarakat mempunyai normanya sendiri-sendiri.

306. Niniak moyang di duo koto, mambuek barih jo balabeh, Bulek dek tuah lah sakato, nak tantu hinggo jo bateh.

Patuhilah keputusan bersama yang telah dibuat oleh pemuka kita, oleh masyarakat dan sipembuat peraturan sendiri.

307. Nan barek samo dipikua, nan ringan samo dijinjiang.

Didalam adat selalu dianjurkan agar setiap pekerjaan yang baik dikerjakan secara bersama.

308. Nan sakik iyolah kato, nan padiah iyolah rundiang. Dek tajam nampak nan luko, dek kato hati taguntiang.

Perkataan yang menyakiti lebih berbahaya dari pisau yang tajam.

309. Nan sakik iyo lah kato, nan malu iyolah tampak.

Kata-kata yang berbisa, sama dengan rasa seseorang yang tahu harga dirinya mendapat malu.

310. Nan mudo biaso bimbang, manaruah rambang jo ragu, kalau batimbo ameh datang, lungga lah ganggam nan dahulu.

Meniru-niru kebudayaan asing yang tidak sesuai dengan kepribadian kita, akan menghilangkan kemurnian kebudayaan sendiri dan kehilangan pegangan.

311. Nan dikatokan kato pusako, iyolah kato undang-undang. Dek lamo tak namuah lupo manjadi padoman pagi jo patang.

Bagi orang Minang yang memahami ajaran yang terkandung didalam adatnya, tidak bisa diabaikan dan dilupakan, bahkan menjadi pegangan dan pedoman dalam hidup.

312. Nak elok lapangkan hati, nak haluih baso jo basi.

Agar menjadi orang baik dan disegani selalulah bersifat sabar, dan baik budi bahasa.

313. Nak luruih rantangkan tali, luruih bana dipacik sungguah.

Selalulah bersifat lurus dan tulus ikhlas dalam pergaulan, yakni selalu bersifat benar dan jujur.

314. Naiaklah dari janjang, turunlah dari tango.

Selalulah berbuat sesuai aturan dan undang-undang yang berlaku, menurut adat dan agama Islam serta pemerintah.

315. Nanang saribu aka, haniang ulu bicaro, pikia palito hati, dek saba bana mandatang.

Ketenangan dalam berpikir, menimbulkan aspirasi yang baik, dan kesabaran mendatangkan kebenaran.

316. Nak tahu digadang kayu caliak ka pangkanyo, nak tahu di gadang ombak caliak ka pasianyo.

Kalau ingin menilai kebesaran atau kebaikan seseorang bergaullah dengan dia.

317. Nan bak mananti aia ilia, nan bak manutuik manggih langkeh.

Seseorang yang mengharapkan sesuatu yang tidak mungkin dapat diperolehnya.

318. Nan bak banang dilando ayam, nan bak bumi diguncang gampo.

Suatu musibah yang datang menimpa dengan tiba-tiba, yang tidak diduga sama sekali sehingga timbul kekacauan dan kepanikan.

319. Nan elok dek awak katuju dek urang, sakik dek awak sakik dek urang.

Berbuatlah dalam segala perbuatan gerak dan perilaku yang disenangi oleh orang banyak.

320. Nan mudo pambimbiang dunia, nan capek kaki ringan tangan, acang-acang dalam nagari.

Pemuda harapan bangsa ditangan pemuda terletak maju mundurnya bangsa dimasa depan.

321. Nak jan jauah panggang dari api, latakkan sasuatu ditampeknyo.

Agar suatu tindakkan dalam masyarakat tepat pada sasarannya maka serahkanlah sesuatu kepada ahlinya.

322. Nan tahu dikayu tinggi alang, nan tahu diposo-poso ayam, nan tahu dikili-kili banting.

Yang mengetahui diseluk beluk dan sifat masyarakat suatu negeri adalah para cendekiawan negeri tersebut.

323. Ombak barayun manuju pantai, riak nyato manuju tapi. Indak guno jadi rang pandai, kalau baulemu indak babudi.

Tak ada arti menjadi seorang pandai kalau tidak mempunyai budi pekerti, karena hancur masyarakat karena kepandaiannya.

324. Ombak ditantang manuju pulau, laia dikambang manantang angin.

Untuk mencapai suatu tujuan dan cita-cita senantiasa mengalami cobaan dan rintangan

325. Olok-olok mambao sansai, garah-garah jadi binaso.

Perbuatan dan tingkah laku yang tidak pada tempatnya, akan membawa akibat yang merugikan.

326. Olak olai rang basiang, sorak sorai rang karimbo.

Suatu kebiasaan diwaktu beramai-ramai bekerja, timbul kelakar dan gembira, untuk kegairahan dalam bekerja.

327. Pulau pandan jauah ditangah, dibaliak pulau angso duo, hancua badan dikanduang tanah, budi baiak dikana juo.

Budi bukan hanya diingat sampai mati tetapi akan diperhitungkan dan diingat dibalik lahad.

328. Pisang ameh baok balaia, masak sabuah didalam peti, hutang ameh dapek dibaia, hutang budi dibao mati.

Hutang emas dan perak dapat dibayar tetapi hutang budi dibawa mati.

329. Pucuak pauah sadang tajelo, panjuluak buah ligundi, nak jauah silang sangketo, pahaluih baso jo basi.

Agar terjauh dari silang sengketa dalam pergaulan perbaikilah budi dan bahasa, pakai sifat sopan dan santun.

330. Pado pai suruik nan labiah, samuik tapijak indak mati, alu tataruang patah tigo.

Kata kiasan terhadap pemuda pumudi Minang yang mempunyai ketenangan tetapi tegas dan bijaksana tentang ketangkasannya dan tinggi budinya.

331. Padi disisiak jo hilalang, tapuang dicampua jo sadah.

Perbuatan kebaikan dicampur dengan perbuatan kejahatan.

332. Padi ditanam padi tumbuah, lalang ditanam lalang tumbuah.

Kebaikan yang diperbuat oleh seseorang akan berbalas dengan kebaikan, begitu juga sebaliknya.

333. Padi dikabek jo daunnyo, batang ditungkek jo dahannyo.

Kebijaksanaan yang dipakai oleh seseorang didalam memimpin anak kemenakan, untuk menggongkosinya dicari suatu usaha.

334. Papek dilua runciang didalam, talunjuak luruih kalingkiang bakaiek.

Sifat yang sangat tercela, mulut manis tetapi hati jahat, dan berbisa.

335. Pikia palito hati, tanang hulu bicaro.

Pikiran yang mempunyai pertimbangan adalah penangkal lampu yang menerangi bagi hati, dan ketenangan akan mengeluarkan bicara yang berguna.

336. Pilin kacang nak mamanjek, pilin jariang nak barisi.

Seseorang yang berusaha dengan cara yang tidak benar untuk mendapatkan sesuatu.

337. Panjeklah batang tinggi-tinggi, basuo pucuak silaronyo, kalilah urek dalam-dalam basuo urek tunggang jo isinyo.

Seseorang yang benar-benar mendalami ajaran adat Minangkabau, dengan menelaah kalimat demi kalimat dari filsafatnya, dia akan peroleh mutiara berharga untuk kehidupan.

338. Putiah manahan sasah, hitam manahan tapo.

Yang dikatakan kebenaran boleh tahan uji, asal orang yang waras semua mengatakan benar.

339. Padang gantiang baranah-ranah, kahilia jalan kapianggu, sasimpang jalan kasikabu, duduak samo randah tagak samo tinggi dalam adat Minangkabau.

Didalam ajaran adat manusia tidak berkasta, tetapi yang membedakan budi dan jabatan yang dipilih bersama.

340. Pulai batingkek naiak, maninggakan ruweh jo buku, manusia batingkek turun, maninggakan barih jo balabeh

Setiap pribadi menurut ajaran adat Minangkabau haruslah berusaha meninggalkan jasa yang baik terhadap anak cucu dan masyarakat.

341. Partamo banamo Minang, Minangkabau namo kaduo, nan kayo mandi baranang, nan bansaik bandi batimbo.

Didalam menghadapi kerja bersama haruslah ikut serta setiap orang menurut kemampuannya masing-masing untuk pengorbanan

342. Partamo cupak usali, kaduo cupak buatan. Kalau dulu disasali manjadi tuah pandapatan.

Sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tak berguna.

343. Patah de mamapek, maja de mangilia, dek harum talalu angik.

Sesuatu pekerjaan yang dikerjakan, atau pengajaran terhadap seseorang terlalu melampaui batas hingga tidak mencapai hasil yang diharapkan.

344. Pucuak dicinto ulam tibo, sumua dikali aia dapek.

Seseorang yang mencinta sesuatu yang dirindukan tiba-tiba datang dengan segera.

345. Panakiak pisau sirauik, ambiak galah batang lintabuang, silodang ambiak ka niru, satitiak jadikan lauik, nan sakapa jadikan gunuang alam takambang jadi guru.

Adat Minangkabau dipelajari oleh nenek moyang dahulunya, dari ketentuan alam terkembang jadi guru.

346. Partamo lareh nan tinggi, kaduo lareh nan bunta, kalau tak pandai kito mambimbiang indak katantu sah jo bata.

Bagi seorang bapak/mamak di Minangkabau kalau tidak memberikan bimbingan sungguh-sungguh terhadap anak kemenakan, tidaklah diketahuinya sah dan batal.

347. Pandai mangulai ambuang-ambuang, bak umpamo gulai kincuang, baunnyo maimbau-imbau, tapi rasonyo amba sajo.

Seseorang yang senantiasa berjanji muluk, tetapi sekalipun tidak terpenuhi.

348. Pangka kusuik ujuang bakaruik, ikua kupiak kapalo randah.

Seseorang yang selalu bersifat ragu dan engan karena kurang pengetahuan dan pengecut.

349. Pandai batanam tabu dibibia, pandai baminyak aia.

Orang yang selalu bermulut manis, tetapi di hatinya bersarang dengki dan khianat.

350. Pusek jalo kumpulan ikan, pucuak usah tarateh, urek ijan taganjak.

Pimpinan seperti ibu dan bapak, guru, merupakan tumpukan dari segala contoh baik dan buruk bagi anak-anaknya.

351. Pasa jalan dek batampuah, lanca kaji dek ba ulang.

Pengetahuan didapat dengan dipelajari, untuk lebih praktis harus diamalkan dalam kehidupan.

352. Pandai karano batanyo, tahu karano baguru.

Pengetahuan diperdapat karena belajar, pendidikan dan banyak bertanya kepada orang yang tahu.

353. Panjang namuah dikarek senteng namuah dibilai, singkek namuah diuleh, kurang namuah ditukuak.

Sebaik-baik manusia mau menerima nasehat dari pada orang lain dan menggakui kelemahannya.

354. Rarak kalikih dek minalu, tumbuah sarumpun jo kayu kalek. Kok habih raso jo malu bak kayu lungga pangabek.

Kalau rasa malu telah hilang dari manusia, maka manusia itu sulit untuk diarahkan kepada kebaikan, dan sulit untuk menyusun masyarakat.

355. Ratak indak mambao caro, rannyuak nan indak mambao hilang.

Persengketaan dalam rumah tangga dan keluarga, jangan mengakibatkan putusnya hubungan kekeluargaan.

356. Rumah tampak jalan indak tantu, angan lalu faham tatumbuak.

Seseorang yang ingin mendapatkan sesuatu, tetapi tidak mendapat jalan dan pengetahuan untuk mencapainya.

357. Raso aia kapamatang, raso minyak kakuali, nan bakabek rasan tali, nan babungkuih rasan daun.

Seseorang yang mempunyai hubungan kekeluargaan, sedarah, sekampung, senagari, senegara, dia akan selalu berpihak dalam pembelaan keluarga.

358. Rumah indak batungganai, kappa nan indak banangkodoh.

Masyarakat atau keluarga yang tidak mempunyai pemimpin, sama halnya seumpama kapal tanpa nakhoda.

359. Rumah gadang bari bapintu, nak tarang jalan kahalaman, kalau dikumpa saleba kuku jikok dikambang saleba alam.

Ajaran adat Minangkabau akan dapat dimamfaatkan untuk mengatur masyarakat, semenjak dari yang kecil seperti keluarga, sampai kepada yang lebih besar seperti negara dan dunia.

360. Riwayaik jambi lah tasabuik, panjang tajelo disilukah, barih balabeh mangkonyo cukuik, sampai ka hulu baru sudah.

Ajaran adat Minangkabau dengan segala persoalannya dapat dipahami apabila didalami. Adat sebagai kebudayaan dan adat sebagai budi pekerti.

361. Rupo mangatokan harago, kurenah manunjuakan laku, walau nan lahia tampak dek mato, nan bathin tasimpan dalam itu.

Kalau dipelajari ajaran adat yang dihimpun dalam pepatah petitih, mamang dan bidal, mengandung arti lahir dan bathin.

362. Raso dibaok naiak, pareso dibaok turun.

Pembinaan pribadi yang baik hendaklah dimulai dalam lingkungan anak kemenakan.

363. Raso kabarek dilapehkan, raso kasulik dielakkan, bak cando mangganggam baro.

Seseorang yang tidak bertanggung jawab kepada tugas dan kewajibannya.

364. Surang makan cubadak, sadonyo kanai gatahnyo, saikua kabau bakubang sakandang kanai luluaknyo.

Sesuatu perbuatan yang tercela menurut adat dan agama di Minangkabau yang dikerjakan oleh seorang anggota masyarakat, maka malu dirasakan oleh seluruh anggota kaum yang lain.

365. Sio-sio- nagari alah, kalau cilako utang tumbuah.

Pekerjaan yang sia-sia dan berbahaya akan mengakibatkan kerugian bersama, berbuat salah mengakibatkan terjadinya hutang.

366. Sayang di anak dilacuti, sayang di kampuang ditinggakan.

Kalau sayang kepada anak jangan dibiarkan dia mengerjakan yang tidak baik, harus dimarahi. Kalau cinta sama kampung harus ditinggalkan untuk mencari pengetahuan untuk disumbangkan akhirnya kelak.

367. Sadang manyalam minum aia, sadang badiang nasi masak.

Sesuatu pekerjaan yang dapat dikerjakan sambil lalu, dengan tidak mengurangi kepada pekerjaan yang sedang dilakukan.

368. Senteang bilai mambilai, panjang karek mangarek.

Hendaklah memberikan pertolongan kepada teman yang sedang dalam kesusahan, dan memberi nasehat kalau dia terlanjur.

369. Satitiak jadikan lauik, sakapa jadikan gunuang.

Berusahalah dengan dasar pengetahuan yang ada untuk melanjutkan mencapai pengetahuan yang lebih tinggi.

370. Suri tagantuang ditanuni, luak taganang kito sauak.

Tentang ajaran adat yang secara mutlak dilaksanakan, tanpa dimusyawarahkan.

371. Sakalam kalam hari sabuah bintang bacahayo juo.

Tidak seluruh orang keluar dari garis kebenaran, sekurang-kurangnya satu orang ada yang menegakkannya.

372. Sabanta sakalang hulu, salapiak sakatiduran.

Dua orang berteman secara akrab yang sulit untuk dipisahkan.

373. Sandi banamo alua adat, tonggak banamo kasandaran.

Hikmah rumah adat di Minangkabau, yang sendinya kebenaran bersama, sandaran kuat hukum adatnya.

374. Sasiuak namuah ka api, salewai namuah ka aia.

Seseorang yang ingin mendapatkan sesuatu dengan cara yang tidak baik.

375. Satali pambali kumayan, sakupang pambali katayo, sakali lancuang kaujian, salamo hiduik urang indak picayo.

Haruslah bersifat jujur dan benar dalam pergaulan, kalau kelihatan kecurangan satu kali selamanya orang tidak percaya lagi.

376. Syarak banamo lazim, adat nan banamo kewi, habih tahun baganti musim, buatan nan usah diubahi.

Bagaimanapun kesulitan yang dihadapi, kesengsaraan yang dialami, tetapi keputusan bersama jangan dirobah.

377. Siang manjadi tungkek, malam manjadi kalang.

Hendaklah pegang dan amalkan setiap pelajaran yang baik dan nasehat orang tua.

378. Sungguahlah kokoh adat Minang, mambuek adat jo limbago, malangnyo panjajah datang, rusaklah adat dibueknyo.

Adat Minang yang kuat dan kokoh dulunya telah banyak dirusak oleh penjajah di zaman lampau.

379. Satuntuang tabu dek ulek, satuntuang sajo kito buang.

Seorang berbuat salah jangan semua keluarga dibencii.

380. Sirauik tajam batimba, tak ujuang pangka manganai, sudu-sudu batimba jalan, ditakiak kanai gatahnyo. Kalauik tuah takaba, bumi jo langik nan mananai. Duduak di kampuang jan umbilan, kandang buek tumpuan tanyo.

Seharusnya setiap orang Minangkabau mengetahui tentang seluk beluk filsafat adatnya, karena semua bangsa mengenal keunikan adat Minangkabau itu, terutama tentang sistim kekerabatannya dan matrilinialnya.

381. Siriahlah pulang kagagang, pinanglah suruik katampuaknyo. Karih baliak kasaruangnyo, baju tasaruang ka nan punyo, ameh pulang katambangnyo.

Suatu benda berharga yang sudah lama tidak ditemui, sekarang kembali kepada yang empunya semula, seperti merebut tanah air dari tangan penjajah, sampai kita merdeka.

382. Sadang baguru kapalang aja, lai bak bungo kambang tak jadi. Kunun kok dapek dek mandangga, tidak didalam dihalusi.

Setiap menuntut pengetahuan jangan putus ditengah, dan kurang mamfaatnya dengan mendengar saja, kalau dibandingkan dengan belajar sesungguhnya.

383. Sabab karano dek baitu, tumbuahlah niaik dalam hati, nak manuruik tambo nan dahulu sajarah adat nan usali.

Kalau ajaran adat telah dapat dipahami kemana masyarakat hendak dibawa oleh ajaran adat itu maka akan timbullah hasrat untuk mendalamnya.

384. Sangajo guno diuraikan, kahadapan nan basamo, untuak nak samo dipikiakan, nak samo dirunuak nan tujuan.

Penggugah hati para pembaca terutama putra Minang untuk mendalami filsafat adatnya.

385. Satinggi-tinggi malantiang, mambubuang ka awang-awang, suruiknyo katanah juo. Sahabih dahan jo rantiang, dikubak dikulik batang, tareh panguba barunyo nyato.

Adat Minangkabau tidak akan bisa dipahami secara baik, apalagi untuk dihayati dan diamalkan tanpa mendalami sungguh-sungguh.

386. Santan babaleh jo tubo, nikmat babaleh jo sansaro.

Kebaikan yang pernah diberikan seseorang kepada orang lain, tetapi balasannya dengan yang buruk.

387. Saumpamo aua jo tabiang, umpamo ikan jo aia.

Pergaulan yang baik saling bantu membantu dan kuat menguatkan, dan saling membutuhkan.

388. Sikujua baladang kapeh, kambanglah bungo karawitan. Kok mujua mandeh malapeh bak ayam pulang kapautan.

Setiap orang pergi merantau mengharapkan kehidupan yang baik dan pendapatan yang akan dibawa kekampung halaman.

389. Tak lakang dek paneh tak lapuak dek hujan, dianjak tak layua, dibubuik tak mati.

Kebenaran yang dikandung oleh Adat Minangkabau, karena ajarannya bersumber dari ketentuan alam yang disusun jadi pepatah yang senantiasa kebenarannya tidak dapat dibantah.

390. Tabujua lalu tabalintang patah.

Untuk mempertahankan kebenaran hendaklah dengan kegigihan yang sungguh-sungguh.

391. Tarandam-randam indak basah, tarapuang-apuang indak hanyuik.

Sesuatu perkara yang tidak jelas duduknya, selesai tidak diusutpun tidak.

392. Tak ujuang pangka mangganai, saragi baliak batimba.

Seseorang yang mempunyai pengetahuan dan alat-alat yang lengkap, yang dapat dipakai serba guna.

393. Tasingguang kanai miangnyo, tagisia kanai rabehnyo.

Kesalahan yang dibikin oleh seseorang, merembet-rembet kepada orang lain.

394. Tak siriah pinang mamalan, tak pasin anguakpun tibo.

Seseorang yang pandai mengikat seseorang dengan suatu perhitungan.

395. Tak laju bandiang mamacah, tak lalu dandang di aia, digurun ditajakkan juo.

Seseorang yang berpikiran jahat kepada orang lain, dia selalu berusaha untuk melaksanakan dimana dan kapan saja.

396. Tatungkuik samo makan tanah, tatilantang samo minum ambun, tarapuang samo hanyuik, tarandam samo basah.

Kerja sama yang baik dalam masyarakat, kesatuan hati dan pikiran, kesatuan pendapat dan gerak adalah pokok utama.

397. Titiak buliah ditampuang, maleleh buliah dibaliak.

Hasil kerja sama yang baik ini akan dapat dinikmati bersama oleh orang banyak.

398. Tagak indak tasundak, malenggang indak tapampeh.

Seseorang pemimpin yang punya wewenang penuh dan wibawa.

399. Talalok talalu mati, manyuruak talalu hilang.

Seorang pandai yang meinsulirkan diri dari masyarakat dan tak ingin bertanggungjawab.

400. Tinggi lonjak gadang galapuah, nan lago dibawah sajo.

Sifat seseorang yang senantiasa segala pandai dihadapan orang yang tak tahu, tetapi sebenarnya kosong belaka.

401. Nagari bapaga undang, kampuang bapaga buek, tiokmlasuang ba ayam gadang, salah tampuah buliah diambok.

Patuhilah norma-norma yang berlaku didalam masyarakat, karena setiap masyarakat mempunyai normanya sendiri-sendiri.

402. Niniak moyang di duo koto, mambuek barih jo balabeh, Bulek dek tuah lah sakato, nak tantu hinggo jo bateh.

Patuhilah keputusan bersama yang telah dibuat oleh pemuka kita, oleh masyarakat dan sipembuat peraturan sendiri.

403. Nan barek samo dipikua, nan ringan samo dijinjiang.

Didalam adat selalu dianjurkan agar setiap pekerjaan yang baik dikerjakan secara bersama.

404. Nansakik iyolah kato, nan padiah iyolah rundiang. Dek tajam nampak nan luko, dek kato hati taguntiang.

Perkataan yang menyakiti lebih berbahaya dari pisau yang tajam.

405. Nansakik iyo lah kato, nan malu iyolah tampak.

Kata-kata yang berbisa, sama dengan rasa seseorang yang tahu harga dirinya mendapat malu.

406. Nan mudo biaso bimbang, manaruah rambang jo ragu, kalau batimbo ameh datang, lungga lah ganggam nan dahulu.

Meniru-niru kebudayaan asing yang tidak sesuai dengan kepribadian kita, akan menghilangkan kemurnian kebudayaan sendiri dan kehilangan pegangan.

407. Nan dikatokan kato pusako, iyolah kato undang-undang. Dek lamo tak namuah lupo manjadi padoman pagi jo patang.

Bagi orang Minang yang memahami ajaran yang terkandung didalam adatnya, tidak bisa diabaikan dan dilupakan, bahkan menjadi pegangan dan pedoman dalam hidup.

408. Nak elok lapangkan hati, nak haluih baso jo basi.

Agar menjadi orang baik dan disegani selalulah bersifat sabar, dan baik budi bahasa.

409. Nak luruih rantangkan tali, luruih bana dipacik sungguah.

Selalulah bersifat lurus dan tulus ikhlas dalam pergaulan, yakni selalu bersifat benar dan jujur.

410. Naiaklah dari janjang, turunlah dari tanggo.

Selalulah berbuat sesuai aturan dan undang-undang yang berlaku, menurut adat dan agama Islam serta pemerintah.

411. Nanang saribu aka, haniang ulu bicaro, pikia palito hati, dek saba bana mandatang.

Ketenangan dalam berpikir, menimbulkan aspirasi yang baik, dan kesabaran mendatangkan kebenaran.

412. Nak tahu digadang kayu caliak kapangkanyo, nak tahu digadang ombak caliak kapasianyo.

Kalau ingin menilai kebesaran atau kebaikan seseorang bergaullah dengan dia.

413. Nan bak mananti aia ilia, nan bak manutuik manggih langkeh.

Seseorang yang mengharapkan sesuatu yang tidak mungkin dapat diperolehnya.

414. Nan bak banang dilando ayam, nan bak bumi diguncang gampo.

Suatu musibah yang datang menimpa dengan tiba-tiba, yang tidak diduga sama sekali sehingga timbul kekacauan dan kepanikan.

415. Nan elok dek awak katuju dek urang, sakik dek awak sakik dek urang.

Berbuatlah dalam segala perbuatan gerak dan perilaku yang disenangi oleh orang banyak.

416. Nan mudo pambimbiang dunia, nan capek kaki ringan tangan, acang-acang dalam nagari.

Pemuda harapan bangsa ditangan pemuda terletak maju mundurnya bangsa dimasa depan.

417. Nak jan jauah panggang dari api, latakkan sasuatu ditampeknyo.

Agar suatu tindakkan dalam masyarakat tepat pada sasarannya maka serahkanlah sesuatu kepada ahlinya.

418. Nan tahu dikayu tinggi alang, nan tahu diposo-poso ayam, nan tahu dikili-kili banting.

Yang mengetahui diseluk beluk dan sifat masyarakat suatu negeri adalah para cendekiawan negeri tersebut.

419. Ombak barayun manuju pantai, riak nyato manuju tapi. Indak guno jadi rang pandai, kalau baulemu indak babudi.

Tak ada arti menjadi seorang pandai kalau tidak mempunyai budi pekerti, karena hancur masyarakat karena kepandaiannya.

420. Ombak ditantang manuju pulau, laia dikambang manantang angin.

Untuk mencapai suatu tujuan dan cita-cita senantiasa mengalami cobaan dan rintangan

421. Olok-olok mambao sansai, garah-garah jadi binaso.

Perbuatan dan tingkah laku yang tidak pada tempatnya, akan membawa akibat yang merugikan.

422. Olak olai rang basiang, sorak sorai rang karimbo.

Suatu kebiasaan diwaktu beramai-ramai bekerja, timbul kelakar dan gembira, untuk kegairahan dalam bekerja.

423. Pulau pandan jauah ditangah, dibaliak pulau angso duo, hancua badan dikanduang tanah, budi baiak dikana juo.

Budi bukan hanya diingat sampai mati tetapi akan diperhitungkan dan diingat dibalik lahad.

424. Pisang ameh baok balaia, masak sabuah didalam peti, hutang ameh dapek dibaia, hutang budi dibao mati.

Hutang emas dan perak dapat dibayar tetapi hutang budi dibawa mati.

425. Pucuak pauah sadang tajelo, panjuluak buah ligundi, nak jauah silang sangketo, pahaluih baso jo basi.

Agar terjauh dari silang sengketa dalam pergaulan perbaikilah budi dan bahasa, pakai sifat sopan dan santun.

426. Pado pai suruik nan labiah, samuik tapijak indak mati, alu tataruang patah tigo.

Kata kiasan terhadap pemuda pumudi Minang yang mempunyai ketenangan tetapi tegas dan bijaksana tentang ketangkasannya dan tinggi budinya.

427. Padi disisiak jo hilalang, tapuang dicampua jo sadah.

Perbuatan kebaikan dicampur dengan perbuatan kejahatan.

428. Padi ditanam padi tumbuah, lalang ditanam lalang tumbuah.

Kebaikan yang diperbuat oleh seseorang akan berbalas dengan kebaikan, begitu juga sebaliknya.

429. Padi dikabek jo daunnyo, batang ditungkek jo dahannyo.

Kebijaksanaan yang dipakai oleh seseorang didalam memimpin anak kemenakan, untuk menggongkosinya dicari suatu usaha.

430. Papek dilua runciang didalam, talunjuak luruih kalingkiang bakaiek.

Sifat yang sangat tercela, mulut manis tetapi hati jahat, dan berbisa.

431. Pikia palito hati, tanang hulu bicaro.

Pikiran yang mempunyai pertimbangan adalah penangkal lampu yang menerangi bagi hati, dan ketenangan akan mengeluarkan bicara yang berguna.

432. Pilin kacang nak mamanjek, pilin jariang nak barisi.

Seseorang yang berusaha dengan cara yang tidak benar untuk mendapatkan sesuatu.

433. Panjeklah batang tinggi-tinggi, basuo pucuak silaronyo, kalilah urek dalam-dalam basuo urek tunggang jo isinyo.

Seseorang yang benar-benar mendalami ajaran adat Minangkabau, dengan menelaah kalimat demi kalimat dari filsafatnya, dia akan peroleh mutiara berharga untuk kehidupan.

434. Putiah manahan sasah, hitam manahan tapo.

Yang dikatakan kebenaran boleh tahan uji, asal orang yang waras semua mengatakan benar.

435. Padanggantiang baranah-ranah, kahilia jalan kapianggu, sasimpang jalan kasikabu Duduak samo randah tagak samo tinggi dalam adat Minangkabau.

Didalam ajaran adat manusia tidak berkasta, tetapi yang membedakan budi dan jabatan yang dipilih bersama.

436. Pulai batingkek naiak, maninggakan ruweh jo buku, manusia batingkek turun, maninggakan barih jo balabeh

Setiap pribadi menurut ajaran adat Minangkabau haruslah berusaha meninggalkan jasa yang baik terhadap anak cucu dan masyarakat.

437. Partamo banamo Minang, Minangkabau namo kaduo, nan kayo mandi baranang, nan bansaik bandi batimbo.

Didalam menghadapi kerja bersama haruslah ikut serta setiap orang menurut kemampuannya masing-masing untuk pengorbanan

438. Partamo cupak usali, kaduo cupak buatan. Kalau dulu disasali manjadi tuah panda- patan.

Sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tak berguna.

439. Patah de mamapek, maja de mangilia, dek harum talalu angik.

Sesuatu pekerjaan yang dikerjakan, atau pengajaran terhadap seseorang terlalu melampaui batas hingga tidak mencapai hasil yang diharapkan.

440. Pucuak dicinto ulam tibo, sumua dikali aia dapek.

Seseorang yang mencinta sesuatu yang dirindukan tiba-tiba datang dengan segera.

441. Panakiak pisau sirauik, ambiak galah batang lintabuang, silodang ambiak kaniru, satitiak jadikan lauik, nan sakapa jadikan gunuang alam takambang jadi guru.

Adat Minangkabau dipelajari oleh nenek moyang dahulunya, dari ketentuan alam terkembang jadi guru.

442. Partamo lareh nan tinggi, kaduo lareh nan bunta, kalau tak pandai kito mambimbiang indak katantu sah jo bata.

Bagi seorang bapak/mamak di Minangkabau kalau tidak memberikan bimbingan sungguh-sungguh terhadap anak kemenakan, tidaklah diketahuinya sah dan batal.

443. Pandai mangulai ambuang-ambuang, bak umpamo gulai kincuang, baunnyo maimbau imbau, tapi rasonyo amba sajo.

Seseorang yang senantiasa berjanji muluk, tetapi sekalipun tidak terpenuhi.

444. Pangka kusuik ujuang bakaruik, ikua kupiak kapalo randah.

Seseorang yang selalu bersifat ragu dan enggan karena kurang pengetahuan dan pengecut.

445. Pandai batanam tabu dibibia, pandai baminyak aia.

Orang yang selalu bermulut manis, tetapi di hatinya bersarang dengki dan khianat.

446. Pusek jalo kumpulan ikan, pucuak usah tarateh, urek ijan taganjak.

Pimpinan seperti ibu dan bapak, guru, merupakan tumpukan dari segala contoh baik dan buruk bagi anak-anaknya.

447. Pasa jalan dek batampuah, lanca kaji dek ba ulang.

Pengetahuan didapat dengan dipelajari, untuk lebih praktis harus diamalkan dalam kehidupan.

448. Pandai karano batanyo, tahu karano baguru.

Pengetahuan diperdapat karena belajar, pendidikan dan banyak bertanya kepada orang yang tahu.

449. Panjang namuah dikarek senteng namuah dibilai, singkek namuah diuleh, kurang namuah ditukuak.

Sebaik-baik manusia mau menerima nasehat dari pada orang lain dan menggakui kelemahannya.

450. Rarak kalikih dek minalu, tumbuah sarumpun jo kayu kalek. Kok habih raso jo malu bak kayu lungga pangabek.

Kalau rasa malu telah hilang dari manusia, maka manusia itu sulit untuk diarahkan kepada kebaikan, dan sulit untuk menyusun masyarakat.

451. Ratak indak mambao caro, rannyuak nan indak mambao hilang.

Persengketaan dalam rumah tangga dan keluarga, jangan mengakibatkan putusnya hubungan kekeluargaan.

452. Rumah tampak jalan indak tantu, angan lalu faham tatumbuak.

Seseorang yang ingin mendapatkan sesuatu, tetapi tidak mendapat jalan dan pengetahuan untuk mencapainya.

453. Raso aia kapamatang, raso minyak kakuali, nan bakabek rasan tali, nan babungkuih rasan daun.

Seseorang yang mempunyai hubungan kekeluargaan, sedarah, sekampung, senagari, senegara, dia akan selalu berpihak dalam pembelaan keluarga.

454. Rumah indak batungganai, kappa nan indak banangkodoh.

Masyarakat atau keluarga yang tidak mempunyai pemimpin, sama halnya seumpama kapal tanpa nakhoda.

456. Rumah gadangbaribapintu, nak tarang jalan kahalaman, kalau dikumpa saleba kuku jikok dikambang saleba alam.

Ajaran adat Minangkabau akan dapat dimamfaatkan untuk mengatur masyarakat, semenjak dari yang kecil seperti keluarga, sampai kepada yang lebih besar seperti negara dan dunia.

457. Riwayaik jambi lah tasabuik, panjang tajelo disilukah, barih balabeh mangkonyo cukuik, sampai ka hulu baru sudah.

Ajaran adat Minangkabau dengan segala persoalannya dapat dipahami apabila didalami. Adat sebagai kebudayaan dan adat sebagai budi pekerti.

458. Rupo mangatokan harago, kurenah manunjuakan laku, walau nan lahia tampak dek mato, nan bathin tasimpan dalam itu.

Kalau dipelajari ajaran adat yang dihimpun dalam pepatah petitih, mamang dan bidal, mengandung arti lahir dan bathin.

459. Raso dibaok naiak, pareso dibaok turun.

Pembinaan pribadi yang baik hendaklah dimulai dalam lingkungan anak kemenakan.

460. Raso kabarek dilapehkan, raso kasulik dielakkan, bak cando mangganggam baro.

Seseorang yang tidak bertanggung jawab kepada tugas dan kewajibannya.

461. Surang makan cubadak, sadonyo kanai gatahnyo, saikua kabau bakubang sakandang kanai luluaknyo.

Sesuatu perbuatan yang tercela menurut adat dan agama di Minangkabau yang dikerjakan oleh seorang anggota masyarakat, maka malu dirasakan oleh seluruh anggota kaum yang lain.

462. Sio-sio- nagari alah, kalau cilako utang tumbuah.

Pekerjaan yang sia-sia dan berbahaya akan mengakibatkan kerugian bersama, berbuat salah mengakibatkan terjadinya hutang.

463. Sayang di anak dilacuti, sayang di kampuang ditinggakan.

Kalau sayang kepada anak jangan dibiarkan dia mengerjakan yang tidak baik, harus dimarahi. Kalau cinta sama kampung harus ditinggalkan untuk mencari pengetahuan untuk disumbangkan akhirnya kelak.

464. Sadang manyalam minum aia, sadang badiang nasi masak.

Sesuatu pekerjaan yang dapat dikerjakan sambil lalu, dengan tidak mengurangi kepada pekerjaan yang sedang dilakukan.

465. Senteang bilai mambilai, panjang karek mangarek.

Hendaklah memberikan pertolongan kepada teman yang sedang dalam kesusahan, dan memberi nasehat kalau dia terlanjur.

466. Satitiak jadikan lauik, sakapa jadikan gunuang.

Berusahalah dengan dasar pengetahuan yang ada untuk melanjutkan mencapai pengetahuan yang lebih tinggi.

467. Suri tagantuang ditanuni, luak taganang kito sauak.

Tentang ajaran adat yang secara mutlak dilaksanakan, tanpa dimusyawarahkan.

468. Sakalam kalam hari sabuah bintang bacahayo juo.

Tidak seluruh orang keluar dari garis kebenaran, sekurang-kurangnya satu orang ada yang menegakkannya.

469. Sabanta sakalang hulu, salapiak sakatiduran.

Dua orang berteman secara akrab yang sulit untuk dipisahkan.

470. Sandi banamo alua adat, tonggak banamo kasandaran.

Hikmah rumah adat di Minangkabau, yang sendinya kebenaran bersama, sandaran kuat hukum adatnya.

471. Sasiuak namuah ka api, salewai namuah ka aia.

Seseorang yang ingin mendapatkan sesuatu dengan cara yang tidak baik.

472. Satali pambali kumayan, sakupang pambali katayo, sakali lancuang kaujian, salamo hiduik urang indak picayo.

Haruslah bersifat jujur dan benar dalam pergaulan, kalau kelihatan kecurangan satu kali selamanya orang tidak percaya lagi.

473. Syarak banamo lazim, adat nan banamo kewi, habih tahun baganti musim, buatan nan usah diubahi.

Bagaimanapun kesulitan yang dihadapi, kesengsaraan yang dialami, tetapi keputusan bersama jangan dirobah.

474. Siang manjadi tungkek, malam manjadi kalang.

Hendaklah pegang dan amalkan setiap pelajaran yang baik dan nasehat orang tua.

475. Sungguahlah kokoh adat Minang, mambuek adat jo limbago, malangnyo panjajah datang, rusaklah adat dibueknyo.

Adat Minang yang kuat dan kokoh dulunya telah banyak dirusak oleh penjajah dizaman lampau.

476. Satuntuang tabu dek ulek, satuntuang sajo kito buang.

Seorang berbuat salah jangan semua keluarga dibenci.

477. Sirauik tajam batimba, tak ujuang pangka manganai, sudu-sudu batimba jalan, ditakiak kanai gatahnyo. Kalauik tuah takaba, bumi jo langik nan mananai. Duduak dikampuang jan umbilan, kandang buek tumpuan tanyo.

Seharusnya setiap orang Minangkabau mengetahui tentang seluk beluk filsafat adatnya, karena semua bangsa mengenal keunikan adat Minangkabau itu, terutama tentang sistim kekerabatannya dan matrilinialnya.

478. Siriahlah pulang kagagang, pinanglah suruik katampuaknyo. Karih baliak kasaruangnyo, baju tasaruang ka nan punyo, ameh pulang katambangnyo.

Suatu benda berharga yang sudah lama tidak ditemui, sekarang kembali kepada yang empunya semula, seperti merebut tanah air dari tangan penjajah, sampai kita merdeka.

479. Sadang baguru kapalang aja, lai bak bungo kambang tak jadi. Kunun kok dapek dek mandangga, tidak didalam dihalusi.

Setiap menuntut pengetahuan jangan putus ditengah, dan kurang mamfaatnya dengan mendengar saja, kalau dibandingkan dengan belajar sesungguhnya.

480. Sabab karano dek baitu, tumbuahlah niaik dalam hati, nak manuruik tambo nan dahulu sajarah adat nan usali.

Kalau ajaran adat telah dapat dipahami kemana masyarakat hendak dibawa oleh ajaran adat itu maka akan timbullah hasrat untuk mendalamnya.

481. Sangajo guno diuraikan, kahadapan nan basamo, untuak nak samo dipikiakan, nak samo dirunuak nan tujuan.

Penggugah hati para pembaca terutama putra Minang untuk mendalami filsafat adatnya.

482. Satinggi-tinggi malantiang, mambubuang ka awang-awang, suruiknyo katanah juo. Sahabih dahan jo rantiang, dikubak dikulik batang, tareh panguba barunyo nyato.

Adat Minangkabau tidak akan bisa dipahami secara baik, apalagi untuk dihayati dan diamalkan tanpa mendalami sungguh-sungguh.

483. Santan babaleh jo tubo, nikmat babaleh jo sansaro.

Kebaikan yang pernah diberikan seseorang kepada orang lain, tetapi balasannya dengan yang buruk.

484. Saumpamo aua jo tabiang, umpamo ikan jo aia.

Pergaulan yang baik saling bantu membantu dan kuat menguatkan, dan saling membutuhkan.

485. Sikujua baladang kapeh, kambanglah bungo karawitan. Kok mujua mandeh malapeh bak ayam pulang kapautan.

Setiap orang pergi merantau mengharapkan kehidupan yang baik dan pendapatan yang akan dibawa kekampung halaman.

486. Tak lakang dek paneh tak lapuak dek hujan, dianjak tak layua, dibubuik tak mati.

Kebenaran yang dikandung oleh Adat Minangkabau, karena ajarannya bersumber dari ketentuan alam yang disusun jadi pepatah yang senantiasa kebenarannya tidak dapat dibantah.

487. Tabujua lalu tabalintang patah.

Untuk mempertahankan kebenaran hendaklah dengan kegigihan yang sungguh-sungguh.

488. Tarandam-randam indak basah, tarapuang-apuang indak hanyuik.

Sesuatu perkara yang tidak jelas duduknya, selesai tidak diusutpun tidak.

489. Tak ujuang pangka mangganai, saragi baliak batimba.

Seseorang yang mempunyai pengetahuan dan alat-alat yang lengkap, yang dapat dipakai serba guna.

490. Tasingguang kanai miangnyo, tagisia kanai rabehnyo.

Kesalahan yang dibikin oleh seseorang, merembet-rembet kepada orang lain.

491. Tak siriah pinang mamalan, tak pasin anguakpun tibo.

Seseorang yang pandai mengikat seseorang dengan suatu perhitungan.

492. Tak laju bandiang mamacah, tak lalu dandang di aia, digurun ditajakkan juo.

Seseorang yang berpikiran jahat kepada orang lain, dia selalu berusaha untuk melaksanakan dimana dan kapan saja.

493. Tatungkuik samo makan tanah, tatilantang samo minum ambun, tarapuang samo hanyuik, tarandam samo basah.

Kerja sama yang baik dalam masyarakat, kesatuan hati dan pikiran, kesatuan pendapat dan gerak adalah pokok utama.

494. Titiak buliah ditampuang, maleleh buliah dibaliak.

Hasil kerja sama yang baik ini akan dapat dinikmati bersama oleh orang banyak.

495. Tagak indak tasundak, malenggang indak tapampeh.

Seseorang pemimpin yang punya wewenang penuh dan wibawa.

496. Talalok talalu mati, manyuruak talalu hilang.

Seorang pandai yang meinsulirkan diri dari masyarakat dan tak ingin bertanggung jawab.

497. Tinggi lonjak gadang galapuah, nan lago dibawah sajo.

Sifat seseorang yang senantiasa segala pandai dihadapan orang yang tak tahu, tetapi sebenarnya kosong belaka.

498. Tampek bagantuang nan lah sakah, bakeh bapijak nan lah taban.

Kehilangan orang yang akan membimbing dan membela, si anak kehilangan ayahnya.

499. Talangkang carano kaco, badarai carano kendi, padi nan samo rang gantangkan. Bacanggang karano budi, bacarai karano baso, itu nan samo rang pantangkan.

Berpisah dan berpecah hati satu dengan yang lain akibat budi telah rusak dan karena kurang sopan sangat tidak di ingini dalam adat Minangkabau dalam bergaul dengan siapa saja.

500. Hiduik batungkek batang bodi, mati bapuntiang ditanah sirah. Jikok  pandai bamain budi, dalam aia badan indak basah.

Dalam pergaulan kalau budi selalu diamalkan dan menjadi perhatian terhadap diri dan orang lain, keuntungannya sangat banyak sekali.

501. Samo bapokok babalanjo, samo bajariah bausaho.

Cara yang baik dalam menegakkan usaha dalam pertanian, perdagangan dsb.

502. Surang bajariah bausaho, surang bapokok babalanjo.
Cara dimodali melaksanakan suatu usahapun dapat dilaksanakan asal dengan perhitungan yang masak.

503. Sabuik nyato tarapuang, kok untuang batu jaleh tabanam, ikhtiar mamiliah untuang manyudahi.
Yang jadi kewajiban bagi kita manusia berusaha sejauh kemampuan dalam mencapai kehidupan yang baik kalau telah dilaksanakan dengan segala persyaratan yang wajar dan berlaku, hasilnya kita serahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Tetapi Tuhan telah menjanjikan siapa yang berusaha dengan baik akan diberi rezki sesuai dengan apa yang telah diusahakan.

504. Anggang lalu atah jatuah, Pulang pagi babasah-basah. Cupak panghulu kok tasintuah, kampuang halaman kaluah kasah.
Penghulu/pemimpin yang tidak tahu peraturan akan mengakibatkan masyarakat dan kampung halaman kucar kacir.

505. Anggang lalu atah jatuah balam sadundun jo marabah, Panghulu kalau takicuah, anak kamanakan namuah tajuah.
Penghulu/pemimpin yang mudah dipengaruhi orang lain, mengakibatkan kehancuran masyarakat yang dipimpinnya.

506. Alah bauriah bak sipasan, kok bakiek alah bajajak, muluik panghulu nak nyo masin pandai bagaua jo rang banyak.
Penghulu/pemimpin yang pandai mendekati dan menggauli masyarakatnya, yang dia menjadi pemimpin yang disegani dan berwibawa.

507. Alah bauriah bak sipasan, kok bakiek alah bajajak, mangingek putaran musim, sandi adaik jan dianjak.
Bagaimanapun suasana berobah musim berganti, penghulu tetap orang membela kebenaran.

508. Adaik dunia baleh mambaleh, adaik tapuak jawek manjawek, sifaik dubalang kalau tapakai, banyak rakyaik kama upek.
Penghulu adalah pemimpin yang sifatnya lunak lembut ramah tamah. Kalau pemarah main hakim sendiri tidak disukai rakyat.

509. Alah bakarih samparono, bingkisan rajo Majopahik, tuah bassabab bakarano, pandai batenggang dinan rumik.
Pemimpin yang disegani ialah yang bisa mengambil suatu tindakan disaat genting tetapi bijaksana.

510. Alun rabah lah ka ujuang, alun pai lah babaliak, balun dibali lah bajua, balun dimakan lah baraso.
Seorang pemimpin pandangan dan pemikirannya jauh kedepan, memperhitungkan kemungkinan kemungkinan yang akan terjadi.

511. Alun bakilek lah bakalam, bulan lah langkok tigo puluah, alun takilek lah tapaham, raso lah tibo dalam tubuah.
Seorang pemimpin harus arief bijaksana, memahami hal-hal yang terjadi dan mampu mencari jalan keluar dan memecahkan persoalan.

512. Aia janiah sayaknyo landai, ikan jinak sulik dicakau.
Tenang dan sabar ahli dalam memecahkan suatu permasaalahan yang terjadi, tetapi tidak bisa dipengaruhi.

513. Aia janiah sayaknyo landai, jalan rayo titian batu, kalau barundiang cadiak jo nan pandai, nan duo manjadi satu.
Kepandaian dan kecerdasan seorang pemimpin, bisa mewujudkan persatuan dalam masyarakat yang dipimpinnya, dan mendamaikan orang yang sedang bersengketa.

514. Alang tukang binaso kayu, alang cadiak binaso adaik, alang alim rusak ugamo, alang pandai rusak nagari.
Seorang penghulu/pemimpin yang kurang ahli dan bijaksana, membawa kerusakan dalam segala bidang.

515. Batang pua jo batang kincuang, ambiak umbuiknyo ado gunonyo. Disapuah bana ameh lancuang, kilek timbago nampak juo.
Pemimpin yang berpura-pura terhadap tugas kepemimpinannya, akan diketahui lambat laun oleh rakyatnya.

516. Angguak anggak geleang amuah, unjuak nan indak babarikan.
Cara pemimpin yang licik menghadapi Belanda dan Jepang diwaktu penjajahan demi kemerdekaan.

517. Bulek aia kapambuluah, bulek kato jo mufakat.
Musyawarah untuk mufakat perlu dilaksanakan oleh setiap yang disebut pemimpin dalam hal-hal yang patut dimusyawarahkan, dan sebagai cirri khas adat Minang.

518. Biduak lalu kiambang batauik, anjiang manggonggong musyafir lalu.
Suatu kejadian dalam kehidupan masyarakat yang seolah-olah dibiarkan untuk tidak menimbulkan sesuatu, sedang orang tidak terpengaruh karenanya.

519. Bulek baru digolekkan, picak baru dilayangkan.
Musyawarah untuk mufakat adalah suara bulat yang diterima dengan hati yang ikhlas atas sesuatu yang dimusyawarahkan.

520. Bulek ijan basuduik, picak ijan basandiang.
Kebulatan yang diambil tanpa tulus ikhlas menimbulkan hal yang kurang baik, karena yang ikut memutuskan karena rasa terpaksa.

521. Baiyo mangko bakato, batolan mangko bajalan.
Selalulah bermusyawarah setiap yang akan dilaksanakan, agar jangan jalan sendiri.

522. Bajalan bagageh-gageh, kacondoang mato yang banyak, pucuak bulek kalau tarageh alamaik tareh kan tahannyak.
Pemimpin/penghulu kalau sudah kelihatan budi oleh rakyatnya, alamat kewibawaannya akan hilang.

523. Bajua bamurah-murah, batimbang jawab ditanyoi, panghulu kalau lah pacah adaik nan indak baguno lai.
Kalau pemimpin dalam suatu masyarakat telah pecah, alamat aturan tidak akan jalan, adatpun akan hancur.

524. Bajalan bagageh-gageh kacondoang mato rang banyak, kalau salah jan mangareh nak bakawan jo rang banyak.
Karena manusia bersifat kilaf, andai kata terjadi pada seorang pemimpin akuilah secara terus terang, masyarakat akan menilai pemimpin yang baik.

525. Bajua bamurah-murah, ditanyo jawab batimbang, pemimpin indak samo arah disinan rakyat manjadi bimbang.
Lembaga pemimpin yang tidak satu kata dengan perbuatan, akan menimbul kebimbangan rakyatnya.

526. Bajalan lansuang kapandakian, baranti tantang nan data, kalau indak jaleh ujuang panantian, alun dipaciknyo lai tango.
Seorang pemimpin yang tidak mengetahui seluk beluk masyarakat dan sifat serta adat istiadat/agamanya, tidak akan berhasil memimpin masyarakat tersebut.

527. Biduak didayuang manantang ombak, laia dikambang manantang angin, nakodoh nan awas dikamudi, padoman nan usah dilapehkan.
Kalau seorang pemimpin yang telah menghayati seluk beluk dan sifat masyarakatnya sekali-sekali jangan diabaikan hal yang demikian.

528. Bintang kajora tabik sanjo, hilang manjalang tangah malam, bisuak manjadi bintang timua. Batiup angin di utara, salo manyalo angin topan, sinan adaik nyato paguno.
Kapan kekacauan telah memuncak, kenakalan telah menjadi-jadi, krisis moralpun demikian, orang akan mengetahui bagaimana pentingnya ajaran adat diamalkan dan dikembangkan serta dibina.

529. Bajanjang naiak batanggo turun, naiak dari janjang nan dibawah, turn dari tango nan diateh.
Bentuk pemerintahan yang demokrasi yang Pancasila, selalu mencerminkan dan melaksanakan kehendak hati nurani rakyat, dari rakyat untuk rakyat.

530. Bapucuak bulek baurek tunggang, babuah labek badaun rimbun, buah labek buliah dimakan, daun rimbun tampek balinduang kapanehan, tampek bataduah kahujannan.
Pemerintah seumpama kayu beringin besar berurat kebawah, daun rimbun tempat berlindung diwaktu panas dan hujan, yang selalu memikirkan kepentingan rakyatnya.

531. Bajalan manuju bateh, balaia manuju pulau.
Pemimpin mempunyai titik sasar dari cita-cita rakyatnya, dan berusaha mencapai sasaran tersebut.

532. Bak maelokan aua diujuang, bak maantakkan kayu bacabang.
Akibat yang ditimbulkan disebabkan kurang wibawa seorang pemimpin, dan tidak bulatnya kata yang dimufakati, rakyat sulit dikoordinir.

533. Bak mambao kambiang ka aia, bak mamburo abu dingin.
Rakyat sulit diarahkan dan kurang memberikan partisipasinya terhadap perintah pimpinannya.

534. Bajalan tatap di nan pasa, bakata tatap di nan bana.
Sifat yang harus dimiliki oleh seorang penghulu/pemimpin. Sanantiasa berbuat dan bertindak menurut undang-undang dan ketentuan yang berlaku, selalu tegak diatas kebenaran.

535. Bak manari indak batabuah, bak kampuang indak ba nan tuo, rumah indak batungganai, bak mangaleh samo gadang.
Suatu masyarakat yang kacau balau tidak terkendali oleh pimpinannya.

536. Baulemu kapalang paham, bapikia kapalang aka.
Seorang pemimpin yang tidak mengusai persoalan yang terjadi dalam masyarakat.

537. Budi indak namuah tajua, paham indak namuah tagadai.
Kehati-hatian yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin untuk tidak hilang kewibawaannya.

538. Baukua jambo jo jangkau, untuak baagak baagiahkan.
Seorang penghulu/pemimpin mempunyai ketentuan ketentuan tersendiri untuk menja-
ga prestisenya.

539. Bumi laweh bapadang lapang, gunuang indak runtuah karano kabuik, lauik indak karuah karano ikan.
Seorang pemimpin harus berdada lapang, berpikiran luas, sabar dan tawakkal.

540. Bajalan surang indak dahulu, bajalan baduo indak ditangah. Hemat cermatlah dahulu, martabat nan anam jan lah lengah.
Seorang pemimpin haruslah penuh dengan kehati-hatian dan senantiasa mengamalkan martabat yang enam menurut adat Minangkabau.

541. Bamato baliak batimba, tajam tak rago dek baasah, putiah nan indak dek bakilia, bapantang malapeh kaasahan.
Dengan filsafat keris penghulu mengandung arti pemimpin sifat adil dan benar, tidak bisa dipengaruhi, kalau tidak atas jalan yang benar.

542. Basasok bajurami, bapandam bapakuburan.
Syarat yang ada bagi seorang penghulu, juga menjadi syarat pemimpin pemerintahan (bangsa asli Indonesia)

543. Bapandam bapakuburan, balabuah batapian.
Syarat untuk suatu daerah yang diakui penuh menjadi suatu negeri.

544. Bakorong bakampuang barumah batanggo.
Mempunyai kelompok kaum dan rumah tangga, tempat kediaman.

545. Basawah baladang, babalai bamusajik.
Mempunyai daerah persawahan dan ladang tempat mencari kehidupan, dan berbalairong dan masjid, lambang kebesaran adat dan syarak.

546. Bulek jantuang dek kalupak, bulek aia dek pambuluah.
Ketentuan hukum tentang mengambil kata mufakat didalam adat.

547. Banyak andai jo kucindan, banyak galuik jo galusang.
Seorang pemimpin yang bicara tanpa dipikirkan dan tergesa-gesa dalam mengambil tindakan.

548. Balam nan lupo pado jarek, jarek indak lupo pado balam.
Dalam suasana perang perlu selalu dalam kewaspadaan atas setiap kemungkinan.

549. Bak bakayuah biduak kahilia, bak maimbau urang kadatang.
Suatu pekerjaan dalam masyarakat, karena kesadaran masyarakat tersebut sangat mudah dilaksanakan.

550. Badindiang sampai kalangik, baampang lapeh kasubarang.
Suatu persengketaan yang terjadi antara keluarga atau suatu negeri dengan negeri yang lain, yang sulit untuk diperbaiki kembali.

551. Balaia ka pulau bangka bao sirauit duo tigo. Kalau kaia panjang sajangka jan lah lauik handak didugo.
Kalau pengetahuan seorang pemimpin yang tidak lengkap, jangan dicoba memimpin suatu masyarakat yang kritis.

552. Bia tanduak bakubang asa paluang lai makan.
Biarlah pimpinan menurut kehendak masyarakat asal tujuan pimpinan yang baik dapat dijalankan.

553. Curi maliang taluang dindiang, tikam bunuah padang badarah, ibo diadat kato giliang turuikan putaran roda.
Suatu sistim untuk membina dan mengembangkan ajaran adat, harus disesuaikan dengan zaman pengamalan adat berbuhul sentak.

554. Data balantai papan licin balantai kulik
Sesuatu hasil mufakat yang akan dicapai hendaklah disesuaikan dengan kemampuan masyarakat yang dipimpin.

555. Dicari rundiang nan saiyo, dicari kato nan sabuah.
Cara mencari mufakat dalam suatu permusyawaratan.

556. Ditunkuik ditatilantangkan, dikana awa jo akia.
Tiap sesuatu dipikirkan semasak-masaknya, dipikirkan mudarat dan mamfaat.

557. Dibao ribuik dibao angin, dibao pikek dibao langaui. Muluik jo hati kok balain, pantangan adaik Minangkabau.
Berlain mulut dengan hati jangan terjadi bagi seorang pemimpin/penghulu, tidaklah menurut jalan adat.

558. Dago dagi mambari malu, sumbang salah laku paragai. Kalau lungga ganggam panggulu, cupak jo gantang katasansai.
Seorang penghulu kalau tidak kuat memegang peraturan adat, alamat aturan adat dan agama tidak akan dapat dihayati oleh anak kemenakan.

559. Dek gantang di Bodi Caniago, ditapuang batu dilicak pinang. Dituang adaik kalimbago, dimulai malukih undang-undang.
Cara nenek moyang membangun masyarakat dan kampung halamannya, membikin adat dan lembaga menjadi aturan.

560. Dalam awa akia mambayang, sungguah mujua tuah manjawek, panggang babaliak dipikiakan, supayo dipagang taguah dipacik arek.
Bagi seorang yang telah dipilih menjadi pimpinan haruslah dipikirkan tanggung jawab yang diserahkan masyarakat kepadanya.

561. Dibao ribuik dibao angin, dibao langau dibao pikek, barih balabiah kok tabungin urek tunggang namuah tabukek.
Kalau aturan adat dan undang-undang serta hukuk adat tidak dijalankan secara jujur oleh penghulu, alamat menghancurkan kemurnian adat Minangkabau.

562. Dalam bulek bapasagi, dalam duo tangah tigo. Angguak anggak geleang amuah, unjuak nan indak babarikan.
Sifat yang tidak boleh dipakai dalam masyarakat kecuali terhadap musuh negara.

563. Duduak sarupo rang kamanjua, tagak saroman rang ka mambali.
Seseorang yang bersifat berpura-pura, membela dan menegakkan keadilan tetapi sebenarnya menghancurkannya.

564. Dikirai mangkonyo basah, dilampok mangkonyo kariang.
Sesuatu kejadian yang sifatnya tetek bengek, tetapi kalau tidak pandai cara mentekelnya akan menjadi besar.

565. Diliek jo aka budi, muluik manih baso katuju, budi haluih bak lauik dalam.
Cara seorang pemimpin membawa masyarakatnya kepada jalan yang benar diyakinkan dengan cara sebaik-baiknya.

566. Dipahaluih andai rundiang, dipabanyak ragam kecek, dipagadang tungkuih rabuak padi dikabek jo daunnyo.
Cara membawa orang yang keras kepala kepada jalan yang benar, dengan segala cara dan kebijaksanaan.

567. Dahulu rabab nan batangkai, kini lagundi nan baguno, dahulu adaik nan bapakai, kinilah pitih nan paguno.
Pengaruh materiil akan menghilangkan rasa ajaran adat kalau tidak dibina kembali dengan cara sungguh-sungguh.

568. Elok nagari dek panghulu, sapakaik manti jo dubalang, kalau indak pandai mamacik hulu, alamaik sapuah kamanggulang.
Kalau tidak pandai jadi pemimpin alamat masyarakat akan kucar kacir, keadilan sukar ditegakkan, apalagi mencapai kemakmuran.

569. Elok tapian dek nan mudo, manjadi tuah pandapatan, kalau indak pandai jadi nakodoh alamaik kapa karam di daratan.
Kalau tidak ahli jadi pemimpin sama artinya karam rakyat didaratan. tujuan tidak akan tercapai tetapi kemelaratan rakyat akan terjadi.

570. Elok nagari dek panghulu, rancak tapian dek nan mudo, kalau ka mamagang hulu, pandai-pandai mamaliharo puntiang jo mato.
Kalau akan jadi pemimpin tahu menjaga sesuatu akibat yang akan terjadi, dengan mengetahui sebab yang dihadapi.

571. Elok nagari dek panghulu, elok musajik dek tuangku, elok tapian dek nan mudo, elok rumah dek bundo kanduang.
Unsur-unsur pimpinan yang merupakan potensi yang menentukan dalam masyarakat Minangkabau.

572. Falsafah pakaian rang panghulu, didalam alam tanah Minang. Kalau ambalau maratak hulu, puntiang tangga mato tabuang.
Kalau kiranya pemimpin memberikan ajaran yang salah kepada rakyat baik dengan tingkah laku ataupun perbuatan, akan lebih berbuat dari itu.

573. Gadang buayo dikualo, gadang garundang dikubangan, samuik barajo diliangnyo.
Setiap pemimpin berkuasa atas daerah yang dipimpinnya.

574. Gunuang timbunan kabuik, lurah timbunan aia, lauik timbuanan ombak, gunuang timbunan angin.
Seorang pemimpin harus berlapang dada, karena segala persoalan masyarakat akan bertumpuk padanya.

575. Gadanglah aia disitangkai, gadang nan sampai kaulakan, nan sabuah usah diungkai, nan rumik usah dikatokan.
Seorang pemimpin harus menyimpan rahasia, begitupun perkataan yang tidak patut diucapkan.

576. Gadang usah malendo, panjang usah malindih, cadiak usah manjua, laweh usaha manyaok.
Kecerdasan pimpinan jangan dpergunakan kepada hal-hal yang akan merugikan.

577. Guntiang nan dari Ampek Angkek, dibao urang ka Mandi Angin, dipinjam urang ka Biaro. Kok datang gunjiang jo upek, sangko sitawa jo sidingin, baitu pamimpin sabananyo.
Biasa pemimpin diupat dan dipuji, karena banyak rakyat yang memberikan penilaian yang berbeda pandangan seluruhnya diterima dengan kepala dingin.

578. Gulamo mudiak ka hulu, mati disemba ikan tilan, kanailah anak bada balang, Pusako niniak nan dahulu, lai babuhua bakanakkan, kini manjadi undang-undang.
Pusaka nenek moyang dahulunya, masih tetap merupakan aturan yang dapat disumbangkan dalam membangun negara dan bangsa, serta kampung halaman.

579. Gadang karano dianjuang, tinggi karano dilambuak, tumbuah karano ditanam.
Perlu diingat oleh setiap penghulu/pemimpin bahwa dia adalah dipilih dan dibesarkan oleh rakyatnya.

580. Hari paneh tampek balinduang, hari hujan bakeh bataduah.
Pemimpin adalah tempat mengadukan nasib dan memperjuangkan hidup rakyat yang dipimpinnya, tempat bertanya dan musyawarah.

581. Hitamnyo manahan tapo, putiahnyo manahan sasah.
Cara seorang pemimpin memegang kebenaran dan keadilan, tidak mudah merobah pendirian dan tidak bisa dipengaruhi.

582. Hanyuik nan kamaminteh, hilang nan kamancari, tarapuang nan kamangaik, tabanam kamanyalami.
Tugas pokok pemimpin dalam membimbing masyarakatnya, setiap yang terjadi pemimpin ikut memberikan petunjuk.

583. Ilia sarangkuah dayuang, mudiak saantak galah.
Kesatuan pendapat dan arah perlu bagi pemimpin pemimpin.

584. Jalan dialiah dek rang lalu, cupak dipapek rang mangaleh, adaik dialiah dek rang datang.
Kalau kurang hati-hati ekonomi dan kebudayaan adat istiadat akan dapat dijajah oleh bangsa asing yang senantiasa berusaha untuk merobah kebudayaan asli kita.

585. Jauah nan buliah ditunjuakkan, dakek nan buliah dikakokkan.
Data-data dan informasi yang dapat ditunjukkan dengan kenyataan dalam sesuatu.

586. Jarek sarupo jo jarami disinan balam mangko takicuah.
Dalam suasana kacau perlu pemimpin berhati-hati terhadap musuh dalam selimut.

587. Jan duo kali urang tuo kahilangan tungkek, jan duo kali pisang babuah, indak tamakan lai dek baruak.
Jangan sampai berulang lagi kerusuhan yang pernah terjadi, seperti penikaman dari belakang didalam negara kita.

588. Kamudiak saantak galah, kailia sarangkuah dayuang, sakato lahia jo bathin, sasuai muluik jo hati.
Untuk melaksanakan sesuatu pekerjaan dalam masyarakat, pemimpin-pemimpin harus satu kata dengan perbuatan, seiya dan sekata.

589. Kateh nyatolah sapucuak, kabawah nyatolah saurek.
Cara yang dikehendaki dalam mencapai suatu kebulatan dalam masyarakat. Mufakat yang sebenar-benar bulat yang lahir dari hati yang bersih.

590. Kato panghulu manyalasai, mandareh kato dubalang, adaik kok kurang takuasoi dunia akhirat takupalang.
Ajaran adat basandi syarak kalau kurang didalami dunia akhirat akan sengsara.

591. Kamanakan barajo mamak, mamak barajo panghulu, panghulu marajo kamufakat, mufakat barajo ka nan bana, bana manuruik alua jo patuik.
Bentuk struktur pemerintahan menurut adat, yang memegang kekuasaan tertinggi adalah kebenaran yang menurut alur dan patut.

592. Kato manti kato baulang, kato alim kato hakikat, tagak di adat mangupalang, lipek pakaian jo mufakaik.
Kalau tidak sanggup menjalankan tugas menurut ketentuan yang digariskan oleh adat serahkan jabatan kepenghuluan kepada yang lain.

593. Katigo kato dahulu, nan baiak elok batapati, misa tawalak kapanghulu, kabek arek buhuanyo mati.
Pekerjaan pimpinan yang diserahkan kepada penghulu/pemimpin yang sebenarnya menurut adat, ikat erat buhul mati (bertanggung jawab)

594. Kalau batenggang di nan rumik, lauik budiman kiro-kiro, alam nan leba kalau sampik susunlah adaik jo limbago.
Andai kata dalam suatu masyarakat terjadi berbagai pelanggaran kembalilah kepada adat dan agama.

595. Kabalai bajanjang aka, kanaiak jalan bapintu, kalau pandai bamain aka, nan gaib dalam itu.
Kecerdasan seseorang pemimpin, melahirkan banyak rencana dan pemikiran untuk kepentingan masyarakatnya.

596. Kato manti kato baulang, dubalang kato mandareh, jauah hari pandai batenggang, nan singkek dapek diulehnyo.
Cerdik pandai yang sesungguhnya orang yang pandai mencari jalan keluar dalam suatu kesulitan yang dihadapi.

597. Kato panghulu manyalasai, kato alim kato hakikat, talamun patuik kito kisai, alua jo patuik nak saikek.
Setiap apa yang akan dimusyawarahkan selalulah didasarkan kepada alur dan patut (yang diterima akal ).

598. Kalau kulik manganduang aia, lapuak nan sampai kapangguba, rusaklah tareh nan didalam. Kalau panghulu bapaham caia, jadi sampik alam nan leba, lahia bathin dunia tanggalam.
Pemimpin/penghulu yang tidak mempunyai pendirian yang kokoh, akan membawa juga kepada kegagalan pimpinannya dan kehancuran masyarakatnya.

599. Kok janiah indak balunau, kok putiah indak bakuman, hati nan karuah dimaso lampau lah janiah ditimpo bana.
Kebenaran yang dapat dirasakan oleh masyarakat dan pemimpin akan membersihkan segala kekeruhan dan kekacauan yang timbul dalam masyarakat.

600. Kasudahan adaik kabalairungan, kasudahan gadang di panghulu, mamak kapalo kaum dalam koroang, mamaliharo kaum kaganti hulu.
Pemimpin adalah merupakan tukang gembala, dia selalu mengawasi tentang apa yg digembalakannya, dan akan dipertanggung jawabkan kepada Tuhan dan masyarakat.