MOMENTUM IBNU HAZM BELAJAR FIQH
Abu Bakr Muhammad bin Thurkan ath-thurki menceritakan tentang
sebab seseorang mau belajar ilmu fiqh. Adapun yang dia maksud adalah Abu
Muhammad bin Hazm rahimahullah. Ia
bererita bahwa dirinya mau mempelajari ilmu fiqh karena suatu saat dirinya
hadir ke masjid untuk menshalati jenazah.
Sembari menunggu jenazahnya datang, ia langsung duduk dan
tidak ruku’ (menunaikan shalat tahiyatuil masjid), lalu ada seseorang berkata
padanya, “Berdirilah dan lakukanlah shalat tahiyatul masjid!” mendengar
pernyataan tesebut lalu ia berdiri dan shalat dua rakaat tahiyatul masjid. Adapun
saat itu ia berusia 26 tahun.
Setelah selesai menshlatkan jenzah dan ia pulang ke rumah,
kemudian ia pergi ke masjid dan langsung ruku’ (menunaikan shalat tahiyatul masjid).
Lalu ada seseorang yang berkata kepadanya, “Hai fulan duduklah, duduklah…. !
sekarang bukan waktu shalat”. Hal itu ia lakukan setelah Ashar. Mengetahui dua
hal tesebut ia pergi dan merasa sedih.
Ia ceritakan kejadian tesebut kepada salah seorang gurunya,
hingga sang guru tersebut memerintahkan kepada Abu Muhammad bin Hazm untuk
pergi ke tempat seorang ahli fiqh yaitu Abu Abdillah bin Duhun. Kemudian Abu
Muhammad bergegas pergi ke tempat sang faqih tersebutdan mengabarkan peristiwa
yangterjadi padanya.
Lalu sang ahli fiqh tersebut mengarahkan agar Abu Mhammad
bin Hazm mempelajari kitab Muwatha’ Imam Malik,lalu ia baca kitabtesebut satu
bab demi satu dan beberapa kitab lainya, sampai akhirnya ia mampu mempelajarinya
selama 3 tahun. Baru setelah itu Abu Muhammad bin Hazm bisa membuat kesimpulan
atas dua kejadian yang menimpa dirinya saat itu. (Siyar ‘Alam Nubala’).